Special Chapter #4

Mulai dari awal
                                    

"Baik, tuan muda," Jawab pelayan dan bodyguard itu.

Aaric berjalan menjauh dari sana. Dia hendak pergi ke ruang menonton saat dirinya dipanggil oleh kepala pelayan. Kepala pelayan memintanya untuk datang ke ruang keluarga. Aaric menghela kecil. Dia berjalan mengikuti kepala pelayan itu dan memasuki ruang keluarga.

"Ada apa?" Tanya Aaric.

"Kami mau membahas sesuatu denganmu," Ucap Ardan.

"Apa itu?"

"Duduklah dulu, Zack,"

Aaric menghela kecil. Dia duduk di sofa tepat di sebelah Greta. Hal itu jujur saja membuat Greta terkejut.

"Mutter kenapa terkejut begitu?" Tanya Aaric sambil terkekeh geli.

"Huh? Tidak apa-apa. Aku pikir kamu tidak akan duduk disini,"

Aaric menaikan sebelah alisnya. Tanda dia tengah heran.

"Itu... Maksudku..."

"Aku sedang ingin duduk di sebelah mutter. Apa tidak boleh?"

"Boleh. Tentu saja boleh,"

Aaric mengangguk sebelum menyamankan diri di sofa yang dia duduki. Naira menatap Aaric dengan lekat. Bahkan Aaric pun tahu kalau dirinya sedang ditatap selekat itu.

"Ada apakah?" Tanya Aaric.

"Kak... Mama mau tanya, kenapa kamu pergi dari rumah? Kamu juga tidak bilang mau kesini. Lalu, kamu juga tidak memberikan kabar pada mama dan papa,"

"Aku hanya ingin tinggal disini. Toh, semua itu juga sudah direncanakan. Aku hanya mempercepat hal itu saja,"

"Kak... Apa ayahmu melarangmu untuk menemui kami?" Tanya Naira. Kali ini Naira berbicara dengan bahasa Indonesia.

Mata Aaric langsung sedikit menyipit. Tangannya mulai terkepal. Berbeda dengan Aaric, Axeon dan Greta kini sedang menatap dengan bingung.

"Tolong jangan menuduh daddy dan mutter, ma! Aku mohon pada mama. Daddy dan mutter tidak seperti itu!" Aaric menjawab dengan bahasa Inggris yang mana membuat Axeon dan Greta terkejut.

"Alasan kenapa aku tidak pernah ada di mansion ini saat mama dan papa datang, tidak lain karena aku yang meminta daddy membawaku ke rumah pribadi mutter atau villa pribadi daddy. Aku yang enggan bertemu dengan kalian!"

Ucapan Aaric membuat Arsen dan Naira tersentak. Greta meraih tangan kiri Aaric yang terkepal erat. Greta menggenggam dan mengusap punggung tangan Aaric dengan perlahan. Berusaha memberikan Aaric ketenangan.

"Kak... Mama... Mama minta maaf," Ucap Naira.

Aaric menghembuskan napasnya dengan kasar. Greta masih mengusap punggung tangan Aaric. Aaric memang sudah dewasa. Namun, Aaric masih seperti anak-anak di mata Greta.

"Mama tidak bermaksud menuduh, kak. Mama hanya-"

Ucapan Naira terhenti saat Aaric menunduk dalam. Bahkan badan Aaric hampir bersandar pada Greta.

"Maaf... Boleh pembicaraan ini dilanjutkan nanti? Kalian masih lama disini, kan?" Tanya Greta.

"Nak, ayo ikut mutter. mutter membuat cheesecake kesukaanmu. Kamu belum memakan cheesecake itu, kan?" Tawar Greta.

Aaric mengangguk kecil. Dengan tangan Aaric yang masih ada dalam genggamannya, Greta beranjak dari ruangan itu.

"Aaric sudah mengatakan alasan kenapa dia selalu tidak disini saat kalian datang," Ucap Axeon.

"Kalau mau menyalahkan... Kalian bisa menyalahkanku. Semua kejadian ini tidak akan terjadi kalau aku meminta Aaric kembali padaku sejak dia bayi,"

Axeon menghela berat.

"Aku paham dengan rasa sayang kalian pada Aaric. Aku juga sangat berterima kasih pada kalian karena, kalian sudah menjaga dan merawatnya sampai sebesar itu dengan baik. Tapi, Aaric yang meminta untuk tetap tinggal disini. Aaric sendiri juga yang meminta untuk diajarkan semua bisnis keluarga Eginhardt. Aaric juga yang tidak mau lagi menjadi dokter seperti Arsen. Walaupun, Aaric berkuliah dan lulus di jurusan kedokteran,"

Axeon menatap ke arah Naira dan Arsen.

"Bisakah kalian membiarkan Aaric disini? Setidaknya sampai dia jauh lebih baik?" Tanya Axeon.

"Ini sudah tujuh tahun, kak... Seharusnya Zachary sudah baik-baik saja," Ucap Arman menjawab pertanyaan Axeon.

"Apa anak-anak kalian tidak memberitahu kalian? Bagaimana Aaric sudah sangat berubah sejak tujuh tahun lalu dia datang? Aaric datang dengan wajah sembab padaku tujuh tahu lalu. Dia tidak mengatakan apapun dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Kami harus menunggu dua hari sampai akhirnya, dia mengizinkan Greta masuk ke dalam kamarnya,"

"Dia memanggil Greta dengan panggilan mutter untuk pertama kalinya saat itu. Aku dan Greta berusaha mengembalikan Aaric seperti dulu. Nyatanya, Aaric malah menjadi orang yang tertutup. Aaric juga cenderung menjadi posesif pada apapun yang dimilikinya. Percaya atau tidak, anak itu pernah mengunci aku dan Greta di dalam kamar hanya karena kami sedikit berselisih paham,"

Penjelasan dari Axeon membuat Arman ingin menyanggah ucapan Axeon. Namun, tangan Ardan menepuk bahunya dan membuatnya bungkam.

"Zachary tidak memberitahu kakak sama sekali?" Tanya Ardan.

"Tidak. Hanya Greta yang tahu hal itu. dan hanya Greta yang selalu bisa menenangkan Aaric dari mimpi buruknya,"

"Aku paham dengan maksudmu, kak. Tapi, mau bagaimana pun Aaric tetap harus berbicara dan bersahabat dengan masa lalunya, kan?"

Axeon melirik ke arah Ardan.

"Apa kau baru saja memaksa putraku untuk berdamai dengan Vincent dan Xafe?"

"Kak... Masalah tidak akan selesai kalau Zachary terus lari dari masalah itu,"

"Sekarang aku tanya padamu, apa kedua anak itu ada niat untuk menyelesaikan masalah? Kedua anak itu tidak sedikit pun menunjukkan niat untuk menyelesaikan masalah! Apa ucapan maaf sangat sulit keluar dari mulut mereka, huh?!"

Axeon menatap tajam ke arah keluara Dimitra di depannya. Axeon mendengkus dan berdiri.

"Aku mulai sadar sekarang. Ternyata walau bagaimana pun, posisi Aaric tetap hanya sebatas saudara jauh dan asing bagi kalian. Kekeluargaan kalian sangat hebat. Terlalu hebat sampai orang yang bersalah pun kalian bela. Kalau kalian masih berniat menekan Aaric, sebaiknya kalian pulang saja. Kalau kalian merasa mansion ini milik leluhur kalian, tidak masalah. Kami akan keluar. Mansion Eginhardt masih berdiri kokoh dan nama Eginhardt masih lebih dari cukup untuk melindungi Aaric dan keluarga kecilku," Axeon berujar sebelum dia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Tbc
...........


Pinggiran JakBar, August 20th 2022

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang