6. DEWA HARAPAN?

38 9 0
                                    

Begini lagi, selalu seperti ini setiap membahas masa depan ku pasti akan berakhir dengan perdebatan dan aku yang merasa bersalah, jika dulu alasan ku bertahan hidup adalah ibu, sekarang hukuman dari tuhan yang membuat ku tetap bertahan hidup, aku tak mau sudah cukup menderita di dunia, dan lebih menderita lagi di neraka.

langkah ku terhenti di sini, taman yang jarang di datangi banyak orang di daerah ku, tempat pelarian ku untuk menenangkan diri selalu disini, pandangan ku menerawang jauh, kemballi mengingat semua nya apa aku keterlaluan? apa aku kali ini juga salah? apa aku tak bisa kabur dari dunia ini?

"ini," vasco yang datang memberi susu pisang pada ku ia pun memilih duduk bersama ku, "maaf kami tak sengaja mendengar nya.." ujar nya buka suara, aku tersenyum kecil, "kenapa minta maaf? yang salah kan bukan kalian, ini salah ku mengacaukan makan malam kita" ujar ku menatap nya, kali ini aku sulit mengartikan tatapan vasco.

"kenapa jadi salah mu? pemikiran anak dan orangtua tak selamanya sama," mendengar itu aku menghela nafas pelan, "mau makan lagi? makanan tadi masih banyak" terdengar suara gimyung di belakang ku dan vasco ia berdiri di sisi ku, "kalian lanjut lah makan, aku kenyang"

tak lama seseorang menepuk pundak ku, "ya! ayo lanjut makan, kau makan hanya 3 suap tadi ayo!" seongeun menarik tangan ku meninggalkan taman itu, diikuti gimyung dan vasco.

bisa ku ketahui, bagaimana 3 comfort character ku kini mencoba menghibur ku, "hey ayo temani aku keluar" ajak gimyung setelah selesai makan, "kemana?" tanya ku penasaran dan ia tak mau lagi menjawab, kami berjalan dalam keheningan suasana malam hari di daerah ku memang sepi, "tunggu disini" ia masuk ke mini market dan aku memilih menunggu sesuai perintahnya, "aku tak tau kau suka apa, jadi ku beli semua rasa"

aku melihat kantung berisi berbagai macam rasa es krim, aku menatap nya bingung, "setau ku makan es krim akan membantu suasana hati lebih bagus, ayo temani aku keliling belum semua nya aku jelajahi di daerah mu ini, makan lah sebelum cair" gimyung memberi kantung itu pada ku, sepanjang perjalanan hanya keheningan yang menyelimuti.

setelah jalan tanpa arah, aku baru menyadari ada tempat seperti ini di gangbuk barat, suasana indah malam hari terlihat jelas dari atas sini, "wah disini pemandangannya lumayan juga" gimyung melihat sekitar lalu menatap sarang yang masih sibuk dengan es krim nya, "aku baru ingat ada tempat seperti ini disini" ujar nya melihat sekitar, mata nya berbinar sama seperti ku, "kau tak kedinginan?" tanya ku pada nya.

"ini tak sedingin itu, kau?" tanya nya pada ku, "aku juga" jawab ku singkat, "kau baik-baik saja?" tanya ku membuka suara, karna aku mendengar semua percakapan mereka, "sekarang sudah lebih baik, gomawo gimyung shi~" senyum palsu nya itu tak ku sukai.

"jangan sok kuat, kau terluka kan?" mendengar pertanyaan ku sarang masih bertahan dengan senyum palsu nya, aku mengusap pipi nya yang terlihat bengkak bekas tamparan itu, pias wajahnya berubah sendu, "kau kesepian ya selama ini.." mata nya mengatakan banyak hal tapi mulut nya terkunci, hanya air mata yang menjelas kan. Ku usap air mata gadis di hadapan ku kini, "aku bangga pada mu, kau sudah bertahan sejauh ini sendirian, tanpa seorang pun di pihak mu.."

Tak ada jawaban, wajah nya tertunduk lesu, aku memeluk nya berharap bisa memberi sedikit ketenangan untuknya, isak tangis nya semakin jelas, "aku lelah, aku mau ikut ke dunia mu kim gimyung."

~ ~ ~

sudah beberapa hari orang tua dan anak itu tak saling sapa, bahkan bicara pun tidak walau tinggal se atap, "hey apa aku boleh minta air mineral? aku takk ada uang anak muda" suara seseorang mengagetkan Sarang yang sedang melamun di taman, "em tunggu sebentar kakek" gadis itu berlarian menuju mini market terdekat membeli 2 botol air mineral untuk kakek yang malang itu, "ini kek.." orangtua itu dengan terburu-buru minum bahkan sebotol itu langsung habis seakan sudah sangat lama tak meneguk air, "ini ada satu lagi.."

"nak apa kau boleh berbalik sebentar?" tanya kakek itu pada sarang, dengan bingung sarang menurut, "baiklah, kau boleh berbalik lagi" sarang mencari-cari kakek tadi, karna yang dihadapannya kini malah seorang paman tapi seggsy you know? "kau mencari apa?" tanya paman mencurigakan itu, "tadi kan ada kakek-kakek tapi kenapa.. ah tak kusangka aku bisa gila dalam sekejap" ujar sarang membuat paman itu menggaruk kepalanya, "ternyata kau lebih bodoh dari yang ku kira, aku ini kakek yang kau selamatkan tadi!"

Sarang melongo menatap paman yang marah-marah di hadapannya itu, "... do you believe in miracle?" tanya paman itu, "... tidak, mana kakek tadi aku serius paman" wajah paman itu terlihat frustasi, saat menjentikkan jari nya ia kembali berubah menjadi kakek tua yang kumuh, mata sarang hampir keluar dari tempatnya melihat hal itu, "kau! kau siapa!"

sedetik kemudian ia berubah kembali, "bagaimana rasanya? 3 karakter fiksi yang kau cintai ada di dunia mu?" sarang terlihat berfikir, "kau- tau dari mana?" tanya nya gugup, "aku zach, dewa yang mengabulkan harapan mu saat bintang jatuh malam itu, senang mengenal mu kim sarang, walaupun bodoh tapi kau baik hati."

"dewa? kau pikir aku percaya itu semua nyata? hey paman aku bukan anak kecil yang percaya dengan dongeng atau santa, aku ini sudah dewasa mana percaya yang begitu..." Zach mengusap wajahnya frustasi, "kau mau apa? katakan akan ku buktikan" gadis itu terlihat berfikir, "emas, aku mau emas" Zach menjentikkan jarinya hingga satu kotak muncul dan saat ia buka itu dipenuhi emas, baru sarang ingin menyentuh nya kotak itu kembali hilang, "bagaimana sekarang?" tanya Zach.

"siapa kau?" tanya sarang serius, "dewa harapan, Zach aku tak memberi permintaan semua orang begitu saja~" ujar nya santai, "jadi hal seperti itu benar-benar ada?" tanya sarang pada zach yang duduk di sisi nya, "tentu, apa ada pertanyaan lain?"

"apa ada cara agar mereka bertiga kembali ke dunia mereka?" mendengar itu Zach mengangguk mengiyakannya, "mudah, katakan saja pada ku jika kau mau mereka ku kembalikan ke tempat asalnya, kau mau itu kan?" tanya zach sementara sarang malah diam, "aku tau apa yang kau pikirkan, di dunia mu tak ada seorang pun yang bisa mengerti diri mu, tapi 3 karakter fiksi bisa mengenal mu dengan mudah, aku lihat bagaimana cara mereka menghibur mu tapi si badan penuh tato satu itu yang sulit ku mengerti, bagaimana?"

2 DIFFERENT WORLDWhere stories live. Discover now