75 || Berpisah?

15.4K 996 66
                                    

Happy reading cantik<3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading cantik<3


>>•.•<<


"Hello everyone... Apa kabar hari ini?" seru Gidar heboh memasuki kelas 11 Ips 2.

Gidar tidak sendirian, cowok ke bule-bule an itu datang bersama keempat sahabatnya. Banyak pasang mata yang memandang takjub kepada mereka. Selain anggota inti Xabarca, kelima cowok itu memiliki pesona masing-masing yang membuat siapa saja kagum. Terlebih para kaum hawa.

"Mulut lo gatel ya kalo nggak teriak?" sengit Ragil meletakkan tasnya di atas mejanya.

"Menyapa orang itu baik, Gil. Apalagi di pagi hari yang cerah seperti ini," balas Gidar menuju tempat duduknya. Gidar terus berceloteh hingga tak menyadari lantai di dekat bangkunya masih basah.

"Gidar angkat kaki lo dari situ!" teriakan itu menggelegar dalam kelas yang berasal dari seorang gadis.

Silvia Letisya, ketua kelas 11 Ips 2.

"Salah ya?" Gidar mengernyit heran.

"Lantai nya masih basah. Liat tuh jejak sepatu lo, jadi kotor lagi lantainya." ujar Silvia menunjuk-nunjuk jejak sepatu Gidar di lantai.

Gidar melirik lantainya sejenak lalu mendudukkan tubuhnya di atas meja, "Ya tinggal di pel lagi aja bisa kan? Ribet banget lo." ucapannya santai.

"Lo pel sendiri! Lo pikir nggak cape apa?" ketus Silvia.

"Kalo cape ya istirahat, jangan marah-marah. Masih pagi juga." balas Gidar. Silvia berkacak pinggang, gadis itu memberikan pel kepada Gidar.

"Bersihin lagi!"

"Tanggung jawab, Dar." ucap Zelfan.

"Dasar ketua kelas songong, untung cantik lo," dumel Gidar mulai mengepel lantai disekitar tempat duduknya. Membersihkan jejak sepatutnya.

"Makasih, emang gue cantik." balas Silvia mengibaskan rambutnya ke wajah Gidar kemudian berlalu dari hadapan Gidar.

"Lantainya yang di pel, Gidar. Ngapain lo senyum-senyum gitu? Sakit lo?" Ragil terkekeh menangkap basah Gidar yang tengah tersenyum kepada Silvia.

"Diem lo. Bukannya bantuin juga,"

Ragil menyenggol lengan Zelfan, menunjuk Gavin dan Rakael yang sedari tadi hanya diam di bangku mereka. Sejak pagi ketika mereka sampai di sekolah bersama-sama, kedua cowok itu tampak saling diam. Kali ini Gavin yang terlihat seperti sedang menghindari Rakael.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang