Rayyan membopong tubuh Kinney menuju mobil nya. Karena pertolongan dari Rayyan. Kerumunan mulai menghilang. Hanya beberapa siswa yang masih ada.

"Aku mendengar benturan keras sebelumnya. Tetapi bagaimana bisa Kinney tidak terluka berat? " tanya Karl melihat kondisi gadis di pelukan Rayyan.

Tuk

"Bodoh! "

Zerxio merasakan tatapan tajam yang menusuk dari Rayyan. Baru saja Karl hendak protes, sebuah mobil hitam mewah memblokir jalan Rayyan.

Seorang pria dengan aura kepemimpinan yang mendominasi keluar. Tangannya terulur melepas kaca mata hitam yang bertengger manis di batang hidungnya.

Tatapan mata itu tajam dan tegas.

Tanpa sadar Karl dan Zerxio turun dari mobil. Pria dengan Aura mendominasi itu meraih tubuh Kinney, dan membawanya ke mobil. Tatapan yang semula tajam berubah menjadi khawatir, ia menggeretakan giginya. Amarah di dalam dirinya memuncak.

"Tu-tung... "

Brummmmmm

Rayyan memilki ekspresi aneh di wajah nya. Marah, dan kehilangan. Tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak saat pria itu bertindak.

'Bagaimana bisa Kinney mengenal Arlo? '

'Apa hubungan mereka? '

Beberapa pertanyaan muncul di kepala Rayyan. Ia merasakan sinyal berbahaya sebelumnya.

"Mu-mungkinkah pria tadi... Bagaimana bisa iblis mengerikan itu mengenal Kinney? " ucap Karl masih terkejut.

"Tetapi, aku tidak merasakan niat jahatnya. " Sambung nya.

" Tidak mungkin! Apa saingan ku akan seberat ini? " Pupus sudah harapan Karl untuk mendapatkan Kinney. Ia hanya bercanda.

"Arlo Lysander Axwel!" Gumam Rayan pelan.
Hanya segelintir orang tahu rupa tuan muda Awel yang legendaris. Kebanyakan orang hanya tahu nama tanpa tahu parasnya.

rumah sakit swasta ternama di kota

Arlo baru saja tiba dan bergegas memberikan perawatan terbaik untuk Kinney. Seorang dokter wanita gemetar di buatnya.

"Tu-tuan Arlo, seperti nya nona hanya terluka ringan saja. "

Suasana di dalam kamar VVIP itu sesak. Udara menghilang. Tercekik Aura intimidasi Arlo.

"Di- maksudku nona akan sadar sebentar lagi. " Setelah mengatakan itu, dokter wanita pergi meninggalkan ruang inap VVIP. Meninggalkan Arlo sendirian.

Seperempat jam kemudian, Kinney baru saja sadar Arlo yang sedari tadi memperhatikan, tersenyum tanpa sadar.

"Sakit? " Tanya Arlo membantu Kinney bangkit.

Kinney, menggeleng. Tubuhnya hanya terasa sedikit kaku akibat benturan keras.

Arlo mengangguk. Saat hendak menyampaikan sesuatu, Arlo dan Kinney di kejutan oleh seseorang yang masuk tiba-tiba.

"Tuan, sesuatu terjadi di perusahaan! " Lapornya.

"Beristirahat lah. Aku akan kembali. " Ucapnya sebelum pergi meninggalkan Kinney dengan keheningan.

Setelah beberapa saat memikirkan situasi, Kinney pergi meninggalkan ruangan VVIP di rumah sakit. Kondisi nya tidak buruk ia hanya sedikit pusing. Pada akhirnya Kinney hanya bisa mengundur rencana nya.

⚜⚜⚜

Sinar matahari berubah kemerahan seperti lautan api. Perlahan, cahaya itu hilang di gantikan oleh kegelapan. Deru ombak, bergesekan dengan hamparan pasir di pantai menyisakan kedinginan di sana.

Malam itu, menenangkan. Udara dingin menerpa kulit halus Kinney. Di Halaman belakang, ia meluangkan waktu untuk melatih fisik dan keterampilan bela dirinya.

Ada banyak bahaya di luaran. Begitu banyak hal yang di rencana kan seseorang bila banyak ancaman mendekat. Sebagian orang tahu dunia tidak baik baik saja. Terkadang menjadi bodoh dan tidak tahu apa apa sedikit menguntungkan.

Ingatlah, hanya sedikit! Perlu di ketahui jika sebaliknya, menjadi cerdas jauh lebih bermanfaat. Karena segala suatu harus di lakukan berdasarkan kepintaran dan hanya menggunakan otak.

Semakin cerdas seseorang, dan semakin tinggi status seseorang maka akan semakin banyak musuh.

Mereka orang bodoh terkadang bertindak terlalu jauh. Nyawa seseorang bahkan di anggap remeh.

Se sosok lelaki muncul dari balik kegelapan. Di bawah sinar rembulan, wajah iblis itu bersinar.

Sepasang mata yang begitu tajam menatap datar Kinney, dengan Aura seorang Raja.

Iris biru itu bagaikan lautan samudra yang tidak bisa dihindari. Seseorang tidak dapat kembali ketika mereka masuk sehingga tidak ada jalan keluar. Siapapun tidak dapat menolak pesonanya.

"Bukankah sudah ku katakan untuk beristirahat! " Lelaki itu menekan kalimatnya.

Kinney, mengerjab beberapa kali untuk menetralisir degup jantungnya. Kemudian berkata, " Sebelumnya, aku ucapkan Terima kasih karena sudah membantuku. Semua biaya rumah sakit akan segera ku ganti. Dan untuk selanjutnya, bukankah kita tidak mempunyai urusan lagi? Maka semua yang ku lakukan tidak ada hubungannya denganmu! "

Udara di sekitar semakin dingin. Angin malam kembali bertiup menerpa wajah Kinney yang indah. Pancaran netra gelap sangat jernih kontras dengan gerakan lembut rambut Kinney.

Tidak ada balasan dari Arlo. Mantel hitam yang sebelumnya di pakai lelaki itu hinggap di bahu Kinney. Menutupi lengan halus nya yang tidak terbungkus benang.

"Istirahat! Tubuhmu masih sangat lemah. " ucap Arlo, di barengi kecupan lembut di dahi dan suara serak yang mengandung kesan romantis. Dapat Kinney, lihat kehangatan pada netra biru seluas samudera itu.

Untuk sesaat dirinya tersentuh. Kinney bahkan tidak menyadari jika Arlo sudah menjauh. Seorang wanita justru menghampiri nya , cemas.

"Astaga ... Sudah ibu katakan sebelumnya untuk tidak keluar rumah di malam hari. Udara di sini dingin! " Wanita itu tampak cemas yang membuat Kinney kembali tersadar. Beruntung ibu Kinney tidak menyadari sesuatu yang salah pada diri putrinya.

'Hilang? Bagaimana bisa secepet itu. Sial! Mungkinkah aku terlalu lama melamun? Ini memalukan "

Seketika Kinney mengerti. Bahkan saat Arlo masuk, Kinney tidak menyadari kehadirannya. Seseorang yang mempunyai keterampilan melebihi dirinya , sudah di pastikan berbahaya. Arlo? Siapa pria itu. Status apa yang dimiliki nya? Selain sebagai seseorang yang merajai puncak bisnis dunia. Ah! Yang lebih penting apa statusnya di dunia?

TO BE CONTINUED

🔶 See you next part 🔶

SOUL TRANSFER : (KINNEY STORY)Where stories live. Discover now