Chapter 19 : Kecolongan

5K 736 70
                                    

"ayooooo... ih kak kavi mah begitu, katanya tadi mau beliin es krim didepan." Mario menarik-narik tangan Kavi yang berjalan didepannya dengan kesal.

"tuh kan rewel begini mending tadi gausah ikut sekalian." peringat Kavi

"iiihhh tapi mau itu kaakkk... ntar abangnya pergi." rajuk Mario sambil menghentak-hentakan kakinya ke lantai.

"beli sendiri aja sana ah, ngeribetin aja kamu nih." jawab Kavi berkacak pinggang. "nanti nanti kalo mau ikut kesini lagi gabakal kakak ladenin, sampe ingus kamu meler meler juga gabakal kakak bawa." sambungnya.

"yaudah ntar goput aja." ucap Mario lalu membalikkan badan Kavi dan mendorongnya agar jalan terlebih dahulu.

Mario melihat Chandra keluar dari lift, lalu langsung memanggilnya "oit bang chandra!" sapanya sambil menggoyang-goyangkan tangannya.

Chandra yang merasa dipanggil lalu mendekat ke arah Mario dan Kavi, Kavi merasa ini kesempatan bagus untuknya segera pergi menjauhi Mario. sementara Mario berbincang dengan Chandra, Kavi langsung melengos pergi memasuki lift.

"tumbenan ke kantor sini Mar, abang kamu juga disini." ucap Chandra memulai pembicaraan antara dirinya dan Mario

"hoohh, aku cuma mau ikut kak kavi doang siihh. kalo bangbat mah kan mau rapat ya." jawab Mario, "eh gimana nih sama nabil? akuliat-liat sering vc sama bang chandra." sambungnya

"hahaha, gimana ya? ya dianya welcome-welcome aja sih sama saya, jadi saya mah gas terus ya kan."

"waduuhh mantep juga kamu bang. tapi ah jangan kelamaan deketinnya bang, ntar keduluan di embat Pandu."

"nah itu dia mar, saya tuh masih bingung. mereka berdua tuh temenan doang apa gimana sih?"

"setau aku sih cuman temenan ya, tapi gatau kalo hatinya. hati orang mah cuma mereka yang tau, ya gak bang." ucap Mario menaik-turun kan alisnya.

"saran aku cepet tembak aja sih bang, biar ga diembat siapa-siapa. kalo jadian jangan lupa traktir aku hahaha." sambungnya

"gampang itu mah. saya juga mau cepet kali mar, ntar deh saya cari waktu yang pas. pas kita berdua sama sama kosong." jawab Chandra lalu menepuk pundak Mario pelan, "eh saya kesana dulu ya, mau ngambil berkas buat rapat nanti." pamitnya

"eh iya bang, silahkan silahkan." jawab Mario lalu segera membuka hpnya.

saat Chandra berjalan menjauhinya, Mario hanya senyum senyum sambil bicara dalam hatinya, "hadeehh bang chandra mau aja dikibulin, mana mungkin nabil mau sama pandu, pandu aja masih gamonin mantannya hahaha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

saat Chandra berjalan menjauhinya, Mario hanya senyum senyum sambil bicara dalam hatinya, "hadeehh bang chandra mau aja dikibulin, mana mungkin nabil mau sama pandu, pandu aja masih gamonin mantannya hahaha." tawanya licik.

"eh bentar ini kak kavi kemana?" ucapnya setelah sadar lalu segera berlari memasuki lift

disisi waktu lain . . .

Kavi segera memasuki lift saat pintunya hampir menutup, untung orang didalamnya sadar lalu segera menekan tombol agar pintunya tak jadi tertutup.

"eh makasih." ucap Kavi

"mau ke lantai berapa?" tanya orang tersebut sambil tersenyum pada Kavi.

"ke lantai 8." jawab Kavi singkat

"lah sama, mau rapat juga? eh kenalin gue Pradipta, lo Kavi kan?" tanya orang itu sambil mengulurkan tangannya pada Kavi

Kavi membalas uluran tangan pria itu, "iya gue Kavi, kok kenal?" tanya Kavi heran, "gue gak ikut rapat sih soalnya tiba-tiba adek gue dari BSC 1 yang mau ikut." sambungnya

"haha kenal kok, padahal gue ada chat lo di twitter masa lo lupa?"

"aaaaa lo yang chat di twitter itu? aduh sorry sorry ya twitter gue kayaknya error apa gimana gitu ga ngerti juga. kalo ada yang ga beres itu berarti kerjaan adek adek gue, emang ngeselin mereka maafin ya."

"hahaha lucu, gapapa kok. wajar sih mereka protektif ke elo soalnya elo kan cakep ya siapa tau ada yang mau macem-macem kan."

"duh gitu deh, gue juga heran."

"eh gue perlu pake kak ga sih? gak sopan banget langsung manggil nama dari tadi, maaf ya."

"no no no, gapapa gausah panggil kakak. adek gue udah banyak soalnya." jawab Kavi sambil tertawa kecil

"oh kalo gitu ya udah, gue juga gapengen jadi adek lo sih"

'tiing' pintu lift terbuka

"nah udah nyampe." ucap Kavi

mereka berdua keluar dari lift tersebut secara beriringan, "eh kav." panggil Pradipta

"hah kenapa?"

"boleh minta nomor lo ga sih? eh kalo gaboleh juga gapapa kok."

"boleh kok boleh, sini sini hp lo gue ketikin."

Pradipta segera menyerahkan hp nya kepada Kavi yang berada dihadapannya.

Kavi menyerahkan kembali hp Pradipta saat selesai memasukkan nomornya ke dalam sana, "nah sudah." ucapnya

"thanks ya, ntar kalo gue mau nanya-nanya bisa langsung gue wa aja kan?"

"iya bisa langsung chat gue aja." jawab Kavi tersenyum lalu melihat jam ditangannya, "eh lo mau rapat kan? itu di sebelah situ ruangannya. gue juga mau keruangan gue jadi kita pisah disini." sambungnya

"yah cepet banget ya misahnya, tapi gapapa deh sekali lagi thanks ya nomornya. gue kesana dulu, bye." pamit Pradipta pada Kavi

'ting' pintu lift sebelah terbuka, Kavi dan Pradipta sontak melihat kearah suara tersebut yang menampilkan wajah Mario sambil menatap tajam orang yang sedang bersama kakaknya itu.

"mending lo langsung masuk ruang rapat sih." bisik Kavi

Pradipta langsung membalikkan badannya lalu menuju keruangan rapat di depan sana.

Pradipta langsung membalikkan badannya lalu menuju keruangan rapat di depan sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


- Chapter 19 END -

Mafia Salah PergaulanWhere stories live. Discover now