Bab 007

374 60 7
                                    

Renjun menatap anak di depannya dengan mata waspada. Ada banyak hal yang ingin dia tanyakan kepadanya.

"Ahk kamu sudah bangun." Gumam anak tersebut kemudian dia akan kembali tidur.

Namun kali ini Renjun mencoba menanyakan sesuatu kepada pihak lain.

"Apa yang kamu suntikan pada tubuhku?" Tanyanya dengan nada seperti bukan bertanya tapi memerintah untuk segera di jawab.

Pihak lain jelas masih mengantuk karena kelelahan akibat menggunakan energi terlalu banyak, apalagi harus mengurus orang sakit yang kini sudah bangun.

"Racun." Jawabnya dengan ketus.

Renjun tidak mengharap jawaban seperti itu, ia pun langsung menarik pihak lain dari kasur kepompong. Yang membuat anak itu marah dan kesal.

"Apa yang kamu coba lakukan?" Tanyanya dengan mata coklatnya menatap ke arah Renjun dengan tajam.

"Aku bertanya apa yang kamu suntikan terakhir kali?" Ulang Renjun, "Jika kamu tidak menjawab, jangan salahkan aku jika berbuat kasar." Ancamnya.

Tersenyum sinis, Raffael menatap Renjun dengan tatapan dingin, "Cobalah jika kau ingin mati!"

Sistem yang melihat tuannya akan bertengkar setelah mendengar ancaman dari pihak lain langsung menghentikannya.

[Sistem: Berhentilah berdebat, jika tuan membunuh manusia yang ada di dapan tuan. Saya jamin tuan akan menyesal, karena dia adalah salah satu orang yang memiliki kekuatan Guntur paling kuat. Apakah tuan lupa untuk mengumpulkan tujuh kekuatan berbeda agar ketujuh meteor dapat di hancurkan?]

Mendengar suara mekanisme yang mengingatkannya pada tugas misi untuk datang ke pelanet bumi 004, membuat dahi Raffael berkedut kesakitan. Apa ini ilmiah? Apa ini perbudakan? Jelas ini namanya ancaman dari sistem sialan.

Melihat anak di depannya tidak menjawab, bahkan wajahnya berubah dari ekspresi dingin, kesal kemudian marah lalu tidak berdaya. Dan akhirnya menghembuskan nafas dengan susah paya, kini menatap kearahnya.

"Apa yang aku suntikan adalah Vaksin Virus-D." Jawabannya dengan menggertakan giginya.

Mendengar jawaban dari pihak lain dengan nada ketus jelas Renjun dapat menerimanya. Namun darimana Vaksin itu berasal, jelas Renjun curiga.

"Darimana kamu mendapatkan beda tersebut? Jelas di dunia ini belum ada yang membuat Vaksin apalagi jenis Vaksin Virus-D."

"Olshop sistem alam semesta."

Huang Renjun dapat melihat tubuh kaku pihak lain, seperti telah menjawab hal yang tidak seharusnya ia jawab. Dan kemudian pihak lain membuka matanya, menatap ke arahnya dengan sangat waspada.

"Dan siapa namamu?"

Pihak lain terdiam, masih menatap ke arahnya dengan tatapan waspada penuh kecurigaan. Seperti kucing liar yang ekornya di injak.

"Raffael."

Renjun melihat wajah Raffael dengan tenang, tidak ada permusuhan di mata Renjun setelah lama terdiam dia membuka mulutnya kembali.

"Renjun." Jedanya, "Terimakasih telah menyelamatkan ku, tapi ada satu hal yang harus aku beri tahu padamu." Renjun menatap wajah anak di depannya.

"Apa?" Raffael masih tetap waspada dengan orang di depannya.

Setelah mempertimbangkan apa yang akan di katakan, Renjun membuka mulutnya.

"Kamu tidak boleh membicarakan tentang Vaksin apalagi tentang olshop, aku tidak tahu darimana kamu berasal dan apa tujuan mu datang ke sini. Namun aku tahu kamu bukan berasal dari pelanet ini, dari cara kamu berpakaian apalagi kekuatan yang kamu tunjukan terakhir kali. Tapi satu hal yang pasti jangan pernah berbuat hal-hal yang aneh, demi keselamatan mu tetaplah di samping ku karena di dunia yang tidak kamu kenal ini apalagi di akhir dunia sangat berbahaya bertemu dengan orang yang tidak dapat kamu percaya."

Ucap Renjun dengan seirus, Raffael melihat pihak lain yang wajahnya sangat tegas. Namun dia berpikir apakah orang di depannya bodoh atau naif? Jelas dari hal kekuatan dan otak dia yang paling pintar, semakin Raffael memikirkannya dia semakin kesal.

"Hidup dan mati ku itu bukan urusan mu! Jadi kamu tidak perlu ikut campur tentang hidup ku! Aku menyelamatkan mu terkahir kali bukan karena simpati tapi karena misi sialan!" Keluhnya dengan menggertakan gigi.

"Tapi asal kamu tahu aku punya misiku sendiri, aku datang ke pelanet mu untuk menghancurkan meteor yaitu Bug yang akan menghancurkan umat manusia di bumi ini. Setelah misi ku selesai aku akan kembali ke Galaxy 000 dimana penjaga alam semesta terlahir. Terserah kalian, mau hidup atau mati itu tergantung keputusan kalian umat manusia di bumi ini. Aku tidak peduli!" Jawabannya.

Huang Renjun tertegun mendengar jawaban pihak lain. Dia tidak menyangka orang di depannya akan dengan blak-blakan mengeluarkan tujuannya bahkan dengan nada ketus. Tapi bukan itu intinya, Renjun menangkap poin utama dari ucapan yang dia lontarkan.

"Ada apa dengan meteor?"

"Di dalamnya ada milyaran terul cacing serangga alam semesta, jika masuk pada tubuh Zombie maka itu akan sangat berbahaya. Zombie ini masih belum berevolusi dan belum level 1, di pelanet lain banyak Zombie yang sudah berevolusi bahkan karena adanya serangga, Zombie tersebut dapat menjadi lebih kuat di banding manusia. Aku datang ke sini karena hukuman ayah ku, ini adalah misi terakhir ku." Jawabnya dengan jujur karena tidak ada artinya untuk berbohong di depan orang ini.

Huang Renjun melihat pihak lain terlihat sangat lesu setelah menyebutkan kata ayah. Entah kenapa Renjun merasa orang di depannya enggan membahas masal ini.

"Baiklah, aku paham hanya saja kamu tidak boleh menyebutkan tentang Vaksin dan masalah ini kecuali di depan ku. Apa kamu paham?"

Raffael dengan enggan menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Mm."

Entah kenapa jari-jari tangan Renjun merasakan gatal ingin mengelus rambut pihak lain. Ia pun mengelus rambut halus hitam pekat Raffael, yang membuat tubuh Raffael menjadi kaku, karena ini baru pertama kalinya seseorang mengelus kepalanya.

Matanya yang berwarna coklat terang menatap Renjun dengan tatap seperti kucing liar yang ekornya baru di injak, tanpa di sadari mata dingin Renjun sedikit melunak dan senyum muncul di sudut bibirnya. Raffael langsung memukul tangan Renjun tanpa ampun. Menatap tajam kearahnya karena telah melakukan hal yang tidak dia suka.

"Apa yang kamu coba lakukan sialan?" Gerutu Raffael.

"Menjinakkan hewan peliharaan." Jawab Renjun acuh tak acuh.

Mendengar jawaban santai dari Renjun membuat dahi Raffael semakin berkedut.

"Sialan!" Umpatnya sambil mendorong tubuh Renjun menjauh.

Renjun yang melihat tingkah pihak lain tertawa terbahak-bahak, sungguh ini adalah pengalaman sekali seumur hidup yang membuatnya bahagia sejak hari itu.

Sistem yang melihat perkembangan di antara keduanya entah bagaimana terharu, dia meminum teh sore sambil melihat pemandangan yang begitu bahagia. Akhirnya tuannya akan dapat memiliki seorang teman, apalagi orang ini sangat tampan dan juga tidak bodoh seperti tuannya.

TBC

"Zhong Chenle"As"Chenle Heresstian"Mahasiswa di universitas Kota H, teman Jisung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Zhong Chenle"
As
"Chenle Heresstian"
Mahasiswa di universitas Kota H, teman Jisung.
Dia akan bergabung dengan kedua MC kita setelah melihat kekuatan dari MC pertama kita. Salah satu fans dari "Teratai putih"
Kekuatan miliknya adalah bumi, dia bisa membangun dan membuat apa saja yang terbuat dari tanah atau batu.
Di masa depan dia adalah pembuat satelit internet di kota H.

SURVIVAL!Where stories live. Discover now