PROLOGUE

31 12 41
                                    

Assalamualaikum guys🤗

Gimana kabarnya? Masih sehat-sehat aja 'kan?

Okey... ini cerita keduaku yang dipublish:) sebenarnya masih ada lagi, tapi otakku masih buntu:v jadi sabar aja nungguin yang lain itu.

Tapi, sekedar informasi aja...

Dalam cerita ini masih banyak kekurangannya. Dan jika berkenan, silahkan koreksi, perbaiki, kritik, dan berikan saran kalian di kolom komentar:) agar karyaku ini dapat menjadi lebih baik:^

Semoga suka sama cerita ini. Dan kalau bener-bener suka, jangan lupa vote, komen dan share😁🤗

Oke, enjoy to reading!!😘😊😚

-☆-

Kelopak mataku terbuka dengan pelan. Dan hal pertama yang aku lihat adalah langit bernuansa biru, beserta awan yang bergumul sehingga menutupi matahari. Aku bangkit dan mengubah posisiku menjadi duduk. Tanganku mulai bergerak meraba apa yang ada di sekitarku. Rerumputan hijau adalah hal pertama yang diraba oleh kedua tanganku.

Aku menoleh ke arah kanan, ada pedesaan yang terlihat di sana. Jarak pedesaan itu tidak terlalu jauh dari posisiku sekarang. Dan yang terbentang antara aku dan pedesaan itu adalah padang rumput berwarna hijau. Aku balik menoleh ke arah kiri, netraku mendapati banyak pepohonan yang tumbuh dengan jarak yang berdekatan. Dedaunan hijau tumbuh dengan lebat di setiap ranting pohon itu. Kutebak, mungkin inilah yang disebut dengan hutan. Aku menoleh ke segala arah, mencari sesuatu-- entah apa yang kucari itu. Dan hanya pegunungan yang menghiasi sekelilingku.

Aku berdiri, kembali menatap langit yang berwarna biru. Sinar matahari tetap tidak terasa panas bagi kulitku, karena matahari masih tidak terlihat di langit-- tertutup awan. Sekarang, pandanganku menurun ke bawah. Kutatap pakaian yang aku kenakan saat ini. Gaun panjang berwarna putih polos di atas lututku, sedangkan kakiku tidak beralaskan apapun. Aku mengusap rambutku yang berwarna coklat. Rambutku cukup panjang sampai menyentuh pinggangku. Kedua tanganku terangkat ke atas, yang terlihat adalah gelang yang teruntai di pergelangan tangan kananku. Gelang itu berwarna biru muda, dan terdapat simbol bintang di gelang itu. Simbolnya terlalu sederhana dan simpel, tidak terlalu spesial untuk ditatap lebih lama lagi.

Oleh karena itu, aku membuang pandanganku dari kedua tanganku. Kembali memutuskan untuk menatap pedesaan di sebelah kananku. Sekilas, aku langsung menyadari suatu hal. Yaitu,

"Aku... siapa?"

Baiklah. Aku tidak ingat siapa namaku sendiri. Siapa aku, keluargaku, teman-temanku, apapun yang berkaitan dengan kehidupanku. Apapun itu, aku tidak mengingatnya, atau lebih tepatnya tidak tahu?!

"Mungkin di desa itu, ada petunjuk mengenai identitasku. Mungkin saja, aku salah satu warga dari desa itu. Mungkin aku pingsan di tepi hutan karena kelelahan. Dan, mungkin saja, aku pergi bermain ke arah padang rumput ini karena itu adalah suatu hobi atau kesukaanku?" Setiap dugaan-dugaan liar mulai muncul dari benakku, dan terlontar dari mulutku begitu saja.

Dan mungkin, saja... hal yang kupikirkan itu memang benar. Kalau begitu, lebih baik aku berkunjung ke pedesaan itu dan mencari tahu yang sebenarnya. Terutama, kenapa aku bisa kehilangan ingatanku.

Kakiku mulai terayun ringan melangkah ke arah pedesaan itu.

-☆-

Halo semuanya!!...

Gimana-gimana? Menurut kalian gimana sama bagian prolog dari cerita ini? Udah bikin kalian penasaran atau belum? Udah bikin kalian mikir atau belum? Udah kerasa feel-nya belum?:)

Semoga kalian bener-bener suka yah:) kalau gak suka, jangan dipaksain. Sakit banget namanya itu:) kita suka sama dia, eh dianya suka sama orang lain:" wkwk...

Oh ya, btw... Cerita ini terinspirasi dari novel After I Die. Ceritanya itu tentang misteri dan detektif. Dan ya, lebih bagusan itu deh daripada karyaku ini:)

Oke, makasih buat yang udah baca, vote dan komen🤗😚

Lop you buat kalian semua!!❤❤😚😚😚

Who's Me? (END)Where stories live. Discover now