Chapter 23

19 7 10
                                    

Chapter 23

23 Oktober 2022

"Terima kasih, Pak." Gadis dengan rok hitam dan blouse putih rapi miliknya dengan perlahan turun dari bis kota penuh sesak. Ia Shenina Taslim yang memulai hari dengan mendengarkan lagu 'Awan Kelabu' sembari membaca buku tentang planet-planet di tata surya. Akhir-akhir ini, ia sangat tertarik pada salah satu benda langit bernama Pluto.

Hari ini ia tidak berkendara dengan mobil, karena mobilnya tengah dipinjam Wulan untuk memboyong keluarganya datang ke Jakarta. Bagi Shena jelas hal itu bukanlah masalah karena ia bisa berangkat pagi sembari berolah raga dan ditemani Angga.

Angga menyusul di belakang gadis itu. Membawakan payung. "Jangan lupa kotak makan siangnya dihabisin. Ini payungnya." Mereka telah sampai di depan kantor Shena dan Angga lekas menyerahkan kotak bekel makan siang itu pada sahabatnya.

Shena menerimanya dengan senyum, lalu berbisik, "Makasih."

Mereka akhirnya berpisah. Shena akan berjalan santai memasuki area kantornya dan disapa hangat oleh Isabel yang diam-diam meliriknya sejak turun dari bis. Dan Shena akan melayangkan tatapan jengkel yang dihadiahi tawa kecil Isabel. Sedangkan Angga akan berjalan-jalan santai melewati trotoar, lalu duduk di salah satu kafe, jika tidak ia akan ke perpustakaan di sudut jalan, membaca buku dengan masker yang menutupi separuh wajahnya, takut jika ada seseorang yang mengenalinya.

Begitulah rutinitas mereka. Angga menarik diri dari dunia entertain yang dengan senang hati disambut bahagia oleh Evan. Cowok itu yang mengatur segala kontrak Angga yang belum selesai, bernegosiasi dengan Mix dan Mia, menyelesaikan masalah dengan Elijah dan Retta-Gadis yang merasa dicampakkan oleh Angga-serta memberinya banyak hari libur sehingga Angga bisa ikut mengantar Shena bekerja setiap hari, dan menjemput gadis itu. Lalu, mereka akan makan malam di salah satu warung atau restaurant dan sibuk bercerita tentang kegiatan masing-masing.

Bukan sebagai sepasang kekasih.

Hanya sebatas sahabat.

***

Semua keluarga telah berkumpul di ruangan luas dan indah, apartemen milik Azka. Mama dan Papa Shena tengah sibuk menceritakan tanaman bernama anggrek dan bonsai pada kedua orang tua Wulan serta Tante Sofia. Di dapur, Shena berjibaku dengan kue, Wulan dengan minuman, Azka dengan buah semangka yang gagal dipotong rapi oleh Angga, serta Leopold Archary, kakak tingkat Shena yang tiba-tiba saja diundang oleh Angga. Sedangkan Evan dan dua anak kembar Azka sibuk bermain piano di ruangan tengah, menghibur keluarga besar yang sedang berbahagia itu.

Angga menghampiri Shena, "Ada kerjaan lain? Tugas motong semangka gagal dijalankan."

Shena mendengus, "Dasar! Ya udah ini, hiasin kue pake krim cokelat."

Angga menurut, meski hampir menjatuhkan kue yang susah payah dibuat Shena, mereka akhirnya berhasil menghiasnya dengan rapi. Mereka semua berkumpul dalam rangka merayakan hari ulang tahun Mama Shena.

Leo melirik tangan Angga yang kini menggenggam pisau bersamaan dengan Shena. Ia berdeham, kencang, "Hmmm, maaf, tangannya."

Wulan dan Azka ikut menoleh dan mereka terkekeh. Tak terkecuali Shena.

"Tolong, Mas Angga, lepas ya tangannya."

Angga tersenyum kikuk. "Santai aja anjir. Belum juga jadi pacar udah posesif!"

Leo menjawab, "Kan anda mantannya. Saya harus hati-hati dan bersiap perang kalo perlu."

Evan yang tiba di dapur tak kuasa menahan tawanya, mereka akhirnya berhenti berdebat dan membawa kue itu ke ruang tengah sambil menyalakan lilin. Lalu, semuanya terjadi begitu saja. Azka dan Wulan sibuk membawakan minuman dan makanan kecil, Leo membawa buah, Evan menggiring dua anak kembar yang sudah ia anggap keponakan ke arah ruang tengah juga sembari menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun dengan lantang.

I Am PlutoWhere stories live. Discover now