tersenyum

170 12 0
                                    

Fajar tak juga membaik. Dokter mulai melakukan serangkaian pemeriksaan. Mereka sedih setelah memastikan hasilnya

"Fajar, mana walimu?"

"Sibuk dok"

"Kamu masih ada ortu?"

"Masih. Mereka sibuk"

"Keluarga lain? Saudara? Kakak?"

"Ada. Tapi mereka sibuk. Kasih tau aja dok sama saya. Cuma demam doang aja" jawab Fajar santai. cuma sakit biasa, kenapa harus bersama wali?

"Tapi ini bukan sakit biasa, Fajar. Kamu harus bawa walimu. Ingat itu"

"Saya sudah dewasa dok, ngapain pake wali?" ucap Fajar sedikit kesal

"Dewasa apanya? Masih SMA"

"Ck. Udahlah dok. Paling gak penting" Fajar beranjak keluar ruangan dokter itu meski tadi dokter itu susah payah membujuknya datang

"Fajar, kamu pasti bisa merasakan kalau kondisimu tidak juga membaik kan?"

Fajar sempat menghentikan langkahnya, tapi langsung melanjutkan langkahnya dan membuka pintu

"Meningitis bakterial. Karena bakteri. Mematikan. Intinya itu" dokter itu menatap punggung Fajar,"kamu harus telpon walimu"

"Mereka sibuk dok. Dah berapa kali saya bilang" ucap Fajar sambil membuka pintu dan keluar ruangan itu. Fajar memang sudah beberapa kali dimintai menghubungi walinya tapi tak pernah dilakukannya. Gak guna. Cuma bikin sakit hati kalau dengar penolakan

Setelah sampai ruang rawatnya ia merasa sangat lelah. Ia dengan cepat membaringkan badannya dan tidur

___________

Meningitis? karena bakteri? Wow. Gue bakal cepet mati dong. Baguslah. Tuhan emang baik banget. Gak ngizinin gue mati bunuh diri biar gue gak tambah banyak dosa, tapi ngasih gue sesuatu yang bikin gue cepet pergi. Makasih banget ya Allah

Fajar tersenyum. Ia sedang membaca artikel di internet tentang meningitis karena bakteri. Ia lalu menangkupkan tangannya di depan dadanya dan berbisik dalam hati  makasih banyak sekali lagi ya Allah. Engkau memanglah tau apa yang terbaik untukku

hamba-Mu ini terpesona dengan jalan takdir yang Kau buat. Betapa indahnya. Terima kasih. Aku senang

Fajar terus menerus mengucapkan syukur dalam hatinya sambil tersenyum. Ia lalu tidur kembali dengan bahagia

__________

"Akh" Fajar merintih, kepalanya sangat sakit, ia tak tahan. Dengan tangan gemetar ia mulai mencari obat-obatnya. Setelah menemukannya ia dengan cepat menelannya

Dosis yang biasa ia telan tak lagi mempan, ia menjambak rambutnya kuat, mengambil obat-obat itu lagi dengan cepat dan menelannya. Ia tak peduli. Toh, ia akan mati

Setelah agak mereda, ia merasakan darah yang mulai menetes dari hidungnya. Ah, sial. Ia harus berjalan ke kamar mandi karena tak memiliki tisu. Tisu yang dibawakan Senja sudah habis. Tak ada keluarga yang menjenguknya sama sekali

Dengan berat ia berusaha melangkahkan kaki di lantai, tapi baru beberapa langkah saja ia sudah tak sanggup. Pingsan

___________

Fajar terbangun dengan rasa sakit itu lagi, tangannya memegangi kepalanya, dahinya bertaut nyeri. Matanya masih tertutup

"Sakit banget ya jar? Gue panggilin dokter ya?" ucap Senja sambil menekan bel di samping ranjang Fajar

Fajar tak menanggapi. Setelah mendapat penanganan ia memilih tidur

__________

"Ada yang sakit lagi?" tanya Senja ketika melihat Fajar sedikit membuka mata

Fajar & SenjaWhere stories live. Discover now