"Iya bunda, papa, kasian mereka juga gak punya mama sama kayak kita, tulisan Marvel untuk hari ibu juga belum selesai karena kita sepakat gak selesaiin waktu itu karena sama-sama gak punya mama" tambah Kiara dengan wajah sendu saat mengingat janji mereka itu.

"El! Kak Aga! Kalian mau juga kan punya mama?" Tanya Aini pada Aga dan Marvel yang masih terdiam menatapnya, tersadar dari keterdiamannya Aga dan Marvel hanya mengangguk kaku.

Siren tersenyum melihat anak-anaknya yang begitu perduli pada Aga dan Marvel, ia kemudian beralih menatap Aga dan Marvel yang masih terdiam menatap ke arahnya.

"Sini Ga, Vel" ucap Siren memanggil Aga dan Marvel ke arahnya, kedua anak itu hanya menurut dan berjalan ke arah Siren.

Siren tersenyum sambil menyentuh pipi Aga dan Marvel.

"Bunda mau jadi bunda kalian, sekarang kalian juga anak-anak bunda, jadi mulai sekarang jangan pernah berpikir kalian gak punya ibu ya? Karena kalian punya bunda sekarang" ucap Siren lembut, Aga dan Marvel membulatkan mata mereka mendengar ucapan Siren.

"A-aunty mau jadi mama aku?" Tanya Marvel takut-takut, Siren hanya tersenyum dan mengangguk mendengar pertanyaan Marvel. Kalau Aga sih sudah berkaca-kaca, ia memang selalu seperti ini jika menyangkut sosok ibu.

"Hiks Kak Siren serius? A-aga gak terlalu gede buat jadi anak kakak? Di antara kami semua kan Aga yang paling gede kak? Emang gak apa-apa Hiks?"

Siren terkekeh melihat respon Aga, bahkan Leon dan teman-temannya yang lain sudah menahan tawa mereka melihat wajah Aga yang sekarang sudah memerah karena menangis.

"Gak apa-apa Ga, malah bunda seneng bisa punya anak yang udah gede, itu tandanya kamu bisa temenin bunda jaga adik-adik kamu"

"Huwaa bunda! Hiks makasih" Aga berhambur ke pelukan Siren dan disambut baik oleh Siren, Siren menepuk-nepuk punggung Aga yang masih bergetar akibat tangisnya. Siren juga menarik Marvel ke dalam pelukan dan melakukan hal yang sama yang ia lakukan pada Aga kepada Marvel saat melihat mata anak itu juga berkaca-kaca.

Semua orang yang ada disana tersenyum kecil melihat pemandangan itu, hati mereka menghangat melihat rasa haru kedua anak laki-laki itu yang akhirnya bisa memanggil seseorang dengan panggilan bunda. Mungkin bagi sebagian orang ini adalah hal bisa seseorang menawarkan diri menjadi ibu bagi anak-anak itu, tapi tidak bagi anak-anak itu, hal ini merupakan hal yang sangat luar biasa. Disaat mereka akhirnya bisa memanggil seseorang dengan panggilan bunda dan merasakan kembali kasih sayang seorang ibu adalah perasaan yang sangat membahagiakan dan sepertinya tidak bisa di dapatkan bahkan jika ingin di beli oleh uang sekalipun.

"Udah berhenti nangis Ga, masa kamu nangis di depan adik-adik kamu sih?"

Mendengar ucapan Siren Aga langsung menghapus air matanya cepat, ia tidak mau terlihat lemah di depan adik-adiknya karena disini dia yang akan menjaga mereka, bukankah dia harus kuat jika ingin melakukan hal itu.

"Gak lagi kok bunda!"

"Bagus, jangan nangis ya anak bunda" Aga menggigit bibir bawahnya ketika air matanya kembali ingin jatuh mendengar ucapan Siren, semuanya seperti hal yang sudah lama tidak terjadi kembali terjadi, suatu yang sudah asing tapi Aga rindukan.

"Jadi Lo berdua juga jadi anak gue?" Tanya Leon menatap Aga dan Marvel dengan wajah congkak.

"Marvel cuman mau bunda"

"Aga juga"

Leon menatap dua bocah itu tidak habis pikir, bisa-bisanya mereka mengatakan itu kepada dirinya yang berperan penting sebagai seorang ayah disini. Siren dan teman-teman Leon yang lain sudah menahan tawa melihat wajah Leon yang ternistakan.

"Denger ya bocil, kalau kalian jadi anak Siren itu berarti kalian juga jadi anak gue juga paham?!"

"Terserah bang"

"Marvel Lo panggil gue papa ya? Kalau si Aga gak mau ya gak usah" ucap Leon kepada Marvel karena anak itu lebih kalem meski terkesan dingin, Marvel lebih menghormatinya dari pada Aga yang memang agak sedikit laknat.

"Iya Om"

"Papa Vel!"

"Iya Pah" ralat Marvel mengikuti keinginan Leon.

"Wahh Yon, Lo bener-bener udah jadi bapak-bapak sekarang" ucap Deo sambil terkekeh, Janu mengangguk menyetujui ucapan Deo.

"Bukannya Ivan juga anak Lo Yon?" Ucapan Galen itu membuat tawa Deo dan Janu berhenti, semua orang juga beralih menatapnya bertanya membuatnya menjadi salah tingkah.

"Sekarang kan Aga anak Lo, Aga kan adiknya Ivan, jadi Ivan juga anak Lo dong?"

"Galen dodol! Kayaknya gue terlalu lama ngebiarin Lo bergaul bareng Deo ama Janu, otak Lo jadi ikut gesrek! Gak gitu konsepnya dodol!" Ucap Leon membuat tawa mereka semua kembali meledak.


Jangan lupa Vote Teuv 💎

DaimmerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang