024. Titik Pencerahan

73.2K 8.3K 4.7K
                                    

Sebelum baca, ada baiknya follow wattpad Holi dulu, biar ada notifikasi masuk. holipehh28

Holi open dm dan info hanya
Di instagram yaa

@holipehh
@tulisanholipehh

Absen Hadir disini ➡️

Umur berapa ➡️

Baca sambil ngapain ➡️

Note: kalau yang lupa alur, baca dulu bab sebelumnya yaa, biar langsung konek hhee

Vote sebelum baca,
Komentar sebanyak-banyaknyaa

-HAPPYREADING-

****

Ray tersenyum memandang pantulan istrinya yang berada dicarmin, Ray mengancingkan kemejanya sembari memperhatikan istrinya.

"Kenapa ngeliatin gue? Lo marah karena gak di ajak mandi bareng sama gue?" Ray terkekeh pelan menggoda Ayla.

Ya, Ray tidak seserius itu mengajak istrinya untuk mandi berdua, ia hanya bercanda. Tetapi, sikap yang ditunjukan Ayla sungguh diluar ekspektasi, kalau menurut Ray istrinya begitu menggemaskan jika sedang diam.

Ayla memalingkan wajahnya. "Engga."

"Ay, gue cuma becanda doang kali ngajak lo mandi bareng, jadi cewek itu jangan kepedaan nanti kalau gak sesuai ekspektasi lo ujungnya pasti nangis. Bener gak?"

Ayla diam.

Ray tersenyum, memandang wajah istrinya, Sepertinya Ray mulai candu melihat Ayla diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ray mendekat, ia menggenggam tangan Ayla. "Berdiri."

"Kenapa memangnya, Mas?" Ayla berdiri, ia mengikuti apa yang dikatakan oleh Ray.

Ray menaruh kedua tangan Ayla di dadanya. "Tangan gue pegel, lo bisa kancingin kemeja gue?"

Ayla tidak menjawab, membuat Ray menyentuh rambutnya, mengelusnya dengan lembut.

"Ay, gue suami lo. Gapapa kan, gue minta lo rapihin baju gue?" Tanya Ray.

Tangan Ayla bergetar, ia mulai mengancingi satu persatu kemejanya Ray, ini kali pertamannya ia melakukan hal seperti ini terhadap suaminya. Ini seperti Sesuatu yang membuat jantung Ayla bekerja lebih cepat dari sebelumnya, berdetak tak terkontrol.

"Ay, jangan geter-geter dong, emang lo kira dada gue tiang listrik bisa buat lo ke setrum?" Ray tertawa kecil sembari mencibit pipinya Ayla pelan.

"Ma--maaf, mass."

Ray menggenggam tangan Ayla, ia menghentikan aktifitas tangannya Ayla. "Gue sendiri aja, takutnya nanti lo malah mikin terpesona sama ketampanan suami lo ini."

"iiya mas.."

"Jadi, lo setuju kalau suami lo ini tampan?" Tanya Ray menggoda Ayla.

Ayla semakin menundukan pandangannya. "Kan, mas pangeran laki-laki."

Ray tersenyum dengan tulus memandangi Ayla yang terlihat seperti salah tingkah, ia tidak menyangka jika hati Ayla selembut ini, baru beberapa kata ia menggodanya, Ayla sudah jatuh berkali-kali.

Tiba-tiba Ray teringat akan sesuatu.

"Ay, gue ijin ambil sesuatu dulu ya. Lo baik-baik di kamar," kata Ray sebelum melangkah pergi keluar kamar.

PANGERAN PESANTREN (PART MASIH LENGKAP DAN SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang