🩸 Chapter 4 🩸

1.5K 120 2
                                    

Happy reading and enjoy~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy reading and enjoy~

Tidak perlu waktu lama mereka akhirnya sampai ke dunia vampire. Seolah tanpa mebawa beban apa pun, Levon merangkul Jane di atas pundaknya. Ia terus berjalan menyusuri lorong-lorong kerajaan belakang yang tidak terpakai.

Hawa yang berada di kerajaan belakang memang sedikit dingin. Darah manusia yang ditumbalkan akan mengalir ke air mancur yang berada di kerajaan belakang, bahkan terkadang jasad-jasad manusia itu dibuang ke bangsa vampire. Tidak terlalu buruk sebenarnya. Bagi hewan peliharaan vampire, tubuh manusia lebih baik dari pada daging milik hewan lain.

Tubuh manusia bisa menjadi santapan lezat bagi hewan di dunia vampire, itulah mengapa hewan-hewan bangsa vampire lebih ganas saat melihat manusia daripada vampire itu sendiri. Ia tidak tahu apakah Jane yang berada di pundaknya masih sadar atau pingsan.

Tubuh manusia manis, itu yang membuat hewan-hewan dari bangsa vampire menyukainya. Levon melihat penjaga kamar Jane membungkukkan badan ketika melihatnya. Ia menurunkan tubuh Jane, wanita itu langsung beringsut. Ternyata dia masih sadar, Levon berpikir Jane pingsan tadinya.

Tanpa mau repot-repot menjelaskan kenapa ia membawa wanita itu ke sini, Levon melangkah pergi. Ia harus mencari raja untuk mengatakan bahwa Jane sudah berada di sini. Di saat-saat seperti ini biasanya Raja Arbey memberi makan hewan kesayangannya.

Hanya ada satu hewan yang hidup di bangsa vampire, yaitu Acheros. Jika di dunia manusia hewan itu berbentuk seperti beruang. Mereka berbulu hitam dan kekuatannya setara dengan pemilik mereka. Acheros yang paling kuat di kerajaan sudah pasti milik pangeran Luke.

Levon membungkuk untuk memberi salam.

"Saya sudah membawanya ke sini, Yang Mulia. Saat ini dia berada di kamar yang sudah Anda persiapkan."

Raja Arbey mengangguk tanpa menoleh. "Aku akan melihatnya setelah memberi makan Acherosku, kau bisa pergi dan beristirahat."

Vampire tidak pernah sakit, tidak pernah letih. Mereka tidak butuh istirahat seperti kebanyakan manusia. Istirahat yang ada dalam bangsa mereka untuk menemukan kekasih, mencari mangsa untuk berburu. Banyak hewan yang berada di hutan, tapi hanya Acheros yang bisa dipelihara. Hewan-hewan lain hanya hidup dalam kebodohan.

Levon mengangguk, ia membungkuk sedikit untuk meminta persetujuan, kemudian melangkah pergi.

Di ujung lorong tempat kamar Jane berada, ia melihat pangeran Luke berdiri di sana, sementara Jane berada dalam cengkraman tangannya. Mau tidak mau tanpa bisa dipinta, Levon menyunggingkan senyumnya. Ia merasa puas melihat tindakan Luke. Pangeran Luke memang tidak perlu diragukan lagi, dia pasti ingin membunuh Jane dan meminum darahnya seperti tumbal-tumbal sebelumnya.

Tak ingin mengganggu pangeran Luke, ia berjalan menjauh. Raja ingin mengunjungi Jane, bisa-bisa ia terkena imbasnya karena membiarkan pangeran Luke membunuh Jane. Jadi, lebih baik ia berpura-pura tidak pernah melihatnya. Levon berbelok, tubuhnya langsung ditahan oleh seseorang.

"Sepertinya ada pertunjukan yang menarik."

Ia menatap Gene dengan pandangan lelah, lelaki itu merangkul tubuhnya dengan kuat dan bahkan mengarahkan pandangan Levon ke arah pangeran Luke dan Jane.

"Apa menurutmu manusia lemah itu akan mati sebentar lagi?"

Levon mengangkat kedua bahunya ringan. "Sepertinya dia tidak akan mati semudah itu."

Ia menunjuk raja Arbey yang datang. "Well, sebaiknya kita segera pergi dari sini sebelum melihat hal-hal yang tidak perlu kita lihat."

Ia ingin melangkah, tapi Gene kembali menahannya. "Kau tidak ingin melihat perkelahian sengit?"

Levon menghela napas, Gene selalu seperti ini.

"Aku baru saja sampai, kenapa kau cepat sekali kembali. Biasanya kau mengganggu pembantu Ben sampai berjam-jam."

Gene mengedipkan sebelah matanya. "Bukankah sekarang aku punya mainan baru." Dagunya terulur ke arah Jane.

Wanita itu sudah lepas dari cengkraman Pangeran Luke. Ia melihat raja dan pangeran Luke bersitegang. Raja yang ingin menggapai Jane, dan pangeran Luke yang masih memegang tangan wanita itu, tidak membiarkan raja menyentuhnya.

Yah, jika di dalam film, di dunia manusia, semua akan digambarkan secara romantis, tapi tidak pada kenyataannya. Dari kejauhan saja dia bisa melihat kemarahan yang melekat pada wajah sang raja. Seluruh uratnya menonjol menahan emosi. Sementara pangeran Luke tampak tenang, dan Jane yang menggigil ketakutan. Perpaduan mereka sebenarnya sempurna.

Sayang tidak ada Elysia, wanita itu memiliki kemampuan untuk mendengar percakapan orang lain. Jika Elysia bergabung dengan mereka tentu saja wanita itu tahu.

"Tidak ada yang perlu kita lihat, kau dan aku juga tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan."

Levon melepaskan dirinya dari Gene, ia berjalan menjauh. Sementara Gene masih berada di sana, mendengar percakapan bisu. Lebih baik ia mencari Elysia dan membawanya ke sini.

Elysia adik kecil mereka. Umumnya para vampire wanita tidak memiliki perasaan dan selalu bersikap layaknya pria. Tidak ada yang membedakan mereka dengan vampire lelaki. Tetapi Elysia berbeda, dia memiliki kepribadian yang hangat. Hanya dia satu-satunya yang menjadi tempat penghibur ketika banyak orang-orang dari kerajaan yang merasa lelah.

Elysia mimpi indah bagi siapa pun. Selama beberapa hari ia tidak melihat Elysia. Levon berjalan ke taman, biasanya gadis kecil itu duduk di sana sembari memainkan bonekanya. Ia berdehem untuk membuat Elysia menoleh ke arahnya.

"Leponn!" jeritnya riang.

Levon terkekeh, ia merentangkan kedua tangannya dan Elysia langsung menyambutnya.

"Kau pergi tidak mengajakku."

Bibirnya mengerucut lucu. Elysia anak ratu ketiga. Lebih tepatnya, anak raja dengan simpanannya. Karena sikapnya yang ceria membuat siapa pun jadi turut memandangnya dan tidak merendahkannya seperti yang lainnya.

Bersambung ...

Another WorldWhere stories live. Discover now