05. ROMANTIS

146 9 4
                                    

Happy reading

***

"Ngel?"

Angelica menoleh. Ia melihat Meli yang mendekatinya ketika baru saja selesai beres-beres. "Ya, Kak Meli?"

Meli melihat ponselnya lebih dulu, baru setelah itu memberitahu Angelica. "Kakak barusan dapat kabar, kalau jadwal shooting kamu dimajuin. Jadi, besok acara selametannya potong nasi tumpeng, dan lusa mulai take. Kamu harus persiapin diri."

Angelica mengangguk-anggukkan kepalanya. Pergantian jadwal bukanlah hal baru bagi Angelica. Jadi Angelica sama sekali tidak terkejut.

"Oke, Kak. Ingetin aja di grup. Kalau perlu spam aku di chat."

Meli pun pamit untuk pulang. Tak lama kemudian, Erlangga datang dengan mobilnya. Sekarang Erlangga jarang membawa motor, karena tidak mungkin membawa alat-alat photoshoot menggunakan motor.

"Mau pulang langsung?" tanya Erlangga.

Angelica nampak berpikir. Lalu gadis itu menjawab, "Enggak, deh. Kita makan di luar aja, ya? Aku masih males makan di rumah."

Erlangga pun mengangguk karena mengerti dengan keadaaan yang dialami oleh kekasihnya. Pasti Angelica tidak mau makan di rumah karena ada Fajar.

Wajar memang, tetapi Erlangga juga jadi kasihan dengan Fajar. Kelihatannya pria itu tulus untuk meminta maaf pada Angelica dan entah mengapa, dia yakin bahwa Fajar akan berubah.

***

Mata Angelica ditutup menggunakan kain hitam. Katanya Erlangga akan menunjukkan sesuatu yang jarang lelaki itu tunjukkan.

Angelica sudah merasa agak lelah karena dari tadi belum sampai-sampai.

"Yang, ini belum sampe juga?" tanya Angelica.

"Sabar, bentar lagi."

"Kita ke mana, sih? Kayaknya nanjak terus," tanya Angelica lagi.

Erlangga hanya tersenyum. Sebentar lagi, mereka akan sampai di puncak, di mana tempat ini banyak pasangan yang datang kemari hanya untuk menikmati waktu berdua, atau sekadar melihat bintang-bintang dan bulan dari dekat.

Tingginya tidak seperti naik gunung, tetapi memang cukup letih jika tidak terbiasa.

"Siap, ya?" kata Erlangga yang sebentar lagi akan membuka penutup mata Angelica.

Angelica mengangguk, hingga pada hitungan ketiga, Erlangga membuka penutup mata tersebut.

"Taraaaaa!" ucap Erlangga dengan antusias.

Memang terlihat biasa, tidak ada yang spesial dari sesuatu yang Erlangga tunjukkan kali ini. Namun, Erlangga berharap, ini bisa menebus kesalahannya di masa lalu.

Walaupun Angelica menerima Erlangga kembali, tetapi lelaki itu masih belum yakin kalau Angelica sudah tidak memiliki rasa terhadap Laskar. Maka dari itu, sebisa mungkin Erlangga memberikan perhatian-perhatian kecil dan keromantisan yang jarang lelaki itu berikan.

"Bagus banget tempatnya. Dapat rekomendasi dari mana kamu?" tanya Angelica. Ia mendongak menatap langit, di mana bintang bertaburan dengan indahnya.

Di sekeliling Angelica juga ada beberapa anak muda yang datang dengan pasangan mereka.

"Gimana? Suka?" tanya balik Erlangga, tanpa menjawab pertanyaan Angelica, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Jawab aku dulu, dapat rekomendasi dari mana? Atau jangan-jangan kamu pernah ke sini sama cewek lain? Ayo ngaku!" tuduh Angelica yang kini tengah menatap nyalang ke arah Erlangga.

PRIMADONA 2 : KARMA KEDUAWhere stories live. Discover now