9 -Terima Kasih-

188 26 0
                                    

Rengoku dan (y/n) berjalan dalam diam. Tidak ada di antara mereka yang membuka suaranya untuk memulai topik obrolan. Hikaru juga menghilang entah kemana. Sejak tuannya itu bertemu dengan Hashira Api, Hikaru terbang ke suatu tempat dan tak kunjung kembali.

Desiran angin terdengar dari kedua telinga mereka. Suara langkah kaki pelan Rengoku dan (y/n) menyatu menemani mereka di tengah keheningan malam. Diam-diam Rengoku melirik ke arah (y/n) melalui ekor matanya, merasa penasaran apa yang sedang dilakukan oleh gadis itu saat ini.

Rupanya tidak ada yang dilakukan oleh (y/n). Gadis itu hanya menatap lurus pada ruas jalan yang ada di depannya ditambah sebuah kurva melengkung tak luput dari bibirnya. Mata biru langitnya memancarkan cahaya. Kepangan rambutnya sedikit bergerak kala angin berhembus mengenainya.

Untuk sesaat Rengoku mengamati putri sulung Keluarga Aozora itu. Baru kali ini dia menemukan sosok gadis seperti (y/n) dalam hidupnya. Sejak pertemuan pertamanya saat misi gabungan waktu itu, Rengoku sudah menyadari kalau ada sesuatu yang berbeda dari diri (y/n). Entah karena (y/n) adalah putri dari keluarga terpandang atau memang dia memiliki aura dengan ciri khasnya sendiri.

Tidak mau berpikir lebih jauh apalagi membuatnya lebih rumit, pria bersurai kuning itu mengalihkan pandangannya dan kembali fokus pada jalan setapak di depannya. Kedua tangannya berayun sesuai langkah kakinya. Kali ini, Rengoku berani bersuara.

"Selamat karena sudah terpilih menjadi Hashira, Aozora."

Gadis itu lantas menoleh, mendapati lawan bicaranya sedang menatap lurus ke depan. Telinga (y/n) tidak salah dengar. Tatapan Rengoku memang ke arah depan tapi (y/n) yakin pria itu jelas-jelas baru saja berbicara padanya.

Sang empu hanya balas tersenyum. "Arigatou, Rengoku-san. Kudengar kau bercerita banyak hal tentangku pada Oyakata-sama saat misi gabungan kita waktu itu. Tanpa semua ceritamu itu, mungkin Oyakata-sama tidak akan memilihku menjadi Hashira," terangnya cukup panjang, membuat Rengoku tertawa kecil. "Aku hanya mengatakan apa yang harus aku katakan. Selebihnya itu berkat usahamu sendiri." (y/n) lantas terkekeh.

"Oh ya, Hikaru bilang padaku kalau kau sudah mengalahkan salah satu anggota iblis bulan dan menyelesaikan 57 misi. Wahh! Itu sangat hebat!"

Ucapan Rengoku sedikit membuat (y/n) terkejut. Dia tidak menyangka kalau pria itu tau sampai sedetail itu apalagi Rengoku bilang kalau Hikaru yang memberitahunya.

Kenapa Hikaru? Apa burung itu bercerita banyak tentangku pada Rengoku-san?

Pria berjubah itu kembali bersuara. "Dan kudengar juga kau terluka parah setelah mengalahkan iblis bulan. Bagaimana bisa? Apa sekarang keadaanmu baik-baik saja?" tanyanya. Tersirat nada khawatir pada ucapannya.

Lagi-lagi (y/n) terkejut sekaligus kebingungan. Apa dia tau dari Hikaru juga? Atau Oyakata-sama yang memberitahunya?

Seolah mengerti isi pikiran (y/n), Rengoku tersenyum kecil. "Aku tau dari para Kakushi yang menolongmu. Mereka bercerita padaku kalau saat itu keadaanmu sangat parah sampai-sampai mereka takut kalau mereka tidak bisa membawamu ke rumah bunga fuji tepat waktu," tuturnya.

Gadis itu menghela napas panjang. Rupanya Kakushi-lah yang menceritakan keadaannya saat itu pada Rengoku. (y/n) sedikit berpikir kenapa para Kakushi sampai bercerita dan kenapa harus pada Rengoku? Apa Hashira lain juga tau tentang hal ini?

Memikirkannya saja sudah membuat (y/n) pusing. Gadis itu lantas menjawab pertanyaan Rengoku seadanya.

"Aku juga tidak tau pasti bagaimana keadaanku saat itu karena aku pingsan setelah mengalahkan iblis bulan. Sama seperti yang para Kakushi jelaskan, Hikaru juga mengatakan hal yang sama saat dia memberitahu keadaanku sebelum aku dibawa ke rumah bunga fuji. Tapi kalau diingat-ingat lagi, memang iblis itu menyerangku dengan sangat brutal jadi wajar kalau keadaanku sampai separah itu." (y/n) mengakhiri ceritanya dengan cengiran kecil.

Scenario || Kimetsu no Yaiba Where stories live. Discover now