04. MASIH SAMA

146 10 0
                                    

Happy reading

***

Erlangga menutup satu matanya pada viewfinder tepat di depan bola mata yang terbuka. Ia tengah memotret salah satu model cantik yang tengah naik daun.

Model ini juga akan memerankan film yang diangkat dari kisahnya sendiri. Dia adalah Angelica, pacar Erlangga sendiri.

"Ya, sip." Erlangga mengacungkan jempolnya ketika pemotretan selesai.

Angelica menghela napasnya, lalu beberapa orang mendatangi Angelica untuk membuat gadis itu nyaman, karena sebentar lagi make up Angelica akan dihapus. Setelah istirahat nanti, Erlangga akan melanjutkan pekerjaannya sebagai fotografer untuk Lisa.

Erlangga duduk seorang diri, sedangkan teman satu timnya sudah mulai makan siang, di mana mereka diberi nasi kotak.

Meli datang membawa tiga buah nasi kotak di tangannya. Lalu berhenti di depan Erlangga yang duduk sembari memainkan kameranya.

"Nih, punya kamu sama Angel. Angel bentar lagi selesai ganti baju," ucap Meli dengan memberikan dua buah nasi kotak.

Erlangga mendongak, lalu menaruh kameranya dan tersenyum pada Meli. "Thanks, Kak."

Meli mengangguk, lalu meninggalkan Erlangga sendirian. Dia tidak akan mau menjadi nyamuk jika nanti harus makan bersama Angelica dengan Erlangga.

Erlangga membuka salah satu nasi kotak yang diberikan oleh Meli tadi dan isinya berbeda dengan yang kemarin. Not bad, tapi Erlangga tidak suka sayur sawi hijau.

"Yang?"

Erlangga sontak menoleh ketika suara Angelica menyapa di telinganya. Gadis itu memanggil Erlangga dan langsung duduk di kursi yang ada di sebelah Erlangga.

"Eh, Babe."

Angelica menengadahkan tangannya. Gadis cantik yang sudah tak memakai make up dan gaun itu menaik-turunkan alisnya pada Erlangga, memberi sebuah kode, yaitu meminta nasi kontak miliknya.

"Mana nasi kotak aku, Yang? Kenapa malah ngelamun gitu? Aku tahu aku cantik, tapi aku laper nih sekarang," seru Angelica. Kini bibirnya malah mengerucut.

Di mata Erlangga, itu sangat lucu. Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tangan memberi nasi kotak untuk Angelica.

"Babe, mau sawi hijaunya gak? Aku gak doyan," ucap Erlangga.

Angelica membuka nasi kotaknya lebih dulu. Banyak lauk pauk di sana, dan Angelica hanya mengangguk. "Boleh. Aku pengin makan banyak. Lumayan," kekehnya.

Setelah itu, Erlangga memberikan sayur sawi hijau yang ada di plastiknya pada Angelica. Lalu keduanya pun mulai memakan nasi kotak itu bersama-sama.

Mereka pun makan tanpa ada yang berbicara, hingga Angelica pun memulai pembicaraan mereka.

"Lucu, ya? Dulu aja kamu gak pernah mau kalau aku ajak buat nemenin photoshoot, tapi kamu malah jadi fotografernya sekarang. Mana sering juga, 'kan, walaupun gak sering banget kayak hampir setiap aku foto?" kekeh Angelica, mengingat masa-masa di mana Erlangga tidak pernah menemani Angelica saat photoshoot.

"Dunia memang nakdirin kita berdua kayaknya, Babe. Gak sengaja dipertemukan dan malah balikan."

Angelica tertawa kecil. Ia jadi teringat bagaimana dia dan Erlangga pertama kali bertemu lagi setelah acara wisuda SMA waktu itu. Sekitar satu tahun setelah acara perpisahan.

Saat itu, Angelica baru saja selesai make up, hairdo, dan memakai pakaian casual untuk salah satu iklan di media. Namun, videographer yang ditunggu tidak datang-datang juga hingga mengharuskan Meli menghubungi videographer yang lain.

"Kak, Fondan Grafer jadi datang gak? Katanya sebelum aku selesai make up udah datang?" tanya Angelica pada Meli.

"Maaf, barusan Kakak dapat kabar dari Fondan Grafer, katanya gak jadi datang. Jadi dadakan Kakak cari video/fotografer lain. Dan, Alhamdulillah ada yang jadwalnya lagi free sekarang."

"Videografer dari mana?" tanya Angelica. Pasalnya, setiap kali ada pemotretan atau pembuatan video take iklan, Angelica harus memastikan dan tahu siapa dan dari tim apa.

Bukannya pemilih, dia hanya ingin mereka bisa bekerja sama dengan baik. Sejauh ini, Fondan Grafer yang selalu menjadi video/fotografer Angelica.

Pihak dari iklan juga tidak masalah, asal produk mereka terjual dan Angelica merasa nyaman dengan pekerjaannya.

"Imagination. Baru resmi, sih. Tapi Kakak lihat review yang udah pake Imagination itu hasilnya bagus. Makanya Kakak pilih," jelas Meli.

Angelica pun hanya mengangguk. Ia duduk di sebuah kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri barusan.

Tak lama kemudian, tim Imagination datang membawa alat-alatnya dan masuk ke lokasi. Sontak Angelica pun bangkit dari duduknya. Ia membulatkan matanya ketika melihat siapa yang datang.

"Langga?" gumam Angelica menyebutkan nama mantannya itu. Jadi dia yang mau videoin gue? batin Angelica.

Erlangga berbicara pada timnya dan langsung menyusun alat-alat untuk membuat video take sebuah iklan itu. Tim dari produk pun ikut membantu, hingga Angelica dapat melihat jika Erlangga terkejut melihat Meli.

Setelah berbincang-bincang dan selesai mengatur tata letak serta menyusun alat-alat sesuai pada tempatnya, Erlangga pun memposisikan diri.

Meli memanggil Angelica, yang membuat Erlangga terkejut. Walaupun lelaki itu sudah tahu karena baru saja Meli yang memberitahunya.

Sebelum video take dimulai, Erlangga mengulurkan tangannya lebih dulu pada Angelica. Angelica pun membalasnya.

"Saya Erlangga Pramudya, founder Imagination, sekaligus fotografer dan videographer Imagination," ucap Erlangga memperkenalkan dirinya pada Angelica.

"Saya Angelica Florensia. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."

Erlangga mengangguk, lalu melepaskan tautan tangan mereka. Setelah itu, pihak produk, Angelica, dan Erlangga mulai membahas tentang konsep yang diinginkan.

Video take iklan berjalan sesuai, hingga Imagination menjadi video/fotografer tetapnya Angelica. Sejak saat itu, keduanya dekat lagi dan menjalani hubungan setelah beberapa saat kemudian.

"Kamu masih ingat gak, waktu kebelet pengin BAB tapi udah pake gaun hitam panjang?" tanya Erlangga saat keduanya selesai makan.

"Ingat, terus kamu sama Kak Meli ribet banget. Bukannya nolongin malah bikin panik."

"Iya. Sampe aku mau ikutan masuk ke toiletnya."

Angelica tertawa. Saat itu keduanya memang canggung, tetapi ada saja hal yang membuat mereka dekat seperti sekarang.

Tak lama, Erlangga dipanggil untuk memulai pemotretan Lisa. Angelica pun masuk ke ruangan rias kembali untuk pemotretan selanjutnya bersama aktor sebagai lawan mainnya nanti.

Sekarang Erlangga sudah bisa menahan cemburnunya jika Angelica berfoto dengan aktor lain. Erlangga akan tetap profesional dalam urusan pekerjaan.

Walaupun ada Langga, kenapa aku terus ngerasa bersalah sama Laskar, ya? batin Angel yang tengah memandang wajahnya di cermin.

[To be continue]

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Semoga suka sama cerita ini.

PRIMADONA 2 : KARMA KEDUAWhere stories live. Discover now