" Hiks pulang Mama, ndak mau ditinggal lagi " lirih Abi

" Mau pulang sama m-mama? "

Abigael mengangguk pelan dengan sesugukan yang sesekali terdengar.

" Kamu gak mau pulang ke Papa? Mas, kakak kembar sama Abang-abang? "

Anak itu terdiam mengeratkan pelukannya tidak membiarkan bidadari cantik nya beranjak.

" Abi cape ma.."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" ADEK! "

Sehan segera mendekati ranjang yang mana sang adik tengah berbaring, bergerak gelisah dalam pejam nya. terus meracau tidak jelas dengan air mata yang mengalir dari sudut mata yang masih tertutup.

" Hei.. Sayang adek?! " panggil sehan mengusap kepala sang adik dan menepuk pelan isyarat agar sang adik segera bangun

" Eugh~ hhh~ "

" Jangan hiks, nda mau.. hgg"

" Ndak, ndak Mama! "

" Mama- mama! "

Dengan panik Sehan terus memanggil nama sang adik, ada Sena, Ray, Zai dan juga arseno di sini melihat dengan sedih sang adik yang berteriak dalam tidurnya.

" Kak, adek kenapa? " tanya Ray pada sena, sang kakak menoleh sejenak lalu mengeleng pelan.

" Abi!, Abigaeil..! " sehan menguncang tubuh mungil itu pelan

Tidak lama netra yang semula terpejam kini terbuka menampilkan iris mata yang memerah digenangi air mata, memindai dengan tatapan penuh ketakutan pada sekitar.

Abigaeil membuka matanya tubuhnya bergetar ketika melihat sosok yang tengah memegang kedua bahunya.

" LEPAS!"

" Ugh! LEPASS! LEPAS, JANGAN PEGANG-PEGANG! "

Abigaeil berteriak beringsut mundur  setelah melapas kasar tangan Sehan dari tubuh nya.

Sehan mendapatkan reaksi begitu dari sang adik tertegun, kenapa Abigaeil jadi takut padanya?

" A-dek, i-ini mas..." lirihnya berusaha menggapai Abigaeil yang terlihat ketakutan.

" ARGGHH! JANGAN-JANGAN!! NDAK MAU! PERGI-PERGI!! "

" MAMA! MAMA ! MEREKA JAHAT! MAMA! "

Abigaeil histeris semakin memberontak bahkan infus yang sempat menghiasi tangan mungil itu tercabut paksa hingga mengucurkan darah.

" Kakak~ "

" Adeknya Idan kenapa? "

Sena meluruhkan air matanya melihat abigaeil seperti itu, kemana perginya adik kecilnya yang manis dan penurut. Kenapa Abigaeil tidak mengenali mereka.

" Adek ini mas, kamu tenang... heii~ "

" NDAK! MAMA-MAMA HIKS
JAHAT, JA-HAT PERGI! JANGAN PEGANG-PEGANG! PERGIIII ARGGHH"

Sehan kewalahan menahan tubuh mungil itu, tidak menyangka jika tenaga anak itu akan sebegitu besarnya atau karena Sehan yang melemah terlalu syok dengan reaksi Abigael yang ketakutan dan tidak bisa didekati, ranjang pesakitan Abigaeil sudah tidak berbentuk berantakan karena anak itu melempar semua benda yang ada di dekatnya kepada Sehan.

" Ya Tuhan, Abigaeil sayang ini mas.. jangan begini Adek~ "

Sehan menahan air matanya memeluk tubuh sang adik meskipun mendapati penolakan keras dari si kecil yang terus terisak terus bergumam takut.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now