Tubuhnya montok, pantat sintal dengan kulit putih, rambutnya hitam agak ikal, mata sayu dengan bulu mata lentik.

Alis rapi, bibir mungil berwarna sealaminya warna bibir, tahi lalat dibawah mata kirinya.

"Hai Yasyaaaaaaa~"

"Haiiii Adeoooooo~"

Adeo Dameswara, sahabat karib Ilara yang baru pulang dari Luar Negeri semalam, langsung mengurus kepindahan ke SMA Ilara agar bisa bersama Ilara terus.

Ilara menerima pelukan hangat dari Adeo, dia bisa merasakan empuknya tubuh Adeo setelah beberapa tahun mereka tak berjumpa.

"Kangen banget sama kamu..."

"Adeo juga kangen sama Yasyaaaa."

"Udah sarapan? Kamu bawa air minum kan? Jangan lupa sarapan."

Adeo merindukan ke possesive an Ilara, dia mengecup singkat pipi Ilara gemas.

"Adeo udah sarapan, udah bawa botol minum juga kok, tenang aja Yasya."

Ilara mengusap gemas rambut setengkuk Adeo yang agak ikal.

"Oke deh, ayo kita berangkat!"

"Ayooooo!"

"Eh, nanti aku kenalin kamu ke bestie in crime aku yah."

"Oh aku inget, sama si Eja, Egal, Johan, Akra, Alkio dan Handi kan?"

"Hehehe benerrrr!"

Adeo tertawa pelan, dia kembali memeluk Ilara dan mengelus rambut gadis ini, gadis yang sangat dia cintai sampai kapanpun itu.

Adeo sudah kembali, dia akan pastikan Ilara baik-baik saja selama ada dia disini.

"Ayo berangkat cantiknya Deo."

"Terima kasih manisnya Yasya."

Mereka tertawa bersama mendengar kata-kata barusan, penuh nostalgia, begitu hangat dan Ilara merindukan kehangatan ini.

Perjalanan menuju sekolah dilalui penuh keceriaan, sesekali Adeo akan bernyanyi karena suaranya memang sangat bagus.

Terkadang mereka akan saling melempar candaan, berakhir dengan Adeo yang mencebik kesal karena candaan Ilara.

Mereka sampai di sekolah dengan selamat, keadaan parkiran sekolah ramai dengan anggota geng Ragas.

Ilara mendengus malas, dia menguncir rambutnya ala ekor kuda lalu memakai jepitan lidi pemberian Akra.

"Cantik, Yasya selalu cantik."

"Hehe, makasih Deo."

Adeo tersenyum tipis, dia keluar dari mobil dan berjalan cepat kearah pintu Ilara, dengan gerakan lembut dia membuka pintu mobil dan mempersilahkan Ilara untuk keluar.

Kabar putusnya Ragas dan Ilara sudah menyebar, dan kini banyak sekali siswa yang mendekati Ilara.

Tapi sayang seribu sayang, semua usaha mereka sia-sia karena Ilara dikelilingi anggota inti Rageon.

Tak ada yang berani mendekat, terlebih setiap ada waktu lengang, Ilara pasti akan bersama salah satu anggota inti.

Entah itu Johan, Handi, Akra ataupun Eja.

Keseringan sama Egal dan Eja.

"Omo, bestie Eja udah sampeeeee."

Ilara melebarkan tangannya dan menerima pelukan hangat dari Eja, 3 hari pasca putus dari Ragas, Eja dan yang lainnya selalu menghibur Ilara.

Mereka akan jalan-jalan ke Ancol atau ke Dufan, untuk menghibur Ilara dari kesedihannya.

Lagipula Liaro menitipkan Ilara pada mereka, jadi sudah tugas mereka untuk melindungi dan menghibur Ilara.

"Wah, ini yang namanya Adeo kan? Hai Adeo, kenalin gue Eja."

"Dia bocil spongebob."

Eja langsung menampol wajah Egal yang menyebutkan bocil spongebob.

Adeo terkekeh pelan, dia merangkuh bahu Ilara lalu tersenyum "Kenalin gue Adeo, gue sahabat Ilara, kalian namanya siapa?"

"Gue Egal."

"Johan,"

"Alkio, ajudan Ilara."

"Gue Handi, FANBOY GARIS KERASNYA ILA!"

"Akra, wakil ketua Rageon, lo mau gabung ke Rageon gak?"

Adeo mengibas pelan "Nanti aja dibahas, dan lo siapa nih?"

Ragas tersentak, sedari tadi dia menatap kearah Ilara tapi gadis itu tak menatapnya sama sekali.

Ada perasaan sakit saat Ilara mengalihkan tatapannya dari Ragas, tak seperti biasa nya, Ilara pasti akan menatap hanya pada Ragas saja.

"Dia Ragas." ujar Egal mewakilkan.

Adeo mengulas senyum miring, dia mengecup pelan pipi Ilara lalu menatap jelas ekspresi Ragas yang mengeras.

"Oh hai, gue Adeo Dameswara, sahabat baik Yasya, lo siapanya Yasya?"

"Gue Ragas Maheskana, mantan Aya."

"Oh, mantan? Bagus deh jadi gue gak perlu ngerusak hubungan lo sama Yasya gue."

Tawa sarkas Ragas berikan "Yasya lo? Hahaha mimpi lo sialan!"

"Lo yang mimpi Ragas, lo ngelepas Yasya, dan sekarang dia bebas bersama siapapun termasuk gue dan teman-teman lo juga."

Ragas menggeram penuh amarah, dia berjalan cepat meninggalkan mereka semua disana, menyedihkan.

Rasanya Ragas tak terima kalau Ilara didekati banyak laki-laki, terlebih teman-temannya sendiri, menyedihkan.

Ragas kesal, sekaligus bingung.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя