Kevan hanya balas melototkan matanya agak terkejut sesaat. Sedangkan Axello mulai bergerak gelisah. Jastin yang masih ditahan pun berusaha berontak.

"Sorry ya kita tinggal harus buru-buru nih mau nagih hutangnya dia dulu bentar,," ujar Kevan ingin pamit sambil terkekeh garing membawanya. Axello hanya menahan wajah kecutnya tak banyak bicara pada cewek itu membuat Alyra menjadi sedih teringat kembali akan hal itu, bagaimana sikap Axello tak terlalu berperasaan padanya.

Ketiga cowok itu tadi langsung pergi dari hadapannya padahal Alyra hanya ingin memanggil nama Axello sekali lagi. Hanya itu yang dia mau tapi Axello seperti tak mau mempedulikannya dan akan terus mengabaikannya entah sampai kapan hal itu terjadi padanya dengan cowok gondrong itu.

Alyra hendak ingin mengikuti mereka tapi lebih tepatnya pada Axello lelaki dia inginkan, namun harus tertahan ketika suara seseorang memanggi namanya dari belakang. "Alyra! Akhirnya Lo datang juga disekolah. Kita udah nungguin Lo hadir masuk." ujar Bima. Salah satu mantan Alyra yang mungkin masih mau mengajak balikan lagi. Tapi Alyra tak mengharapkannya.

"Lebih tepatnya sih gue yang lagi nungguin Lo bukan mereka..." lanjutnya dalam hati seakan berbicara sendiri.

"Iya ada apa?" tiba-tiba wajah Alyra mulai berubah kesal dan jutek karena dia membuatnya merasa terganggu dan harus berhenti membiarkan Axello telah pergi jauh darinya.

"Ini buku catatan penting, semua materi selama Lo gak ada jadiin satu gue bikin ini buat Lo biar Lo gak ketinggalan lagi." ucapnya tersenyum lembut sambil menyerahkan buku sampul itu pada Alyra dengan riang.

Bukunya sama kayak punya Axello?! Gumam Alyra saat melihatnya dalam sejenak. Bima berharap cemas takut Alyra tidak akan membutuhkannya. Lalu Alyra kembali menatap Bima mata sembari menerimanya. "Thanks. Gue simpan."

Kalau saja buku itu tidak mengingatkannya pada cowok gondrong itu tadi, mungkin Alyra akan menolaknya atau membuangnya dihadapan Bima tanpa perlu dia pikirkan bagaimana susahnya Bima merangkumnya dalam seminggu lebih hanya demi seorang cewek yang masih dia perhatikan dan sayangi sampai sekarang ini.

"Hari ini juga ada tugas. Tapi Lo tenang aja tinggal kumpulin aja, udah gue kerjain juga itu buku khusus buat Lo kok." kata Bima lagi. Alyra terperangah sebentar ia tak akan menyangka jika Bima sudah mau merepotkan dirinya sendiri untuk cewek bodoh sepertinya. Membuat Alyra meringis malu. Ia pun mengubah wajahnya menjadi tersenyum manis untuk membalasnya.

"Sekarang udah mau bel nih kita ke kelas bareng yuk! Biar nanti sekalian gue kasih tau sambil ngejelasinnya sedikit juga, agar Lo paham mana yang lebih penting di dalam catatan itu,," Bima sepertinya terlihat bersemangat agar bisa bersama dia lebih dekat lagi. Alyra hanya meangguk pasrah sebentar. Padahal masih ada sisa waktu untuknya beberapa menit lagi demi memperhatikan cowok gondrong idamannya itu, disekitar lingkungan sekolah setelah lama Alyra tanpa absen kelas hingga membuatnya ingin segera bertemu dengan Axello meski hanya sebentar tak sengaja tadi.

Namun tanpa dia sadari ada seseorang yang sedang masih melihatnya dibalik tembok yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada. Ia begitu memperhatikan Alyra dengan intens menatapnya lebih tajam. "Syukurlah Lo masih baik-baik aja." gumam seseorang itu Axello dengan pelan seakan mengawasinya sesaat ke mereka berdua. Ketika Alyra ingin menoleh sebentar merasa ada yang aneh, seketika bayangan pria remaja berambut gondrong itu telah benar-benar menghilang sebelum Alyra akan mengetahuinya langsung.

Kevan hanya mendengus kesal ketika dia malah disuruh membekap Jastin sendirian ke tempat lain tanpa sebab yang jelas, sedangkan Axello kembali berbalik arah meninggalkannya ketika mereka berdua bertemu Rania saat kebetulan melewati kelas cewek itu di lorong. Mantan Axello yang seakan mengajaknya ingin berbicara dengan cowok gondrong itu. Kevan hanya bisa memutar bola matanya malas. Ia tak begitu menyukai Rania apalagi akan sekedar peduli tentangnya. Hal itu tidak akan pernah terjadi sampai kapanpun. Karena Kevan sudah lebih mengetahuinya bagaimana aslinya Rania sejak putusan dengan Axello.

Jadi Kevan tak mau ikut campur urusan Axello dengan mantan ceweknya itu. Tanpa Kevan ketahui Axello sengaja mengabaikan mantannya Rania. Dia lebih memilih ingin memandangi Alyra dari kejauhan untuk memastikan bahwa cewek berambut merah cantik itu baik-baik saja selama beberapa hari tidak terlihat baru ada disini.

Axello menghela napasnya sebentar. Ia masih teringat tempo lalu hanya karena bersikap kurang baik pada Alyra sampai Mea kena imbasnya juga. Ia tahu Rendra lebih menghargai cewek sahabatnya itu dari kecil meski Axel agak mengakui pertemanan mereka berdua memang tidak wajar karena Rendra sudah terlalu lama mengenalnya.

"Cewek Lo gak ganjen kok cuma para cowoknya aja sih yang suka ngebet tuh." cibir Kevan setelah menemukannya dengan cepat kembali, ia juga sempat melihat ke arah Alyra yang tengah didekati oleh Bima. Bagaimana nasib Jastin tadi? Jangan ditanya, Kevan sudah memberikan sedikit bacokannya lebih dulu pada cowok itu sebelum dia pergi mendatangi Axello yang sendirian main petak umpat disana bersama dinding tembok putih dan makhluk angin tak kasat mata. Kevan merasa sedikit prihatin dengan Axello sebentar.

"Bima temannya Rendra. Pernah satu kelas waktu masih SMP mereka bertiga itu, pernah jadian juga sih sama ceweknya lo. Kayaknya dia bakalan jadi orang ketiga nih saingannya gue sih mungkin,," celetukan Kevan sembari mengingatnya membuat Axello juga jadi mulai teringat akan mengenai tentang cowok itu yang terlintas dipikirannya sekilas. Mereka sebenarnya juga berteman tetapi, tidak terlalu dekat apalagi sekelas dengannya. Masih memandanginya cukup lama tentu saja cewek itu yang tadi dimaksud oleh Kevan adalah Alyra.

"Kalau ngomong suka ngigau ya Kev. Tidur dulu sono lu biar mimpi indah sampai Lo berjodoh sama orang utan kembarannya si monyet gue rela banget beneran dah ikut bahagia sih kalau dengarnya sumpah!!" decak Axello sinis namun detik berikutnya ia tertawa saat sembari mulai membayangkan wajah masam Kevan yang entah akan seperti apa jika mengalami hal itu.

"Ngayal Lo! Sembarangan ogah njing!!" delik Kevan tajam sembari menekan luka dahi Axello dengan telunjuknya. Sambil membalasnya ikutan tertawa kesal lalu bersiap kabur sebelum Axello akan berhasil menghajarnya karena kesakitan.

TBC....

VOTE DAN KOMENT YAA!!!

HARAP MAKLUM TYPOS BERTEBARAN....


Mylovelly Where stories live. Discover now