●ANGKASA 36 ✅️

Mulai dari awal
                                    

"Santai, by the way kenapa lo bisa nabrak?" ,tanya Kevin.

"Gue ngeliat ponsel tadi." ,ucap Raraa.

"Makanya jalan tuh liat jalan bukan liat ponsel." ,ucap Kevin mengetuk dahi Raraa.

"Sakit Kevinn!" ,seru Raraa.

"Raraa.." ,panggilan itu mampu menghentikan pergerakan Raraa.

Begitu juga dengan Kevin yang terdiam ditempat. Tak ada yang bergerak, nafas Raraa tercekat saat pemilik suara itu mendekat.

Angkasa

Angkasa berjalan mendekati Raraa. Mengambil alih tangan Raraa lalu menggenggamnya.

"Gue bawa pacar gue." ,ucap Angkasa menekan kata pacar.

Setelahnya Angkasa membawa Raraa menjauhi Kevin. Angkasa membawa langkahnya memasuki ruangan gelap dibelakang sekolah. Gudang.

Hawa dingin menyapa Raraa, hingga akhirnya Raraa dan Angkasa berada didalam gudang. Angkasa menatap Raraa dengan sorot yang tak bisa Raraa tebak. Raraa yakin pasti Angkasa marah.

"Gue boleh cemburu ngak sih Raa?" ,tanya Angkasa pelan.

"Maaf." ,balas Raraa.

Grepp

Angkasa memeluk Raraa erat. Angkasa membenamkan wajahnya diceruk leher Raraa. Raraa membalas pelukan Angkasa.

"Saa, gu-"

"Bentar Raa, gue lagi emosi." ,gumam Angkasa semakin membenamkan wajahnya.

Raraa diam, dengan tangan yang mengelus pelan punggung Angkasa. Lama mereka terdiam diposisi seperti ini, sampai Angkasa kembali mengangkat wajahnya. 

"Gue ngak butuh maaf, gue butuh penjelasan lo Raa." ,ucap Angkasa.

Raraa menghela nafas pelan, merapikan rambut Angkasa sebelum menjelaskan semuanya pada Angkasa.

"Tadi gue ngak sengaja nabrak Kevin, Kevin nanya kenapa bisa nabrak. Gue jawab karna liat ponsel. Terus kata Kevin makanya kalo jalan liat jalan bukan liat ponsel." ,jelas Raraa.

Angkasa mengangkat tangannya, membuat Raraa reflek menutup wajahnya. Angkasa segera memegangi tangan Raraa.

"Heii, kenapa Raa? Lo mikir apa?" ,panik Angkasa.

"Lo ngak nampar gue kan Saa?" ,tanya Raraa pelan. 

Srettt

Demi Tuhan! Tidak pernah terfikir oleh Angkasa untuk menyakiti perempuan termasuk Raraa.

"Kenapa mikir gitu? Masalalu lo pernah main tangan Raa?" ,tanya Angkasa pelan.

"Ngak pernah, Langit ngak main tangan Saa." ,bukan maksud membela tapi Raraa mengenal Langit lebih dulu.

"Terus? Kenapa lo mikir gue bakal nampar lo Raa?" ,desak Angkasa.

"Itu karna hmm-" ,Raraa menggantung kalimatnya.

Raraa bingung cara mengatakannya pada Angkasa, reflek itu adalah respon tubuh Raraa karna luka lama Raraa dimasa lalu.

"Kalo gue ngak cerita boleh ngak Saa? Itu luka lama." ,lirih Raraa menundukan pandangan.

Angkasa mengangkat dagu Raraa.
"Luka dari orang lama?" ,tanya Angkasa.

Raraa menggeleng.
"Luka dari siapa?" ,tanya Angkasa lagi.

"Dari orang terdekat dimasa lalu. Gue ngak bisa ngejelasin siapanya, tapi jika lo berasumsi orang itu Langit. Ga gitu Saa, Langit orang baik jangan salah paham sama dia." ,pinta Raraa.

Angkasa menatap manik Raraa. Kembali memeluk Raraa.
"Maaf ya bikin lo keinget luka lama." ,ucap Angkasa.

"Jangan minta maaf Saa, lo ngak salah. Emang dari awal masuk kesini gue udah trauma, trauma ruangan sempit dan gelap." ,jelas Raraa.

Angkasa merutuki dirinya yang tidak mengetahui akan trauma Raraa. Angkasa segera membawa Raraa keluar dari gudang.

Raraa lekat dengan berbagai cerita yang terpendam. Angkasa tidak tau apa lagi cerita tentang Raraa yang tidak ia tau.

"Gue ngak tau siapa lo dimasalalu Raa. Gue ngak tau cerita dimasalalu. Dan bagi gue, masalalu lo milik lo jika lo ingin berbagai cerita dengan gue maka akan gue dengarkan. Tapi jika tidak, maka gue akan ada untuk menguatkan lo."
-Ataxaria Rayvan Angkasa

*****

See you ANGKASA to next

Vote  Koment  Share

827 word

Angkasa or Vanara [New Version]✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang