Bab.5 || Porak-Poranda Dalam Diam

Start from the beginning
                                    

Keduanya berjalan beriringan dengan Arai yang sibuk berceloteh untuk hal-hal yang tidak cukup penting. Pun juga topik tentang Mbak Indah si penjaga UKS kesayangan Arai yang di gosipkan dekat dengan salah satu guru olahraga.

Hingga saat langkah keduanya telah berada di halaman sekolah. Manik cokelat madu Biru dapat menangkap jelas mobil Pajero hitam yang terparkir tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Juga sosok yang bersandar di badan mobil sambil memejamkan matanya. Sosok yang kemarin sempat mematahkan asa sang Biru. Dia Galaksi, satu-satunya yang tersisa dari semesta sang Biru.

Sekembar cokelat madu Biru memandang lekat sosok di depannya sana. Seolah tak mendengar bagaimana Arai yang masih sibuk berceloteh di sampingnya.

"Arai, kayaknya kamu bener, deh. Mungkin emang kak Gala semalem datang tapi akunya ketiduran." Biru berujar tanpa mengalihkan tatapannya pada sosok Galaksi yang berdiri begitu gagah dengan penampilan mahalnya.

Arai ikut melongok mengikuti arah pandang Biru, kemudian melotot ke arah Biru setelahnya, "Gila! abang lo cakep bener, Ru!"

Senyum penuh binar bahagia tidak bisa Biru sembunyikan dari wajahnya. Segera saja tubuh mungilnya beranjak meninggalkan kelas setelah meraih tas dan jaketnya.

"Aku pulang duluan ya, Rai. Makasih udah nemenin aku, hehe." Bocah itu melambai dengan cengiran yang tak lepas dari wajahnya yang berseri-seri.

Arai hanya menggeleng tak habis akal. Baru saja temannya itu terlihat mendung tanpa senyum. Lalu hanya dengan kehadiran Galaksi mampu menerbitkan senyum cerah di wajahnya.

°°°°°


Sebenarnya, terjebak dalam hening yang begitu canggung bersama Galaksi bukan hal pertama untuk Biru. Sebelumnya, Biru sudah pernah terjebak di situasi canggung bersama sang kakak saat hanya berdua di dalam mobil.

Kali ini terulang lagi, dan entah kenapa Biru merasa meskipun hanya deru napas keduanya yang saling bersahutan membelah sunyi, namun canggung yang Biru rasakan tidak seperti tempo hari.

"Ini ... " Galaksi memberikan paperbag kecil ke pangkuan Biru. Hingga bocah itu menatapnya dengan bingung. "Hape buat kamu. Saya susah hubungi kamu karena kamu gak punya hape."

Biru pandangi paperbag di pangkuannya dengan manik cokelat madunya yang berbingkai kaca. Bocah itu menyentuh dengan hati-hati kotak ponsel pintar yang masih tersegel pemberian Galaksi itu.

"Makasih banyak, kak. Aku janji bakal jaga baik-baik pemberian kakak ini," ucap Biru sembari menyematkan segaris senyum tulus yang ia tujukan pada Galaksi.

Hening itu kembali mengambil alih saat Galaksi memilih bungkam tanpa berniat menjawab atau merespon kalimat Biru. Namun, Biru tetap tak melunturkan senyum hangatnya untuk sang kakak.

"Mau makan siang dulu?"

Biru tersentak kala suara berat milik Galaksi memecah hening yang sedari tadi mendominasi. Buru-buru ia menoleh ke arah sang kakak yang tak mengalihkan fokusnya dari jalan.

"Eh? gimana, kak" Mengerjap pelan, Biru miringkan kepala dengan tatapan bingung.

"Saya tanya mau singgah makan siang dulu atau langsung pulang?" tanya itu kembali Galaksi gaungkan dengan suara dinginnya.

Rengkuh Sang BiruWhere stories live. Discover now