Flashback : Alasan Cuti

3.7K 554 85
                                    

Agustus 2020

'niittt. . . niitt. . .niitt. . .niitt'
suara mesin EKG memenuhi ruangan itu, kamar VVIP disalah satu rumah sakit besar di Singapore.

Pandu mendorong pintu ruangan itu secara perlahan, dibelakangnya ada Nabil yang mengekor.

"morning." sapa Pandu pada perawat yang sedang melakukan pengecekan rutin pada pasien yang berbaring disana.

Nabil menaruh tas berisi laptopnya ke atas meja lalu duduk di sofa, seperti biasanya ia dan Pandu beberapa hari sekali akan ke rumah sakit itu untuk melihat dan merawat si Pasien sesuai dengan perintah atasannya.

Pandu berbicara pada perawat itu tentang bagaimana perkembangan pasien yang ia dan Nabil datangi ini. menurut keterangan perawat itu mereka akan dijelaskan lebih detail tentang keadaan pasien saat sang dokter melakukan visit siang ini, tapi kurang lebihnya keadaan sang pasien sudah jauh lebih baik dan tinggal menunggu ia sadar dan terbangun dari tidur panjangnya.

ponsel Nabil berdering, ternyata Brian menelpon.

"halo lo dimana Bil?" tanya Brian setelah sesaat teleponnya diangkat

"dirumah sakit sama Pandu, kenapa?" tanya Nabil balik

"eh itu gimana keadaannya Bang Chandra? udah bangun belom?" tanya Brian beruntut

"udah jauh membaik tapi masih betah tidur, tau deh apa yang dimimpiin makanya betah setahun tidur doang." jawab Nabil sedikit bercanda

Brian tertawa diseberang sana, "hahaha wah ga beres lo Bil, di denger Bang Chandra nya mampus lo! Lo kan paling takut sama dia hahaha."

"itu dulu ya Britot! sekarang gue udah ga takut lagi. dia disini juga gue yang ngerawat, ngapain dia marah gue kata-katain dikit." jawab Nabil membela dirinya

"iya dehh yang bisa megang megang badannya Bang Chandra mulu..." ejek Brian, "eh bagus ga sih badannya Bil? secara kan dia pinter bela diri terus nembak-nembak gitu. dari luarnya aja kan kaya berotot-otot gitu." lanjut Bas

"mending lo diem." ucap Nabil tak ingin menjawab

bukannya menuruti ucapan Nabil, Brian malah semakin tertawa di seberang sana. "HAHAHAHA, lo salting ya Bil? deg-deg an ya ditanya begitu? hahahaha." tanya Brian

Nabil kesal bukan main mendengar suara tawa dari temannya itu, "gue matiin ya Bri, kesel banget gue! lo nelpon mau ngejekin gue doang apa hah?" ucapnya

"huh bentar dulu, gue mau nyuruh lo ngirimin email meeting tadi malem. mau gue masukin jurnal kantor biar langsung dikasih ke bapaknya Batara hari ini." jawab Brian cepat

"bapak Batara bapak Batara, BOS!" koreksi Pandu yang baru saja ikut duduk disamping Nabil ikut mendengarkan percakapan antara Nabil dan Brian

"aelah iya iya Bos Khandra!" jawab Brian

"lo cuma mau minta itu tapi ngobrolnya kemana-mana dulu ya Brian, ngeselin banget." ucap Nabil

"itu namanya basa-basi ya Nabil sayangkuuuu... udah ah cepet kirimin ke email gue ya! bye!" ucap Brian lalu menutup telepon secara sepihak.

Nabil menaruh hp nya lalu segera menghidupkan laptop yang dibawanya tadi dan melakukan apa yang Brian suruh padanya.

jam di dinding menunjukkan pukul 11.00 siang waktu setempat. Pandu memainkan telepon genggamnya sambil mengusap-ngusap perutnya

"gue laper." ucapnya pada Nabil

Nabil masih menatap layar laptopnya, "terus?" tanya Nabil

"gue ke kantin ya beli makan." ijin Pandu berdiri bersiap-siap

Mafia Salah PergaulanWhere stories live. Discover now