Bab.4 || Harap Yang Patah

Mulai dari awal
                                    

Awalnya, Biru pikir, dirinya cukup bahagia kala mendengar bagaimana Galaksi yang mengakui statusnya sebagai adik di hadapan rekan-rekan kerjanya yang memandang rendah dirinya. Biru pikir, dirinya sudah memiliki tempat dalam semesta Galaksi.

Tetapi setelah mendengar lebih jauh penggal-penggal kalimat dingin Galaksi yang baru saja ia dengar, Biru pikir dirinya salah besar akan semua pemikiran di otaknya.

Sebab dari apa yang ia tangkap dari penggal kalimat dingin Galaksi, Biru sama sekali belum memiliki tempat dalam lingkar semesta Galaksi.

"Aku pikir, kakak ngakuin aku di depan orang-orang tadi karena kakak peduli sama aku," ucap Biru dengan lirih kalimat yang masih mampu Galaksi dengar.

Katakan saja Biru kekanakan. Sebab setelah ia mencerna lebih jauh dari apa yang Galaksi ungkapkan, ada kecewa yang cukup besar yang tidak mampu Biru tahan.

"Tadinya, aku pikir kakak udah mau nerima aku sebagai adik," ucapnya dengan nada bergetar. Biru ambil jeda sejenak guna mengurai sesak yang membelenggu sebelum melanjutkan, "Aku udah seneng banget waktu kak Gala ngakuin aku sebagai adik kandung kakak di hadapan rekan kerja kakak tadi. Aku pikir, aku udah punya tempat di hidup kak Gala. Tapi emang akunya aja yang kegeeran."

"Dan kamu seharusnya tahu untuk tidak berharap lebih, bukan?"

"Iya."

Biru ambil jeda panjang hingga detak konstan jarum jam yang seirama dengan detak dadanya menjadi satu-satunya pemecah sunyi, sebab setelah Biru mulai berbicara, Galaksi total diam tanpa mengubah raut wajah datarnya, seolah ucapan Biru bukanlah apa-apa untuknya.

"Aku yang salah karena aku yang terlalu berharap bisa dekat sama kakakku sendiri. Harusnya dari awal aku sadar gimana kakak yang cuma lihat aku sebagai anak yang merusak keluarga kakak."

Biru dongkakkan kepalanya hingga manik serupa madu miliknya bersinggungan dengan manik sekelam arang milik Galaksi.

"Kak Gala gak akan pernah bisa nerima anak haram kayak aku jadi adik kak Gala."

Tepat setelah kalimat sarat akan kecewa yang Biru suarakan dengan nada bergetarnya, Biru putuskan menjauh dari pandangan Galaksi dengan membawa tubuhnya beranjak meninggalkan ruang kerja Galaksi.

Meninggalkan Galaksi yang masih berdiri tegak di tempatnya berpijak, tanpa berusaha mencegah atau memberi pengertian pada Biru, yang pergi membawa kecewa yang cukup besar dari sirat matanya.


•••••

Biru tidak tahu jika efek dari kata-katanya yang terlontar akibat kecewa yang ia pendam ternyata berimbas cukup banyak pada hubungannya dan Galaksi.

Ini sudah dua hari sejak perdebatan perdana mereka di kantor Galaksi kala itu. Biru tidak tahu jika rasa kecewanya akan membawanya pada hubungan yang jauh lebih dingin dengan sang kakak setelahnya.

Tetapi kendati harapannya telah di patahkan untuk kesekian kali, Biru akan selalu berakhir dengan rasa bersalahnya jika meskipun bukan dirinya lah yang harus di salahkan.

Setelah perdebatan pertama mereka dua hari lalu, Galaksi menjadi lebih sibuk dari sebelumnya. Ia akan berangkat kerja sebelum Biru sempat terbangun, lalu pulang saat Biru sudah terlelap dalam pejamnya. Pun jika tidak, Galaksi bahkan tidak akan terlihat di rumah sehari penuh.

Rengkuh Sang BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang