"Yaudah ayo berangkat! lama lo, mana pake modus segala lagi", Sungut Gara seraya memakai helm full face nya.Rara melotot tak terima dengan penuturan Gara,"Enak aja! Aku nggak modus ya!", Gara memutar bola matanya malas,"Ya ya ya serah lo. Udah ayo! Kalo telat lo yang gue salahin!", Rara yang tidak terima pun menginjak kaki Gara, memang brutal."Shh, sakit anying!".

Rara tak menggubris ringisan cowok itu, cepat-cepat dia naik keatas motor besar Gara.Dengan tak sengaja, kaki Rara tidak seimbang saat ingin menaiki motor itu, dengan sigap Gara menahan pinggang Rara agar tidak terjatuh.

Mereka bertahan di posisi seperti itu beberapa detik sampai-"Non! kok belum berangkat?! gerbang sekolah bentar lagi tutup!", Teriak pak Udin yang tengah membetulkan mesin mobil.

"Astaghfirullah, iya pak! ini Rara mau berangkat! Assalamu'alaikum!" Ucapnya setengah teriak setelah berhasil naik keatas motor dengan bantuan Gara.

Bayangin sendiri anak SMA pake rok panjang kalo di bonceng gimana duduknya.

Setelah 10 menit senam jantung akhirnya mereka berdua sampai di sekolah tepat saat bel berbunyi.Bagaimana tidak senam jantung? Gara mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, untung saja Rara tidak terbang.

Demi apapun Rara bersumpah tidak akan mau berboncengan dengan Gara, ini sama aja jemput malaikat Izrail tapi Alhamdulillah nggak ketemu.

Rara menghela nafas lega, ia juga berterimakasih kepada Gara karena sudah mau membantunya walaupun membuat jantungnya dag dig dug serr.

"Makasih ya, Gara", Rara tersenyum manis ke arah Gara, cantik banget, Gara menganggukkan kepala kikuk kemudian berlalu meninggalkan Rara, "Gue kenapa sih? Tiap ketemu sama dia kenapa jantung gue jedag jedug?".

Di sepanjang koridor ia bergumam seraya memegang dadanya yang berdetak tak karuan.Untung saja jam pelajaran sedang berlangsung, jika tidak pasti saat ini Gara di anggap gila oleh siswa siswi lain.

"Ya kali gue suka sama tu boncel?", Gara menggeleng, tidak mungkin dirinya memiliki rasa kepada Rara.Gadis yang menurutnya sombong, sok alim, sok polos, pendek pula.Gara bergidik mencoba menepis pemikiran itu, "Daripada mikirin tuh cewek mending ke Wabud”

Wabud atau Warung Bude adalah warung yang lokasinya berada di belakang SMA Cakrawala, Warung Bude biasanya menjadi tempat untuk anak-anak geng Valatrax membolos.Bukan hanya dari SMA Cakrawala, tapi ada juga anggota Valatrax dari sekolah lain yang membolos ke tempat ini.

Seperti biasa setiap Gara datang kesini pasti selalu ramai dengan adu mulut antara Angga dan Alex, ada yang bermain catur, main gitar dan menyanyi lagu abstrak.

Ini lah yang membuat Valatrax berwarna, seluruh anggotanya memiliki keunikan tersendiri dan dapat mengisi satu sama lain.

"EH, BABI! ITU MIE PUNYA GUE, SETAN!, MAIN NYEROBOT AJA LO!"

"BODOAMAT, SIAPA CEPAT DIA DAPAT, WLEE"

"TAPI GUE DULUAN YANG PESEN ANYING!"

"Bodo! Ini mie gue"

Fauzan memijat pelipisnya, pusing melihat perdebatan tak berfaedah antara Alex dan Angga yang hanya memperebutkan semangkuk mie.Fauzan sendiri bingung kenapa dirinya mempunyai sahabat seperti mereka.

Alex dan Angga yang kelewat absurd, Jonathan yang setiap harinya cosplay kulkas seribu pintu, dan Gara si ketuanya yang memiliki sifat seperti psikopat.Seperti psikopat bukan berarti membunuh melaikan sifatnya yang kasar dan emosian yang di luar nalar.

"Eh, bangsat!" Kedatangan Gara mengejutkan Angga yang masih asyik rebutan mie dengan alex, pasalnya Gara tiba-tiba mengambil mie yang ada di tangan Angga dan memakannya.

"Apa lo?!" Sarkas Gara dengan mulut masih penuh dengan mie,"Aelah percuma gue debat dari tadi kalo lo yang embat mie nya".Gara mendelik "Mau? gue muntahin lagi nih?" Angga bergidik jijik melihat Gara ingin memuntahkan lagi mie dalam mulutnya."Kagak kagak! makan aja deh ikhlas gue".

"Tadi lo bilang percuma yaudah gue balikin, nih"

"DIH JOROK BANGET LO!" Alex yang melihat itu tertawa ngakak,"Udah, Ngga, makan aja, dari tadi lo kan yang mau banget makan mie nya" Angga menatap Alex sinis, padahal tadi dia yang berdebat karena mie."Lo aja sono! mending gue pesen lagi daripada makan muntahan" Angga pun beranjak ingin memesan makanan lagi meninggalkan Alex yang masih tertawa ngakak.

"Lo kenapa, Gar?", pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibir fauzan, pasalnya sedari tadi ia melihat raut wajah Gara terlihat berbeda, seperti baru saja menemukan sosok pujaan hati.Gara hanya menaikkan sebelah alisnya sambil masih mengunyah mie, "Dari tadi tumben senyum mulu, biasanya kek singa nemu mangsa".

"Nggak tuh, b aja", ucap Gara dengan bibir yang sedikit melengkung membayangkan raut wajah Rara saat memohon minta tebengan padanya. Kalo di perhatiin tuh cewek cantik juga. batinnya dengan tangan yang asyik mengaduk mie."B aja tapi senyum-senyum, stres lo?", Gara mendelik lalu melempar tissue kotor yang entah milik siapa ke wajah tampan fauzan."Stres matamu!".

Fauzan terkekeh asyik juga menggoda paketu, mungkin sekarang godain Gara akan menjadi hobi barunya.Gara yang masih asyik mengaduk mie pun mengalihkan pandangannya ke arah gelang yang ia kenakan, gelang hitam dengan liontin huruf "M", Sebenernya ini gelang siapa? gelang gue di mana?.

Nathan yang menyadari lamunan Gara pun bertanya, "Masih belum tau siapa pemiliknya?". Gara hanya menggeleng pelan, ia sedih saat mengingat gelang pemberian mendiang kakak perempuannya hilang.Gelang itu satu-satunya barang peninggalan kakaknya dan sekarang hilang entah kemana.

FLASHBACK ON

BRUKK!

"Aduh! shhh sakitt" seru seorang anak perempuan sambil nemegangi lututnya yang tertutup rok panjang,"Makanya kalo jalan liat liat dong! celanaku jadi kotor kan!" Teriak Gara sedikit membentak membuat anak perempuan didepannya terlonjak kaget dengan mata yang berkaca-kaca."M-maaf.... hikss Ra-ra nggak se-sengaja..hikss....".

Gara berdecak sebal, anak perempuan itu malah menangis didepannya, ia paling tidak suka melihat perempuan menangis."Ck! tau ahh!" ia mengambil gelang hitamnya yang terlepas dari tangannya kemudian pergi meninggalkan anak itu.

pembelajaran berlangsung, Gara baru menyadari ada yang berbeda dengan gelang yang bertengger di pergelangan tangannya, seharusnya gelang yang ia kenakan berliontin huruf 'A' bukan 'M'.Lalu gelang miliknya dimana? atau mungkin terjatuh di depan kelas tadi? ia harus mencari gelang itu nanti sepulang sekolah.

...

PULANG SEKOLAH

KRINGGG!!!

Setelah mengemasi peralatan sekolahnya Gara berlari mencari gelang pemberian kakaknya itu, ia sangat berharap bisa menemukan gelang liontin huruf itu.Gelang itu couple dengan kakaknya, itu hadiah ulang tahunnya beberapa bulan lalu, meskipun hanya sebuah gelang tetapi Gara sangat menyukai gelang itu karena kata kakaknya gelang itu spesial di buatkan oleh seseorang.

Umur Gara dan kakaknya berbeda lima tahun, disaat Gara baru memasuki kelas dua sekolah dasar kakaknya sudah memasuki kelas tujuh sekolah menengah pertama.

Saat memasuki jenjang SMP itu lah kakaknya bertemu dengan sosok spesial itu dan bertukar cerita tentang adiknya, hingga setelah beberapa bulan berteman baik sosok spesial itu memberikan sepasang gelang couple berliontin 'A' dan 'L', lalu sosok itu memperlihatkan gelang yang ia kenakan, sama seperti sepasang tadi hanya saja yang ia kenakan berliontin 'R'.

10 menit berlalu Gara masih belum menemukan gelangnya sedangkan sopirnya sudah sampai menjemputnya, ia memutuskan untuk pulang terlebih dahulu dan mencarinya besok lagi.Sesaat setelah Gara masuk ke dalam mobil ada sosok anak perempuan berlari ke tempat dimana Gara mencari gelang itu, Gara merasa tidak asing dengan anak itu tetapi ia tidak peduli dan menyuruh sopirnya melaju meninggalkan sekolah.

FLASHBACK OFF

"Sebenernya siapa anak itu".

🍓🍓🍓

Sampai jumpa di part selanjutnya
maaciww yg uda votment and share, see u guys!


FAITH INTERMEDIARY Where stories live. Discover now