Absurd Quintuplets (9)

34 12 24
                                    

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Raindra mendengkus dengan kesal ketika membuka panci yang berisi bubur buatan Raina, yang benar saja, bubur tersebut gosong dengan bau yang menyertainya. Lelaki 17 tahun itu langsung mematikan kompor lalu ia akan bersiap mengadu kepada emaknya. Belum sempat, Raindra bertemu dengan Risa. Risa sudah muncul di belakang Raindra karena ia juga mencium bau gosong dari dapur.

"Mak, liat nih buburnya gosong," kata Raindra sambil menunjuk bubur yang sudah gosong tersebut.

"Iya, emak juga tahu, Ndra. Di mana pula Raina ini," kata Risa sambil berkacak pinggang.

"Napa nih kok bau gosong," ucap Raiden yang masuk ke dalam dapur melihat emak dan adik lelakinya di sana.

"Si Raina buat bubur, tapi gosong," ujar Raindra.

"Bubur buat siapa?"

"Buat gue."

"Pfthahahaha."

Raiden malah tertawa mendengar jika bubur tersebut untuk Raindra. Raiden sudah sangat paham dengan Raina, jika adiknya tersebut tidak ikhlas mengerjakan sesuatu pasti kejadiannya seperti ini.

"Apasih lo malah ketawa!" sungut Raindra sebal.

"Daripada nyuruh Raina, bagus beli MPSI, Ndra," ucap Raiden yang masih juga tertawa.

"Lo pikir gue anak umur enam bulan," ucap Raindra sambil mendelik dengan sebal.

"Tau di mana Raina, Den?" tanya Risa kepada anak sulungnya tersebut.

"Tadi sih di kamar Raisa, Mak."

Risa mengangguk lalu berjalan ke kamar Raisa dengan Raindra sudah mengekori emaknya tersebut sedangkan Raiden hanya geleng-geleng kepala saja ketika melihat bubur buatan Raina benar-benar gatot alias gagal total.

***
"RAINA!"

Raina terkejut ketika mendapati emaknya yang sudah berkacak pinggang sedangkan Raindra yang berada di belakang Risa langsung mengejek dengan gerakan bibir membuat Raina sebal.

"Mampus lo." Itu yang Raina tangkap dari gerakan bibir Raindra yang tidak ada suaranya.

"Masak bubur kok ditinggal sih, Na? Panci emak. Ya Allah, panci emak rusak, Raina."

Raina garuk-garuk keningnya yang terasa gatal ketika mendengar omelan dari Risa. Risa melotot horor kepada anaknya tersebut yang sekarang menyengir kuda.

"Ih, Mak bukan maksud hati mau ngerusakin panci Emak, tapi perasaan Raina tadi kompornya udah mati," ucap Raina membuat Risa merotasikan bola mata malas.

"Gausah bawa-bawa perasaan! Itu bukti validasi nya kalau buburnya gosong!"

"Hehehe."

"Bisa-bisanya lo ketawa, Raina. Gue udah laper malah buburnya gosong," celetuk Raindra yang membuat netra Raina langsung menatap tajam ke arah kakak kandungnya tersebut.

"Salah lo sih, Ndra! Manja amat jadi lakik. Gegayaan makan mau pake bubur. Makan yang ada kek," sembur Raina membuat Raindra kesal bukan main dengan adiknya tersebut.

"Gue itu meriang, Raina," ucap Raindra penuh penekanan.

"Bodo amat! Mau lo meriang kek, masuk angin kek, susah boker kek. Gue nggak peduli."

"Wah, kurang ajar sekali lo jadi adek. Dasar adek duralex," kata Raindra memandang adiknya dengan kesal.

Raina langsung menghampiri Raindra dengan tatapan penuh kekesalan sedangkan Raindra menatap malas Raina.

Absurd Quintuplets (END)Where stories live. Discover now