📌IlaGas-15📌

Start from the beginning
                                    

"Arggh! Gue gatau!" Ragas lemas, akhirnya dia meraih singlet hitam dan boxer bergambar minion yang Ilara belikan 3 bulan lalu.

Setelah selesai mengenakan seragam, kini Ragas kembali bingung harus pakai parfum apa, dia mencengkram kuat rambutnya lalu meraih parfum asal.

Menyemprotkannya ke seragam lalu merapikan rambutnya sebentar.

"Oke, terus apalagi ya, oh iya turun dan sapa Mommy lalu sarapan, kok kaya orang tolol sih gue kalau gak ada jadwal dari Aya."

Ragas menghela napas lelah, baru pagi aja dia udah lelah karena harus mengurus keperluannya sendiri.

"Tapi, seru juga gak ada aturan begini, gue ngerasa bebas hahaha."

Ya, nikmati kebebasanmu sehari ini Ragas.

.....

"Lo kenapa sih? Misuh-misuh terus."

Ragas melirik sinis kearah Egal, dia tak mengindahkan ucapan Egal kemudian fokus ke depan.

"Lo ada bawa klipingan tugas Buk Indah?" tanya Eja tiba-tiba.

"Gue ada bawa." sahut Johan.

"Gue juga bawa."

Akra, Handi dan Alkio menunjukan klipingan yang dimaksud, sementara Ragas hanya terdiam seperti orang bego.

"Klipingan apa njir? Kok gue gatau!"

"Lah? Ilara gak ada ngingatin lo? Ck ck, biasanya Ilara selalu ngingatin lo soal tugas loh."

Ragas mengerang frustrasi seraya mengusap rambutnya kasar, sedari datang ke sekolah sampai ini hampir jam istirahat, Ragas tak bertemu Ilara.

Mana chatnya gak dibalas lagi, Ragas jadi stress sendiri.

Ilara benar-benar membebaskannya hari ini, bahkan tadi pagi Ragas merokok didepan Eja, tapi cowok itu santai dan gak cepu ke Ilara sama sekali.

Ada apa ini!?

"Kayanya Ilara capek sama lo."

"Harusnya gue yang capek sama dia."

"Kebalik tolol! Ila yang capek sama lo."

Ragas tak perduli, tapi ada hal baik hari ini, kata Mommy Clesya nanti sore Leoni bakal pulang dari Australia.

Leoni itu sepupu Ragas, dan sangat lengket bila sudah bersama Ragas.

Ragas merindukan Leoni, sangat!

Kalau boleh jujur, Leoni itu cinta pertama Ragas, cinta monyet semasa SD dan SMP, sebelum Leoni pindah bersama orang tuanya.

Memikirkan Leoni, Ragas melupakan kegilaannya hari ini karena diabaikan Ilara.

Jam istirahat tiba, Ragas langsung ngacir ke kelas Ilara.

Dia berdiri di depan pintu, menahan orang-orang yang hendak keluar, setelah menemukan dimana Ilara berada dia langsung berjalan kesana.

"Aya, gue ada buat salah?" tanya nya to the point.

Ilara menaikan sebelah alisnya, lalu menggeleng.

"Gak ada tuh."

"Terus, kenapa lo..cuekin gue seharian ini?"

Kekehan ringan Ilara berikan, dia menepuk pucuk kepala Ragas lembut.

"Hm, tidak ada apa-apa, little boy, keep calm."

"Serius kan? Gue gak ada salah kan?"

"Gak ada kok."

"Terus kenapa lo gak chat gue dan gak kasih jadwal kaya biasa?"

"Lupa."

"Sering-sering lupa ya, hehehe."

Ilara diam, kemudian tersenyum dan mengangguk "Ya, aku akan melakukannya."

"Bercanda gue Aya."

"Tapi aku serius, kamu benar-benar mau putus dan lepas dari aku kan?"

Ragas diam, dia ragu, sebenarnya iya dia mau putus, tapi dia gak mau sakit kalau lepas dari Ilara.

"Um, ya..gue mau putus sama lo..tapi gak sekarang."

Senyum kembali Ilara berikan "Baiklah."

"Maksud dari kata Baiklah, itu apa?"

"Ya baiklah kalau bukan mau putus sekarang, kamu harus kasih alasan yang mampu buat aku untuk ngelepas kamu, Heska."

Ragas jadi teringat perkataan Ferdinan beberapa minggu lalu.

"Bang, kalau lo mau putus dari cewek lo, mending lo selingkuh, gue jamin lo bakal lepas dari dia."

"Ide lo bagus, cuma gue gak tertarik sama siapapun kecuali Aya."

"Tapi katanya lo mau lepas dari dia."

"Iya lepas, tapi Aya tetap jadi milik gue."

"Itu sih, lo yang egois njir."

Ragas akan mengikuti ide Ferdinan, ya mungkin dia harus pura-pura selingkuh biar lepas dari kekangan Ilara.

Ide bagus.

📌Bersambung📌

Protective Ilara [End]Where stories live. Discover now