FOL - 12

5K 242 9
                                    

Happy reading (⌐■-■)



Levi menggeliatkan tubuhnya, rasanya sangat gerah dan sesak seakan-akan ada seseorang yang mendekapnya... tunggu, mendekapnya? Kedua mata Levi seketika terbuka lebar setelah memikirkannya. Ia melirik ke bawah, benar saja ada tangan besar yang memeluk perutnya posesif.

Saat menoleh kebelakang, pipinya bertubrukan dengan dada bidangnya. Eren menggerang rendah, tangannya bergerak menuju dua bongkahan pantat yang menggoda milik Levi.

" Jangan bergerak sedikitpun atau aku akan menidurimu lagi..."

Nafas Levi tercekat, ia segera menurut dan mencoba tidak bergerak. Terus menerus dirangsang oleh pria brunette itu semakin lama bisa membunuhnya!

" Apa tidurmu nyenyak, Levi? "

" Mn."

" Jawab yang benar."

" Sangat nyenyak."

Eren mendengus geli, " Berterimakasih lah kepadaku."

" Kenapa aku harus melakukannya? "

" Setelah berhubungan badan denganku kau selalu berakhir tidur pulas. Aku senang melihatmu seperti itu, rasanya aku ingin menyetubuhimu setiap hari agar kau bisa tidur nyenyak."

" Brengsek." Desis Levi

Eren melepas pelukannya lalu berdiri seraya merenggangkan otot-ototnya. Levi mendelik tajam melihat bagaimana bersinarnya wajah pria brunette yang menghantui kehidupannya. Menyadari tatapan si raven, Eren pun mendekatinya.

" Apa kau sudah sadar? Kalau aku itu sangat tampan? "

" Tidak, kau tidak tampan sama sekali."

" Hahaha Pangeran, kata-katamu sungguh membuatku sedih."

" Apa peduliku." Levi acuh tak acuh, ia mendudukkan dirinya dengan pelan sesekali mendesis kesakitan saat merasakan perih.

" Sepertinya aku terlalu kasar." Eren terkekeh melihat tatapan tajam yang dilayangkan olehnya.

" Boleh ku bantu? " Tawarnya tak tega menyaksikan perjuangan Levi saat berjalan.

Levi menepis tangannya, " Minggir. Kau menghalangi jalanku."

-

-

-

" Kak, bagian bawahku rasanya sakit sekali." Ucap Mikasa sambil melihat ke bawah, Farlan menghampirinya dengan raut wajah bersalah.

" Tidak apa-apa, wajar kau merasakan sakit setelah berhubungan badan."

" Huft kalau begini aku tidak akan bisa berjalan."

Farlan mengelus rambut ravennya, " Aku akan membantumu berjalan."

Mendengar perkataannya membuat Mikasa salah tingkah, ia menggeser duduknya lalu memeluk Farlan dengan erat. Sesekali mencium pipinya.

" Mikasa, semalam aku benar-benar kehilangan kendali... seharusnya, aku tak melakukan hal ini kepada adikku sendiri."

" Sssttt jangan mengungkit hal itu lagi, aku tidak peduli karena yang aku inginkan hanyalah bersama kakak."

Farlan memejamkan matanya, bagaimana ia bisa menghilangkan perasaannya yang sudah lama tenggelam jika Mikasa malah membangkitkannya kembali.

" Bagaimana dengan Raja Jean, apa kau menyukainya? "

"...tidak terlalu. Sepertinya dia juga tidak menyukaiku." Ia menyandarkan kepalanya di bahu Farlan.

" Darimana kau tahu? "

Full Of Lust [EreRi]Where stories live. Discover now