18 -Keinginan Dari Hati-

126 13 0
                                    

Semua menangis haru dan tersenyum bahagia. Berita tentang Yuki Bashira yang akhirnya siuman setelah enam bulan lamanya tak sadarkan diri menjadi obat penenang hati bagi siapapun yang mendengarnya. Semua orang bersuka cita. Termasuk para Kakushi yang begitu gembira menyambut kembalinya Aozora (y/n) bersama mereka.

Oyakata-sama segera datang menemui (y/n) begitu berita bahagia itu sampai ke telinganya. Pria itu langsung memeluk (y/n). Betapa senangnya dia karena akhirnya anak manisnya itu siuman dan keadaannya berangsur membaik. Selama (y/n) tak sadarkan diri, Oyakata-sama tak henti-hentinya berdoa di kuil. Meminta pada Tuhan untuk segera mengembalikan kesadaran (y/n) agar gadis itu segera membuka matanya.

Bahkan sempat pria itu hampir putus asa terhadap takdir. Enam bulan lamanya (y/n) tak sadarkan diri dan itu membuat hatinya merasakan keraguan. Apakah anak manisnya itu akan hilang selamanya? Jujur saja Oyakata-sama takut kalau tiba-tiba prasangka buruk itu benar-benar sampai terjadi. Hatinya akan sangat terpukul. Pun dengan orang tua (y/n) yang pastinya akan merasa lebih terpukul karena satu-satunya putri kesayangan mereka meninggal dunia.

Beberapa anggota Kakushi diutus oleh Oyakata-sama untuk memberitahu kabar baik ini pada orang tua (y/n). Menurut cerita mereka, begitu berita itu disampaikan, kedua orang tua (y/n) langsung menangis bahkan Amaya sampai duduk bersimpuh saking merasa senangnya.

Hati Fudo dan Amaya kini merasa lega sekaligus senang tak terbilang. Putri tercintanya akhirnya bisa bertahan dan siuman setelah sekian lamanya. Mereka juga sempat putus asa sama seperti Oyakata-sama. Tapi itu kembali pada takdir dan risiko. Sebagai anggota pembasmi iblis, kematian bisa datang kapan saja dengan berbagai cara. Tinggal mereka yang ditinggalkan apakah bisa menerima dengan ikhlas atau justru menyalahkan takdir karena bersikap tidak adil.

Para Hashira datang silih berganti untuk menemui (y/n). Mitsuri adalah orang yang paling kencang menangis saat mata hijaunya melihat senyuman (y/n) yang sudah lama ia rindukan. Dia langsung memeluk (y/n) sangat erat sampai-sampai sahabatnya itu merasa sesak akibat kekuatan Mitsuri. Begitu-begitu juga Mitsuri punya kekuatan yang cukup besar. Istri-istri Uzui juga datang melihat keadaan (y/n). Mereka membawa buah tangan untuk diberikan pada sang empu, seperti makanan berat, buah-buahan, atau sekedar bunga cantik nan wangi yang bisa disimpan di dalam vas.

Tidak banyak yang bisa (y/n) lakukan sekarang. Walaupun dia sudah siuman tapi tetap saja (y/n) masih belum bisa bergerak banyak. Luka di belakang tubuhnya belum benar-benar kering dan itu membuat lukanya mengeluarkan darah setiap kali (y/n) beraktivitas berat. Yang bisa (y/n) lakukan hanyalah duduk atau berbaring di atas kasurnya.

Sering kali ketiga asisten Shinobu—Sumi, Naho, dan Kiyo menemani (y/n) hanya untuk sekedar mengobrol atau bermain permainan sederhana bersama. Itu sangat membantu menghilangkan rasa kebosanan (y/n) karena lama-lama dia merasa jenuh dikurung di ruangannya. Tidak dikurung juga sih sebenarnya. Tapi kalau (y/n) keluar ruangan sekalipun itu untuk mencari angin segar, Shinobu pasti langsung menceramahinya dari A sampai Z dan itu membuat telinga (y/n) lelah mendengarnya. Dan perlu diketahui, Shinobu sangat menyeramkan ketika sedang mode serius.

Jadi disinilah (y/n) berada. Duduk bersandar pada punggung kasur sambil melihat langit biru yang terbentang luas di balik jendela. Ruangan yang (y/n) tempati terbilang ekslusif karena hanya dia saja yang dirawat disana. Dengan kasur tunggal dan lemari sederhana yang berdiri tak jauh dari ranjang membuat (y/n) berpikir kalau ruangan ini memang diperuntukkan untuk orang-orang penting, seperti Hashira atau sebagainya.

Tok tok tok

Pintu diketuk tiga kali. Begitu (y/n) menjawab, Mitsuri dan Shinobu masuk sambil membawa sesuatu. Mitsuri langsung memeluk (y/n). Sepertinya dia sama sekali tidak bosan melakukan hal itu pada sahabatnya.

Scenario || Kimetsu no Yaiba Where stories live. Discover now