"Gak boleh. Sini buka mulutnya,"

"Gak mau!"

"Nanti siap makan kita beli es krim."

"Es krim? Yaudah sini, aaa" Begitu mendengar kata es krim. Otakku seperti terhipnotis layaknya menurut begitu saja.

"Berdoa dulu honey." Setelah selesai berdoa, kini David menyuapiku makan begitu juga dengannya. Sembari makan aku bermain dengan Xero.

"Vid mobilnya udah kamu jemput?" Tanyaku begitu ingat dengan mobil.

"Udah. Sini buka mulutnya," Lalu memasukan nasi ke dalam mulutku.

"Sejak kapan? Kamu kan dari tadi di rumah sakit?" Tanyaku sambil mengunyah makanan.

"Makan dulu honey. Lihat jadi belepotankan?" Sambil membersihkan sisa-sisa nasi.

"Tadi aku suruh Satria buat mengambil. Katanya udah di rumah,"

"Kamu nyuruh Satria? Merepotin anak orang mah itu."

"Dari pada kamu ditinggal di rumag sakit gimana? Yah mending nyuruh orang lain saja."

"Lagian aku tadi di rumah sakit sama Papa."

"Bukan soal sama siapanya honey. Kamu gak inggat kata Oma? Oma bilang harus jadi calon cucu yang baik." Jelas David dengan bangganya.

"Aku gak mau nikah sama kamu."

"Kamu mau nikah? Yaudah ayo, kapan? Besok? Lusa?" Ucap David membalikkan perkataanku.

"Aku bilang itu enggak."

"Iya"

"Enggak Vid."

"Iya iya iya. Titik gak ada koma." Jawab David dengan geram.

"Mau minum," ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Ini."

Setelah selesai makan. David dan aku membersihkan makanan kami. Bukan aku sih, tapi lebih tepatnya David. Aku sendiri sibuk mengendong Xero.

"Mau pulang? Atau masih mau negok Papa?" Tanya David.

"Sejak kapan kamu manggil Papa aku jadi Papa kamu?" Tanyaku yang tidak mau Papa dipanggil Papa sama orang lain selain aku.

"Sejak Oma bilang aku calon menantu tadi."

"Bangga banget. Lagian gak ada yang mau sama kamu."

"Ada."

"Gak,"

"Ada honey."

"Berhenti manggil aku honey."

"Terus mau dipanggil apa? Honey? Baby? My little princess?"

"Diamlah! Gak ada satupun." Aku berjalan terlebih dahulu dari padanya.

"Honey tungguin!!!" Teriak David. Membuatku sedikit malu karena dilihatin orang-orang yang berada di taman.

"Honey tunggu. Honey, honey, honey." Karena merasa sudah mulai malu dilihatin orang-orang. Aku membalikan badanku dan menyuruh David untuk diam.

"Sutt ribut banget, kayak orang gila tau gak?" Bisikku kepada David.

"Aku gila karenamu honey."

"Terserah,"

Setelah selesai berpamitan kepada Oma, Tante, dan Papa. Aku juga menitipkan Xero kepada Bintang dan Citra. Lalu kami pergi ke toko es krim seperti janji David tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

What Is Love? [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang