FOL - 15

5.2K 254 9
                                    

Happy reading ⋋⁠✿⁠ ⁠⁰⁠ ⁠o⁠ ⁠⁰⁠ ⁠✿⁠⋌








Levi melirik setiap pergerakan Eren yang sedang memilih-milih buku. Menatapnya lamat seraya berpikir apa yang membuat Mikasa bisa menyukai pria brunette itu. Tampan, tidak. Jelek, iya. Baik juga tidak, brengsek tentu saja.

Wajahnya berubah masam saat mengingat betapa kotornya dirinya. Tapi mau bagaimana lagi, sejauh apapun ia menghindarinya pria itu tidak akan pernah melepaskannya. Netra abu-abunya bergulir mengikuti langkah Eren menuju kearahnya. Eren duduk disebelahnya seraya memberikan sebuah buku.

Tentang buku, Levi jadi teringat akan sahabatnya. Setelah kembali ke Kerajaannya, ia berencana untuk menulis surat untuknya.

" Kenapa melamun? "

Levi tersentak kaget, ia menoleh.

" Buku apa yang kau bawa."

" Hahaha sebenarnya buku ini hanyalah buku biasa, akan tetapi jika kau membaca seluruhnya maka kau akan merasa takjub." Eren tersenyum lebar ketika Levi menerima bukunya. Pria raven itu menaikan sebelah alisnya.

" Humph..."

Eren setia mengamati bagaimana Levi membaca buku itu. Setiap gerak gerik matanya sangat lembut, membuat hatinya berdesir gembira. Tanpa disadarinya, tangan Eren terulur menyentuh pipinya. Sang empu merasa terganggu dan berhenti membaca.

" Bisakah tanganmu berhenti menyentuhku, kau sangat menganggu."

" Ah maaf..." Ucap Eren lirih, ia beranjak dari kursinya.

" Mau kemana-akh!! " Levi reflek menyentuh pinggangnya saat rasa sakit menyerbunya.

Eren segera mengangkat tubuh Levi lalu duduk di bangkunya sembari menaruh Levi di kedua pahanya. Tangan kirinya mengelus lembut pinggang si raven. Levi merilekskan punggungnya dengan bersandar di dada bidang Eren, memejamkan matanya dan menikmati elusan di pinggangnya.

" Apa begini sudah nyaman? "

" ... lebih baik." Balas Levi datar, ia mengambil buku lalu membacanya kembali.

" Aku bisa menunjukkan salah satu mantra dibuku itu."

Levi diam saja. Namun matanya melirik tangan kanan Eren yang terkepal didepannya. Sesaat ia salah fokus dengan perban yang melilit tangan Eren namun ia segera menarik fokusnya menatap telapak tangan Eren.

" Incendio..." Bisik pria tan ditelinganya

Wushh

Api berwarna biru seketika muncul setelah Eren membuka kepalan tangan kanannya. Levi spontan menjauh dari api itu, takut jika tiba-tiba mengenainya. Kekehan geli keluar dari bibir Eren melihat betapa imutnya Levi.

" Jangan khawatir, api ini tidak akan mengenaimu."

" Tetap saja aku harus waspada, kau sulit ditebak."

" Aku mudah ditebak jika itu kau yang menebaknya." Api tersebut padam, dengan perlahan Eren mengambil tangan kanan Levi, menggenggamnya.

" Kau ingin merasakan bagaimana sihir bekerja? "

Hembusan nafas hangatnya membuat bulu kuduk Levi merinding. Ia bergerak tak nyaman, lalu mengangguk kecil.

" Apa yang harus kulakukan."

" Cukup diam dan perhatikan."

" Hm.."

Setelah Eren mengucapkan sebuah mantra tiba-tiba Levi merasakan sensasi aliran listrik di tangan yang digenggamnya. Aliran listrik itu menjalar cepat menuju telapak tangannya. Levi mencoba menarik tangannya namun Eren menahannya.

Full Of Lust [EreRi]Where stories live. Discover now