ingin benar-benar berubah

135 11 0
                                    

Fajar menatap keramaian di kebun binatang itu

"Menyenangkan kan?" tanya Senja sambil menatap Fajar antusias

Fajar tersenyum, lalu mengangguk

"Gue nyesel, lupa kalo bisa juga ke pantai. Lain kali ke pantai yuk! Gimana menurut Lo jar?" tanya Senja

"Bolehlah" jawab Fajar

"Iya ya, gak kepikiran gue kemaren" ujar Angga kesal

"Kemana dulu nih?" tanya Senja tak sabaran

"Lewat sana aja" ucap Angga sambil berjalan duluan. Mereka pun mengikutinya

Sembari berjalan, Fajar memperhatikan dua bersaudara kembar itu. Tuhan benar-benar baik mengirimkan mereka. Apa lagi yang kurang di hidupnya, jika ia dapat merasakan seseorang menyayanginya?

Tak terasa sore telah datang, mereka mulai kembali ke rumah

__________

"Assalamualaikum" Fajar memasuki rumahnya tanpa mengetuk dulu. Persetan dengan jika ketahuan akan dipukuli, ia lelah karena belum sembuh, ingin segera tidur

Tapi ketika sampai di ruang tengah, Fajar melihat Abra dan Tibra sedang duduk di sofa dengan mata berkaca-kaca

Hati Fajar langsung terasa perih,"kalian kenapa? Jangan nangis..om ajak jalan-jalan yuk? Beli es krim di taman!" ajak Fajar dengan senyum di wajahnya

Mereka berdua bertukar tatap lalu menatap Fajar,"gak papa?" tanya Abra

"Gak papalah, ngapain gak boleh" senyum Fajar tidak luntur

"Mau.." ucap Tibra,"ayo bang,.." ia menatap abangnya

"Kemarin kalian ketemu bunda ya?" tanya Fajar

"Iya. Tapi ayah bawa kami kesini lagi. Tapi..kami pengennya sama bunda, tapi kangen ayah juga, gak tau, Abra bingung, om.." Abra mulai menangis

"Jangan nangis, ayo kita pergi sekarang" Fajar menyesal bertanya hal sensitif itu pada mereka

Apa abangnya bercerai dengan istrinya? Kenapa? Atau cuma lagi tengkar aja? Fajar ingin bertanya tapi tidak tau pada siapa

"Tapi belum izin ayah, ayah lagi pergi" ucap Tibra

"Gak papa, nanti om yang izin lewat chat" ucap Fajar ragu, ia bahkan tidak memiliki nomer HP abangnya,"ayo pergi sekarang"

Ketiganya beranjak keluar rumah menuju taman terdekat

__________

"Ck!!" Fajar kesal karena banyak sekali tugas, sebenarnya wajar karena ia telah kelas XII. Ini sudah jam 2, tapi ia belum bisa tidur karena mengerjakan tugas

Brakk
Tiba-tiba pintu gudang terbuka kasar, abangnya datang dengan wajah emosi," tadi Lo ajak anak-anak gue pergi, iya?!" tanya Kavin

"Iya bang, nangis mereka soalnya" Fajar berusaha tak menanggapi dan kembali membaca bukunya

"Gitu ya ngomong sama yang lebih tua?!!" tanya Kavin sambil mendekat lalu menjambak kuat rambut Fajar

"Akh..udah malem, bang, jangan ribut, kasihan ayah ibu keganggu"

"Satu-satunya yang bikin orang-orang rumah ini keganggu itu kamu!! KAMU!!! KAMU FAJAR!!!" ucap Kavin sambil dengan keras membenturkan kepala Fajar ke lantai

Fajar merasa kepalanya sangat sakit, telinganya berdenging, darah mulai mengalir dari hidungnya

"Gara-gara gue anterin Lo ke RS kemaren Jena dateng terus ambil mereka!! Lo gak tau susahnya bawa mereka kembali kesini!! Dan Lo malah ajak mereka keluar?!! Lo mau bunda mereka ambil mereka lagi??!! Nyusahin banget Lo!! Seandainya Lo gak ada!!"

Kavin mulai memukuli dan menendanginya, ia kalap, ia takut kehilangan anak-anaknya lagi. Karena Fajar lagi. Kenapa Fajar ada? Kenapa Fajar ada sehingga menyusahkan banyak orang?

Bugh..bugh..bugh..bugh..bugh..bugh..
Pukulan itu makin banyak saja, Fajar tak tahan lagi,"bang, u-dah, sakit banget, udah bang, gue mohon..maaf bang, maaf, maaf.." Fajar terus meracau, pikirannya mulai kacau

Setelah Kavin lelah ia tinggalkan Fajar begitu saja. Fajar masih meracau,"maaf bang, maaf..maaf.."

Fajar tak sadar jika abangnya sudah pergi. Pikirannya begitu kacau, ingatan-ingatannya campur baur, ia tak tau mana yang sekarang sedang terjadi, kepalanya tambah sakit, air matanya mulai menetes seiring netranya yang mulai tertutup

____________

Fajar sadar, ia melihat dirinya masih di gudang. Ia berusaha mengingat kejadian sebelumnya, sepertinya abangnya habis memukulinya. Pandangannya kabur, ia tak yakin ini sudah pagi atau belum

Ia duduk dengan susah payah, lalu mencari ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Jam 9, yang benar saja. Sudah sangat terlambat untuk sekolah. Ia berusaha mendekati kasurnya yang sangat tipis dan berdebu, dulu ia menemukannya di gudang, lalu ia menidurkan diri disana

___________

"Tu kan bang, masih sakit dia. Gimana nih?" tanya Senja cemas

"Belum tentu, bisa jadi ada urusan keluarga" jawab Angga

"Kalo gitu kenapa gak izin?"

"Iya ya. Entahlah. Kita juga gak tau rumahnya. Lo udah nelpon dia?"

"Belum. istirahat aja"

___________

"Lo nelpon siapa Sen?" tanya Delia yang melihat Senja bolak balik meletakkan ponsel di telinganya

"Fajar" yang lain langsung mengernyitkan dahi heran,"Lo punya nomer dia?"

"Iya"

"Ck. Mending jangan deh Sen. Jangan deket-deket dia. Kan dah gue bilang beberapa kali"

"Tapi gue gak bisa. Aku duluan ya, kayaknya telponnya diangkat" Senja beranjak dari duduknya dan menuju kelas

"Fajar?" tanya Senja takut-takut

"Hem?" Suara Fajar parau dan sangat lirih, Senja jadi tidak tega

"Lo ada apa nelpon gue?" tanya Fajar kemudian

"Gak papa. Lo sehat?"

"Iya. Gue ada urusan keluarga"

kemaren. Kan kemaren gue ketemu Abang gue batin Fajar setelah itu

"Oh..oke. maaf gue ganggu ya, hehe"

"Gak papa. Gue tutup ya?"

"Iya"

Fajar mematikan sambungan telepon. Senja jadi tak enak, ia menelpon berkali-kali pasti Fajar terganggu istirahatnya. Lain kali ia tak akan seperti ini. Urusan keluarga? Entah kenapa Senja tak percaya, apalagi dengar suara Fajar seperti itu

Di sisi lain ketika Senja pergi dari teman-temannya, mereka berbisik," Senja susah banget sih dibilangin. Padahal gak ada untungnya juga deket-deket Fajar"

"Iya. Miskin, bodoh. Yang ada kalo deket dia diperalat"

"Angga juga. Kenapa dah sama anak kembar itu"

Tiba-tiba Senja sudah berada di dekat mereka, tapi mereka tidak sadar,"kalian tau kenapa sih?! Justru kalian yang aneh gak mau temenan sama dia! Dia pernah buat salah apa emang sama kalian?" tanya Senja emosi. Senja lalu mengambil botol air minumya yang tertinggal disitu lalu meninggalkan mereka

___________

"Bang, gue pengen gak deket sama temen-temen cewek gue lagi"

"Napa?"

"Lama-lama gue gak tahan sama sikap mereka. Mereka gak punya hati"

Lalu Senja menceritakan obrolan teman-temannya tadi

"Iya sih, anak-anak cowok juga kek gitu. Tapi Lo gak papa nanti cuma temenan ama Fajar?"

"Gak papa. Satu temen yang baik lebih bagus dari banyak temen yang gak punya hati"

Angga mengelus pucuk kepala Senja dengan bangga,"adek gue keren. Tenang aja, gue juga bakal jauhin anak-anak cowok, biar kita samaan"

"Makasih bang. Gue bersyukur punya Lo"

__________

Fajar & SenjaWhere stories live. Discover now