07. CURHAT TENTANG FAJAR

123 7 2
                                    

Happy reading

***

Acara potong nasi kuning selesai. Kini, semua yang bersangkutan tengah memakan nasi kuning tersebut.

Angelica duduk di sebelah Lisa. Tadi mereka sempat foto-foto juga dengan teman-teman yang lain. Bahkan ada yang diam-diam merekam kegiatan mereka, sekalian untuk promosi film yang akan tayang ini.

"Padahal aku udah sering ikut acara gini dan sebagai pemotongnya. Tapi vibes kali ini beda banget. Apa karena aku satu project sama Kak Angel, ya?" tanya Lisa setelah memasukkan sesendok nasi kuning itu ke mulutnya dan mengunyahnya.

"Gak gitu juga kali. Mungkin memang lagi beda aja. Teman-teman yang lain juga belum pernah seprojek sama kita, jadi vibes-nya beda, kayak malu-malu. Nanti juga lama-lama bakalan sama," balas Angelica.

"Iya kali, ya? Eh, tapi... Kak Angel gak apa-apa, nih, jadi peran utama di kisah Kak Angel sendiri?"

"Lho? Lo juga emangnya gak apa-apa meranin diri sendiri?" tanya Angelica balik, yang membuat Lisa menyemburkan tawa.

Aneh memang, karena rasanya seperti déjà vu. Angelica memerankan diri sendiri sebagai Angelica Florensia dalam series-nya nanti. Lisa juga sama, maka dari itu mereka bisa satu project.

Lisa merasa beruntung karena setelah sekian lama menjadi aktris, akhirnya bisa satu frame nantinya dengan mantan kakak kelasnya itu.

Lisa menghentikan tawanya, menaruh makanannya di samping dan mengambil minumnya yang ada di dekat dia. Setelah minum, barulah Lisa menjawab pertanyaan Angelica.

"Namanya ditawarin kerjaan, aku terima aja. Apalagi pas tau kalo nyeritain kisahnya Kak Angel. Kak Angel yang cerita, ya?" Lisa menatap Angelica.

Angelica mengedikkan bahunya acuh. "Gue gak pernah cerita ke siapa-siapa kecuali orang terdekat."

"Apa ada teman Kakak penulis? Mungkin dia nulis cerita Kakak diem-diem," tanya Lisa.

"Enggak ada. Palingan Kak Meli yang cerita ke temannya. Soalnya dulu rame juga, kan, isunya. Jadi siapa aja pasti udah tau ceritanya."

"Hmm, iya juga."

Lisa mengangguk-angukkan kepalanya. Ia jadi penasaran, kenapa kisah SMA Angelica akan difilmkan. Padahal, itu terjadi sekitar hampir lima tahun lalu.

Namun, Lisa juga senang karena bisa flashback seperti masa-masa SMA-nya, di mana itu adalah awal dari dia menjadi seperti sekarang.

Kalau tidak karena kisah Angelica, mungkin Lisa bukan apa-apa. Impiannya menjadi seorang aktris juga mungkin tidak kesampaian. Namun, yang namanya rezeki pasti sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Jadi Lisa hanya bisa bersyukur dengan apa yang ia dapatkan sekarang.

"Eh iya, Lis. Gue boleh curhat sama lo?"

Lisa menoleh. Namun gadis itu mengambil piringnya lebih dulu dan mengobrol dengan Angelica sembari makan. "Curhat aja, Kak."

"Jadi gini, papa gue minta beliin gue mobil buat dia kerja jadi sopir taksi online. Menurut lo gimana?"

"Gimana apanya, Kak? Bukannya bagus, ya? Mungkin itu cara Om Fajar buat nebus kesalahannya. Aku dengar-dengar, Om Fajar lagi berusaha buat memperbaiki semuanya, 'kan? Media lagi rame ngomongin soal keluarga Kakak," balas Lisa panjang lebar. Setelahnya gadis itu mengambil sesendok nasi dan disuapkan ke mulutnya sendiri.

"Sampe sekarang masih rame?" tanya Angelica dengan kerutan di dahinya.

"Masih. Malah kulihat lumayan banyak yang hujat Kakak karena katanya gak ngehargain orang tua."

Kerutan di dahi Angelica semakin dalam. Ia sengaja tidak membuka sosial medianya sementara karena malas. Namun mendengar hal itu dari Lisa membuatnya darah tinggi.

"Apa Papa ngelakuin ini demi viral?" tanya Angelica pada Lisa, yang dibalas gelengan oleh gadis itu.

Entahlah, Lisa tidak yakin. Pasalnya, isu yang beredar hanya opini, bukan dari hati masing-masing. Siapa tahu Angelica sudah bisa menerima Fajar kembali, walaupun kenyataan berpihak pada netizen.

Namun, bukan berarti Angelica tak menghargai Fajar sebagai ayahnya.

"Menurutku, Kakak perlu banyakin komunikasi sama Om Fajar. Biar pada gak salah paham. Nanti yang ada nama Kakak yang rusak, padahal Kakak gak lakuin apa-apa. Lagian Om Fajar pasti pengin nyelesaiin ini semua sama Kakak. Saranku aja sih itu," kata Lisa.

Angelica nampak berpikir. Ia pun membalas, "Benar juga apa kata lo." Namun batinnya berkata, Tapi kalo itu semua bohong dan akal-akalan Papa aja supaya bisa booming, gue gak bakalan tinggal diam, sih.

***

Kali ini Angelica tengah membuat video untuk mempromosikan film yang akan tayang. Ada beberapa pemain juga yang sama tugasnya.

Beberapa ada yang foto-foto, juga memberitahu fans mereka melalui snapgram dan sosial media lainnya.

"Upload yang ini atau yang ini menurut lo, Lis?" tanya Angelica ketika mereka selesai membuat konten.

"Yang ini deh kayaknya. Tapi yang ini juga bagus. Emang kenapa kalo di-upload dua-duanya?"

Angelica menoleh ke arah Lisa. Kalau diunggah dua-duanya pun sebenarnya tidak masalah. Namun Angelica tidak pernah spam dengan backsound yang sama masalahnya. Jika mau spam, gadis itu harus mengganti backsound-nya.

Entahlah, menurut Angelica itu kurang bisa menarik perhatian. Yang ada nanti penonton mereka akan bosan.

"Satu aja, sih. Kalo dua nanti spam. Backsound-nya juga sama, sama kayak gerakannya juga. Takutnya nanti pada slide doang gak dilihat," jawab Angelica.

"Oh, ya udah. Terserah Kakak aja mau upload yang mana. Aku cantik di video dua-duanya," kekeh Lisa, bermaksud untuk bercanda.

Angelica pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Rupanya Lisa bisa narsis juga. Biasanya gadis itu tidak banyak tingkah.

"Eh iya, Kak. Habis ini ada foto bareng seluruh pemain sama sutradara," kata Lisa.

"I know. Gue gak lupa soal itu, kok. Kalo bisa sekarang, kenapa enggak?" Angelica menaik-turunkan alisnya.

Lisa pun tersenyum, lalu kedua gadis itu pergi ke tempat di mana mereka sudah janjian untuk berkumpul. Setelah acara terakhir alias sesi foto, semua akan pulang dan mempersiapkan diri masing-masing supaya tubuh tetap fit saat bekerja.

[To be continue]

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Semoga suka sama cerita ini.

PRIMADONA 2 : KARMA KEDUAHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin