bahagia?

150 14 3
                                    

Arsa, yang bekerja di minimarket dengan jam kerja setelah Fajar, memasuki minimarket. Tapi ia kaget melihat Fajar yang tergeletak tak sadarkan diri di situ

Ia tak tau harus berbuat apa, ingin membawa Fajar ke rumah sakit tapi siapa yang akan jaga minimarket ini?

Akhirnya ia memutuskan untuk menelpon atasannya yang rumahnya di dekat minimarket itu

Tak lama, panggilannya tersambung,"halo pak, ini Arsa"

"Arsa yang kerja di minimarket saya?"

"Iya pak"

"Ada apa tengah malam begini?"

"Fajar pingsan disini, pak. Saya pengen bawa ke rumah sakit tapi nanti minimarket gak ada yang jagain. Saya bawa ke rumah bapak aja ya?"

"Oh, ya udah. Kayaknya gak parah-parah banget kan?"

"Iya kayaknya pak. Langsung saya antar sana ya pak"

"Ya. Ada hal lain lagi?"

"Gak ada. Saya tutup telponnya ya pak"

"Ya"

Arsa bergerak untuk menggendong Fajar lalu mengunci minimarket, berjalan ke rumah atasannya itu

___________

Netra itu akhirnya terbuka. Pening yang menderanya pun sudah tak sesakit tadi

"Ngapain kamu pingsan di minimarket? Caper? Cih. Kalo ada orang liat gimana? Bisa ada berita macam-macam!!" atasannya memandangnya emosi

Fajar hanya diam. Ia tak bermaksud untuk itu

"Ditanya tu dijawab! Lagian kalo sakit ngapain gak izin aja!! Nyusahin!!"

Tangan Fajar bergetar mendengar kata 'nyusahin'. Sepertinya ia trauma dengan kata itu. Kata yang sudah didengarnya ribuan kali mungkin

"Maaf pak. Tadi tiba-tiba drop, gak enak badan. Lain kali gak saya ulangi"

"Ck!! Anak muda jaman sekarang ya, sakit-sakitan terus padahal cuma kerja kayak gitu! Makannya gak sehat terus sih, padahal dah tau kalo gak sehat!"

"Maaf pak sekali lagi. Saya pamit pulang ya" Fajar bangkit duduk meski kepalanya masih pusing

"Dinasehati bukannya didengerin!! Terserah! Yang penting jangan sampai ada kejadian kayak gini lagi!" atasannya itu pergi

Fajar dengan segera bersiap pulang, ini sudah jam 01.00

Sepedanya masih di minimarket. Ia berjalan kesana untuk mengambilnya

Arsa yang melihat Fajar di luar minimarket langsung menghampirinya,"dah sembuh?"

"Dah. Lo yang bawa gue ke rumah atasan ya?" Arsa mengangguk

Fajar tersenyum,"makasih" Arsa membalas senyumnya,"kalo sakit izin aja. Jangan dipaksain"

"Hem" Fajar baru menyadari jika sebenarnya banyak orang baik padanya di sekelilingnya

Hei, bukankah ia bisa hidup hingga saat ini karena kebaikan orang-orang? Kenapa ia baru sadar?

Apa berarti ada yang membolehkan gue ada di dunia ini? Apa gue boleh menikmati hidup ini? Apa gue boleh bahagia?

Fajar menyunggingkan senyumnya sepanjang perjalanan pulang. Ia tak akan bunuh diri lagi kalau bisa. Ia ingin bahagia dan membuat orang-orang yang baik padanya juga bahagia

Bukankah itu arti namanya, Fajar? Fajar memberi semangat pada orang-orang karena hadirnya di pagi hari. Begitu pula ia, senyumnya harus memberi semangat pada orang-orang di sekitarnya

Fajar & SenjaWhere stories live. Discover now