Absurd Quintuplets (14)

15 7 0
                                    

___

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***

Raiden menatap pedih ke arah kucing kesayangannya yang baru saja meregang nyawa. Tanpa terasa, air mata Raiden mengalir begitu saja. Baskara, nama kucing milik Raiden sudah diasuh oleh Raiden semenjak brojol padahal Raiden tidak tahu bagaimana nasab Baskara, tapi Raiden menyayangi kucingnya tersebut sepenuh hati.

"Gue gagal jaga Baskara," ujar Raiden menatap sendu Baskara.

"Lo nggak gagal, Raiden. Lo udah berusaha semaksimal mungkin bahkan lo sampai bawa Baskara ke dokter kucing," lontar Raindra.

"Benar yang dibilang sama Raindra, Den. Ingat, ya, setiap yang hidup pasti akan mati. Sabar, ya!" Raina menepuk bahu Raiden untuk memberikan kekuatan.

"Sekarang, kita kubur aja Baskara," ucap Rayya seraya mengusap air matanya yang berjatuhan tanpa komando.

"Benar yang dibilang Rayya. Kasihan Baskara kalau lama dikubur."

"Oke."

Raiden menggendong tubuh Baskara untuk terakhir kalinya. Mereka berjalan ke belakang rumah untuk menguburkan Baskara. Raiden mendekap tubuh Baskara yang sudah tak bernyawa dengan erat. Perpisahan memang ditandai dengan kesakitan yang sangat luar biasa.

"Baskara udah nggak ngerasain sakit lagi, Den," ujar Raina.

Mereka tahu bagaimana rasa sakit yang dirasakan oleh Raiden. Bahkan, lelaki itu sudah semenjak kemarin  muram bercampur sedih dan inilah puncaknya Raiden menangis bahkan sampai terisak-isak.

"I did not take care of Baskara, tapi gue ikutan nyesek kehilangan Baskara. Kuat, Raiden!" kata Raisa sambil menepuk bahu Raiden.

"Ayo, Raiden. Kasihan Baskara-nya," lontar Raindra sambil menunggu Raiden memasukkan Baskara ke dalam tanah.

Raiden menarik napas lalu mengembuskannya perlahan. Dengan sekuat hati, Raiden langsung jongkok lalu memasukkan ke dalam lubang. Setelahnya, Raindra mengubur Baskara di saat itulah tangisan Rayya pecah sedangkan Raiden menatap kosong ke arah nisan yang baru saja diletakkan oleh Raina.

"Udah, Ya, jangan histeris begini kasihan, Raiden," ujar Raisa sambil menenangkan Rayya.

"Nggak bisa berhenti nangisnya. Sakit, Raisa," ujar Rayya dengan tersengal-sengal.

"Iya, gue tahu."

Raiden mengusap nisan tersebut lalu tersenyum sangat tipis. Kenangan bersama Baskara langsung terputar di otaknya. Baskara telah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Baskara sudah mewarnai sebagian besar kehidupan Raiden.

"Selamat berpulang, Baskara. Tenang di sana, ya. Benar, Baskara udah nggak ngerasain sakit lagi dan Raiden senang dengarnya. Sampai jumpa, Baskara di waktu yang berbeda!"

"Untuk gue, Baskara memang bukan siapa-siapa, tapi nyatanya Baskara menjadi sangat berarti untuk Raiden. Karena Baskara juga turut andil dalam mengisi episode kehidupan Raiden. We love you, Baskara," lirih Raina mengatakannya bahkan bola matanya juga turut berkaca-kaca.

Absurd Quintuplets (END)Where stories live. Discover now