FOL - 14

6.2K 249 40
                                    

Happy reading ⟵(๑¯◡¯๑)






" Kak mengapa kau berlari tergesa-gesa? " Tanya Mikasa setelah berhasil menyusul Farlan.

Tak juga mendapat respon, Mikasa segera berdiri di sebelahnya, tangannya terulur menyentuh pundak Farlan yang terdiam menatap langit.

" Kak? "

Kedua mata Mikasa melebar sempurna melihat ekspresi mengerikan di wajah Farlan. Ia menarik tangannya dan merasa khawatir.

" Kak? "

" Kakak! "

Farlan tersentak kaget, ia mengalihkan pandangannya dari langit menuju adiknya. Mikasa dapat melihat sorot kesedihan di kedua mata Farlan, ia pun mengelus sisi wajahnya dengan lembut.

" Katakan padaku ada apa? "

" Mikasa..."pupil matanya bergetar, " Aku yakin Levi berada di sini dengan seorang pria. Aku takut jika terjadi apa-apa padanya..."

" Kak, tenanglah. Mungkin saja Levi sudah pergi dari taman."

Farlan terdiam tak tau harus apa. Matanya menyipit tertuju pada sebuah bandana yang tergeletak di dekat kolam air mancur. Ia menyentuh tangan Mikasa pertanda menyuruhnya berhenti. Kemudian, ia berjalan kearah bandana itu, mengambilnya.

" Itu milik Levi."

Farlan menggertakan giginya setelah mendengar perkataan Mikasa. Ia semakin yakin jika Eren telah menyadari kehadirannya dan membawa Levi pergi. Ia tak bisa membiarkan adiknya berada ditangan pria itu.

" Penyihir bajingan."

" Kak?! A-apa yang kau bicarakan? "

" Mikasa, sekarang suruh para penjaga mencari Levi! "

" Ba-baik kak."

Farlan yang menyadari adanya ketakutan di diri adiknya segera menghampirinya. Ia mengecup dahinya.

" Maaf aku tidak bermaksud membentakmu."

" Aku mengerti kak...aku juga mengkhawatirkan Levi."

" Um, baiklah aku harus memberitahu hal ini kepada ayah dan ibu."

" Baiklah..."

Farlan pergi sendirian menuju ruang utama Istana Maria. Sepanjang perjalanan tangannya mencengkram erat bandana itu hingga memperlihatkan urat-urat tangannya. Farlan marah ketika mendekati awan tadi yang ia lihat hanyalah awan biasa. Tapi ia yakin, awan sebelumnya yang ia lihat adalah perbuatan dari kalangan penyihir, mereka bisa melakukan apa saja.

Dua penjaga membukakan pintu masuk untuknya, Farlan disambut hangat oleh ayah ibunya.

Kenny beranjak dari kursi kebesarannya, " Bagaimana nak? Apa kau menyetujui perjodohanmu? "

Kuchel tersenyum lebar, " Kuharap kau menyetujuinya nak. Karena sebelum penobatanmu menjadi Raja untuk menggantikan kedudukan ayahmu, kau harus sudah menikah."

Langkah Farlan terhenti, sang empu memejamkan matanya guna menetralkan emosinya. Setelah cukup reda, ia membuka matanya dan menatap lembut orangtuanya.

" Ayah...ibu, kehadiranku disini bukan untuk membicarakan hal itu tetapi ada sesuatu hal yang lebih penting."

" Apa itu nak? " Tanya Kuchel sedikit bingung

" Ayah, ibu aku mohon sekali untuk membatasi Levi dari Kerajaan Rose. Terutama menjauhkan Levi dari Putra mahkota Eren Jaeger."

Kenny yang dulu pernah bermasalah dengan kalangan penyihir pun penasaran.

" Berikan alasan kenapa kau berkata seperti itu."

Full Of Lust [EreRi]Where stories live. Discover now