Elin menarik tangan Siren dan Vika secara bersamaan, ia menyeret kedua sahabatnya itu ke arah lapangan basket. Hari ini adalah hari pertandingan basket antara SMA Pancasila dan SMA Garuda. Elin sudah sangat menggebu-gebu ingin menonton pertandingan itu sedari tadi, tetapi Siren dan Vika yang merupakan anggota OSIS tentu saja sangat sibuk mengurusi jalannya pertandingan karena mereka adalah panitia. Setelah sekian lama menunggu Siren dan Vika bertugas akhirnya Elin dapat menyeret pergi kedua sahabatnya itu.
Elin sedikit kesusahan saat harus memegangi tangan Siren dan Vika dan salah salah satu lengannya menjepit gulungan kertas karton berisi kata-kata semangat untuk tim basket SMA mereka.
"Lo berdua jalannya cepetan dong! Entar keburu mulai pertandingannya!" Seru Elin jengah saat Siren dan Vika berjalan ogah-ogahan mengikutinya.
"Males ahh Lin, mending kita ke kantin aja, gue capek abis tugas tadi" ucap Vika dengan wajah memelasnya.
Elin mengehentikan langkahnya saat mendengar keluhan Vika, langkah Elin yang berhenti membuat langkah Siren dan Vika juga ikut berhenti.
"Dasar Lo gak solid! Ini SMA kita Lo yang tanding, kita sebagai teman-teman yang baik harus dukung sepenuh hati dong"
"Udah-udah gak usah debat, ayo ke lapangan nanti keburu mulai" ucap Siren menengahi kedua sahabatnya saat melihat Vika yang sudah siap membalas ucapan Elin.
Elin tersenyum senang mendengar ucapan Siren kemudian memeluk lengan gadis itu dan mengajaknya berjalan meninggalkan Vika di belakang mereka.
"Tungguin woi!"
***
Siswa dan siswi SMA Pancasila dan juga beberapa siswa siswi dari SMA Garuda yang datang sebagai suporter berkumpul di lapangan basket indoor SMA Pancasila untuk menyaksikan jalannya pertandingan kedua SMA yang sudah terkenal sering bersaing baik di bidang akademik maupun bidang olahraga itu.
Siren dan teman-temannya berjalan menuju tempat yang sekiranya memudahkan mereka untuk melihat jalannya pertandingan. Elin berteriak histeris saat melihat anak-anak tim basket mereka memasuki lapangan disusul anak-anak basket dari SMA Garuda, mereka berasalaman setelah itu masing-masing kapten basket maju untuk mengundi.
"SMA PANCASILA SEMANGAT!!"
Elin benar-benar berteriak sekuat tenaga saat bola basket itu di lambung kan ke udara dan langsung di ambil alih oleh Leon setelahnya. Berbagai macam teriakan terus terdengar dari siswa siswi berbeda sekolah itu. Sementara Siren, ia tidak bersuara ia hanya fokus ke satu titik dengan mulut terkatup tetapi hatinya lah yang terus-menerus berteriak.
"AYO YON! ADUHH JANGAN KESITU DONG! AMBIL BOLANYA!"
"BAGUS YON! DIKIT LAGI!"
"YEYYY!!"
Teriakan anak-anak Pancasila memenuhi lapangan Indoor itu saat Leon berhasil mencetak skor pertamanya.
"BAGUS YON! TERUS KAYAK GITU!" Teriak Janu yang juga menjadi salah satu suporter tim Leon.
"LEON GANTENG BANGETT!!"
"HUHUUU KENAPA DEO GEMES BANGET SIHH, RAMBUTNYA PAKE DI KUNCIR LAGII"
"GALENN GAK ADA OBAT SIHH!"
"LEONN SEMANGAT SAYANG!!"
Teriakkan terakhir ini menarik atensi Siren, ia seperti tidak asing dengan suara yang satu ini. Setelah beberapa saat mencari sang pemilik suara akhirnya tatapan Siren mengarah pada gadis mungil yang mengenakan seragam SMA Garuda dengan kertas karton yang ia angkat tinggi-tinggi dengan tulisan Fighting Leon sayang! Lo pasti bisa! Gadis itu menarik perhatian banyak orang karena seragam yang dipakainya adalah seragam SMA Garuda tapi ia menyoraki Leon yang notabenenya dari SMA Pancasila.
YOU ARE READING
Daimmer
Teen FictionLeon Jonathan Kendrick, Seorang pemimpin geng motor bernama Draks, dia adalah pemimpin dan di segani oleh anak-anak di tempatnya bersekolah bukan hanya anak-anak sekolah tetapi juga anak-anak jalanan, ayah Leon yang seorang pebisnis membuatnya menja...
