036. Bukan Akhir

86.1K 7.7K 5.1K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Siap baca chapter dibawah ini??

Btw, hari ini Mulai Open PO Novel
PANGERAN RAYHAAN yaa:)

Po tanggal 5-9
Oktober 2022

Po tanggal 5-9 Oktober 2022

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*HappyReading*

****

"Alhamdulillah," ujar seluruh saksi yang menyaksikan Agnes mengucapkan kalimat syahadat itu.

Ya, di tutun ustad komar mengucapkan kalimat syahadat, mulai hari ini Agnes sudah sah menjadi seorang mualaf di kamar rawat inapnya. Karena, ia masih berada di rumah sakit.

"Mas.." Ayla yang menggenggam tangan suaminya, mengisyaratkan  meminta suaminya untuk segera ijab qobul dengan Agnes.

Dengan menggenggam tangan penghulu dan disaksika oleh ustad komar sebagai wali Agnes, karena Agnes tidak punya saudara, Agnes anak satu-satunya dan orang tuanya sudah meninggal.

Dan yang menjadi saksi pernikahannya adalah ustadz komar.

"Kamu sudah siap?" Tanya penghulu.

Ray melihat wajah Ayla, melihat Ayla menganggukan kepalanya, Ray memejamkan matanya sekilas.

"Insyaallah saya ikhlas," kata Ray kembali membuka matanya.

Penghulu tersebut menatap Ray dengan tajam, "Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Pangeran Rayhaan Dirgantama bin Prasetya Dirgantama dengan Agnesia Vernanda dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dibayar tunai."

Ray menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Saya terima nikah dan kawinnya--"

Brukk!

Ayla terjatuh dari kursi rodanya.

Ayla tersungkur ke lantai.

Ya, sedari tadi Ayla memang menahan sakit yang luar biasa menimpa jantungnya, bahkan jantung berdenyut dengan kencang dan cepat seperti tak terkontrol, hingga akhirnya ia menyerah dan jatuh pingsan.

Ray yang terkejut, ia melepaskan genggaman tangannya dari ustadz komar, ia dengan cepat menolong Ayla, menggendongnya lalu berlari dan memawanya ke ruang UGD.

Ray meneteskan air matanya.

Ya, Ray menangis.

Sembari menunggu Ayla diperiksa oleh dokter, Ray bersandar pada tembok, dengan melipat kedua kakinya, seharusnya ia tidak menerima permintaan Ayla yang konyol dengan menikahi Agnes.

Ray ketakutan.

Dadanya bergetar hebat, ia sungguh takut, jika harus kehilangan istrinya, jauh di lubuk hatinya ia juga tidak tahu mengapa ia bisa sekhawatir ini sama istrinya, bahkan ia meninggalkan Agnes, ia juga membatalkan pernikahannya begitu saja.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang