11. ADA YANG ANEH

107 5 0
                                    

Happy reading

***

Ketika Angelica tengah difoto bersama pasangannya oleh Erlangga, tiba-tiba Erlangga mendapatkan pesan di ponselnya.

"Maaf, sebentar, ya?" izin Erlangga pada keduanya. Katanya sih penting.

Hari ini, sebelum mulai take, Angelica dan lawan mainnya harus melakukan photoshoot sekali lagi untuk promosi. Selain untuk promosi Imagination, mereka juga mau promosi film nanti.

Angelica menunggu Erlangga yang sepertinya nampak begitu serius dengan ponselnya. Dilihatnya lelaki itu menghampiri temannya, menyerahkan kameranya pada temannya itu.

Setelah itu Erlangga pun langsung pergi tanpa pamit, yang membuat Angelica kepikiran. Mengapa Erlangga kelihatan buru-buru? Apa ada sesuatu yang begitu penting?

"Maaf, ya. Langga ada keperluan, katanya baru aja di-chat penting sama mamanya. Bisa mulai lagi?" tanya teman Erlangga yang akan memotret Angelica.

Angelica dan pasangannya pun mulai melaksanakan potret mereka. Dalam hati Angelica jadi bertanya-tanya mengapa Erlangga mendadak pergi apalagi terburu-buru. Apa terjadi sesuatu dengan mamanya?

***

Anda

Yang, kamu kenapa buru-buru banget tadi?

Kamu ke sini lagi gak?

Kamu gak apa-apa, 'kan? Mama kamu gak kenapa-kenapa, 'kan, Yang?

Ceklis dua abu-abu. Sudah sekitar sepuluh menit yang lalu Angelica mengirim pesan tersebut pada Erlangga, tetapi tak ada balasan dari lelaki itu. Bahkan sekadar dibaca saja tidak.

Sebenarnya ke mana dia?

"Dor!" Seketika Angelica terlonjak ketika Lisa mengagetkannya. Gadis itu mengelus dada dengan menghela napas lelah.

"Aish, lo ini! Kalo gue jantungan gimana?" gerutu Angelica.

Lisa meringis dengan tangan yang dikatupkan. "Maaf, aku gak sengaja. Lagian kelihatannya Kak Angel lagi galau. Galau sama siapa, Kak?" tanya Lisa penasaran.

Semenjak selesai pemotretan terakhir dan sampai break, Angelica kelihatan murung. Namun ketika take, pastinya Angelica bersikap profesional. Jadi Lisa sama sekali tak tahu kalau sebenarnya Angelica tengah banyak pikiran.

"Mikirin Kak Langga yang tiba-tiba pergi, ya?" tebak Lisa yang diangguki oleh Angelica.

"Kira-kira mamanya kenapa, ya? Kata temennya Langga tadi dia pergi karena di-chat mamanya. Gue jadi khawatir, Lis," kata Angelica. Terlihat dari wajahnya yang tulus, bahwa gadis itu memang mencemaskan mama Erlangga, dan yang pastinya Erlangga juga.

Lisa hanya menunjukkan raut wajah datar. Mantan kakak kelasnya satu itu selalu saja bermasalah dengan pacarnya. Dari SMA saja Lisa sudah tahu bagaimana hubungan antara Erlangga dan Angelica.

"Doain yang terbaik aja, Kak. Semoga mamanya Kak Langga gak kenapa-kenapa," ucap Lisa membalas perkataan Angelica.

Angelica mengangguk. "Iya. Gue pasti doain. Tapi agak aneh aja gitu. Gak biasanya dadakan gini, mana Langga susah banget buat dihubungin. Ya, minimal bales sebentar gitu."

Lisa mengelus-elus bahu Angelica. Kedua gadis itu memang tengah break shooting, jadi ada waktu untuk mengobrol di saat yang lain sibuk membuat konten video sembari promosi.

"Sabar aja. Mungkin Kak Langga-nya emang lagi gak pegang HP. Jadi belum bisa buat baca chat Kakak, apalagi bales," balas Lisa lagi untuk menenangkan pikiran Angelica.

Angelica selalu saja begini, khawatir berlebih. Dia selalu overthinking kalau orang yang disayangnya tiba-tiba pergi. Dulu ketika Laskar pergi, tak henti-hentinya dia memikirkan lelaki itu. Bahkan sampai sekarang juga terkadang Angelica memikirkannya.

Dia butuh kepastian. Angelica lebih suka orang itu menghilang setelah dia mengabari. Ya, seperti menenangkan Angelica supaya tidak berpikiran yang macam-macam.

Angelica mengecek ponselnya di mana hanya ada notifikasi sosial medianya saja, tetapi WhatsApp-nya sama sekali diabaikan oleh Erlangga.

Kalaupun ini menyangkut mama Erlangga, biasanya lelaki itu akan memberitahu lewat chatting pada Angelica mengapa dirinya pergi dan bagaimana keadaan mamanya setelah Erlangga di sana. Biasanya begitu. Mengapa sekarang malah seperti berubah?

"Gue terlalu minta dingertiin banget gak sih, Lis?" tanya Angelica tiba-tiba, membuat Lisa mengerutkan keningnya dalam.

"Maksudnya, Kak?"

"Ya, setiap ada yang pacaran sama gue tuh selalu bikin gue overthinking sampe mereka mungkin ngerasa gak nyaman," jelas Angelica.

"Bukannya Kakak baru pacaran dua kali? Aku rasa Kak Langga maupun Kak Laskar gak pernah kelihatan risi sama Kak Angel deh."

Angelica mengedikkan bahunya. Memang tidak terlihat, tetapi bisa saja, 'kan? Ck, lagi-lagi berpikiran yang negatif.

"Kalau sampe kita selesai shoot hari ini, mungkin gue samperin ke rumahnya aja kali ya, Lis?" tanya Angelica, meminta pendapat Lisa.

Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Kalo itu sih, terserah Kakak, ya. Tapi aku takutnya mama Kak Langga butuh privasi. Kak Langga aja gak bilang kalo dia ke mana, 'kan? Cuma pesan ke temennya kalau dia di-chat mamanya?"

"Iya juga, sih. Tapi beneran aneh, Lis. Gak biasa, beneran," balas Angelica lagi.

Memang, Lisa tidak tahu apa-apa. Kebiasaan pasangan itu juga dia sama sekali tidak tahu. Namun apa perlu dia ikut campur? Tidak, 'kan?

"Terus gue harus gimana, Lis? Gue gak bisa kalo begini terus," kata Angelica. Dari semalam gadis itu sudah dibuat banyak pikiran.

Tidak Laskar, tidak Erlangga, sama saja. Intinya semenjak Angelica bertemu dengan Gia, entah kenapa hatinya merasa resah tak henti. Dia seperti takut kehilangan Erlangga lagi.

Walaupun status Gia dan Erlangga hanya sebagai sahabat, tapi tak memungkinkan bahwa keduanya bisa saja kembali mengkhianati Angelica. Ck, kepikiran lagi, 'kan? batin Angelica kesal dengan dirinya sendiri.

Sesuatu yang seharusnya tak perlu dipikirkan, malah gadis itu pikirkan.

"Mending Kak Angel fokus sama kerjaan dulu deh. Urusan Kak Langga nanti nunggu besok. Kalo besok belum ada kabar juga, baru deh Kak Angel bebas mau ngapain, yang menurut Kak Angel terbaik," saran Lisa. "Itu sih kalo kata aku."

Angelica pun mengangguk paham. "Oke deh. Thanks ya, Lis. Lo selalu bisa bikin gue gak kepikiran yang enggak-enggak sementara."

"Sama-sama. tetap semangat, Kak."

[To be continue]

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Semoga suka sama cerita ini.

PRIMADONA 2 : KARMA KEDUAWhere stories live. Discover now