❇ 𝐏𝐫𝐨𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬/𝐀𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 ❇

5 3 0
                                    

Selepas kedua gadis itu keluar, Bulan menatap sekitar. Hari ini Matkul kedua diliburkan karena dosennya sedang ada kepentingan. Akhirnya Bulan sendirian, seharusnya saat ini dia yang masuk dan Luna yang diam sendirian disini. Tapi, posisi mereka ditukar mulai tiga hari yang lalu.

Sebelum pulang, Bulan berencana pergi ke Cafe. Karena perjanjian dengan Luna, Bulan mendapatkan mobil sebagai kendaraan. Sebenarnya dari pertukaran ini tak ada yang dirugikan jika dilihat dari sudut material.

Bulan disediakan rumah, identitas baru, dan segala macam keperluannya. Akan tetapi ada saja yang kurang. Orang-orang yang mencintainya hilang. Dari mulai Rechill, Bintang, Galaksi, Ratu Dahlia. Dan juga Surya.

Hah... Padahal baru tiga hari tapi Bulan sudah merindukan lelaki itu.

Ia tiba-tiba di cafe dekat universitas lalu masuk ke dalamnya seorang Ibu dan anaknya yang masih SMA menghampirinya. Ah iya nama Cafe nya Xander Cafe. Cafe yang sepi dan tak banyak pengunjung.

Awalnya Bulan heran kenapa Cafe dengan makanan dan minuman seenak ini sepi, padahal suasana di dalam cafe juga enak. Tapi sekarang Bulan tau kenapa alasannya. Dari yang ia dengar, pemilik cafe ini awalnya adalah orang kaya yang suaminya ditangkap karena dugaan penyuapan serta pengedar narkoba. Terlepas dari rumor itu Bulan menyukai cafe ini.

Kali ini pun ia memesan menu yang sama ditempat duduk yang sama. Agaknya tempat duduk itu menjadi tempat duduk sakral miliknya. Yang berbeda kali ini hanya didepannya sedang duduk seorang pemuda dengan tampilan yang urakan. Celana jeans robek-robek dan rambut panjang yang ia ikat kebelakang.

Dia Zio.

Entah darimana Bulan mengenal lelaki seperti ini.

"Ngapain kamu ikut kesini?"

"Gue bukan babu lo nona, jadi suka-suka gue."

Bulan mendengus kesal. Selalu saja seperti ini. Jawaban Zio dengan warna aura itu sangat Luna tidak suka. Dia terlihat tidak terlalu percaya dengan Bulan.

Apalagi jika dia memanggil Bulan dengan sebutan Nona. Sudahlah Bulan memilih untuk diam.

"Btw, gimana rumah? Ada yang dateng?" Tanya Zio tiba-tiba.

"Tunggu! Itu bukan rumah ilegal kan?" Zio tersedak.

Nampaknya Zio tidak terima, ia memajukan tubuhnya kedepan dan menopang dagunya dengan kedua tangannya. Dengan sebuah isyarat jari telunjuknya ia menyuruh Bulan untuk mendekat. Awalnya Bulan ragu-ragu tapi akhirnya ia mendekat juga.

Pltak...

Kepala Bulan dipukul dengan sendok yang ada dimeja itu oleh Zio. Hal itu membuat Bulan meringis kesakitan.

"Bego!"

"Maksud kamu apa main mukul gitu!"

"Karena lo nuduh gue beli rumah ilegal."

"Ya terus, maksud kamu bilang tentang ada yang dateng kerumah apa? Rentenir? Kepolisian? Apa gimana?"

"Nyokap gue."

Bulan terdiam sebentar. Maksudnya gimana? Nyokap?

Mata Bulan membelalak menatap Zio. "Itu rumah kamu?"

Zio menjentikan jarinya. "Binggo!"

"Terus rumah kamu yang sekarang ditinggalin sama kamu rumah siapa?"

"Punya gue juga."

"Hah?" Bulan berseru kaget

"Hah?" Sementara Zio bertanya bingung.

Bulan berpikir keras. Tapi akhirnya ia menggelengkan kepalanya. "Whatever, so kalo ada nyokap kamu kerumah, aku harus apa?"

"Bilang aja, nggak ada orang di rumah!" kata Zio.

I'M PRINCESS? IIWhere stories live. Discover now