3

28 9 0
                                    

Pelajaran ibu Dira merupakan salah satu pelajaran yang para siswa hindari. Bukan karena mata pelajaran, tapi gurunya. Ibu Dira merupakan salah satu bagian dari ketogori guru muda di sekolah ini. Dia cantik, tapi jangan salah sangka. Sekali baik, ia bagai malaikat. Namun sekali galak, para murid berpikir lebih baik kiamat. Sangat menakutkan. Apalagi soal kelengkapan tugas, jangan coba-coba berpikir untuk malas di pelajaran ini.

Masalahnya selain galak, ibu Dira juga sangat senang memberi tugas, dan tugas bukan tugas simpel yang sat set sat set selesai. Namun butuh tenaga dan niat ekstra. Guru itu sangat suka memberi tugas kelompok. Di pikir semua orang di perbolehkan keluar rumah kapanpun? Sungguh jika sudah seperti ini dia menjadi sangat sangat menyebalkan. Tak jarang guru itu mendapat umpatan dari para muridnya. Bagus kalau waktunya lama. Tapi kalau tugas bejibun dengan deadline mepet? Memangnya cuma dia guru di sekolah ini? Belum lagi kuis dadakan dan ulangan secara tiba-tiba. Memang tidak ada akhlak guru satu itu.

Ini lah yang dirasakan murid kelas 11 Mipa 1. Tugas kelompok. Makalah anotomi tubuh manusia dengan minimal 100 lembar. Memangnya untuk apa makalah se tebal dan se banyak itu?

Seperti belum cukup buruk, kesialan Athena belum berakhir disana. Kelompok sesuai urutan absen. Itu artinya ia bersama Aira? Wanita yang ia benci setengah mati itu? Dan lagi, Daniel Hartigan? Kenapa nasibnya menjadi seperti ini. Ia sudah beberapa kali mencoba menghindar setelah insiden memalukan itu. Meskipun mungkin Daniel tidak mengingatnya, tapi tetap saja Athena masih punya urat malu.

"Kerjanya pulang sekolah yok! Di rumah Daniel, kita." Itu Bara yang berucap. Salah satu dari 3 pria di kelompok mereka. Syukurnya, setiap kelompok berjumlah 7 orang yang diharapkan bisa memudahkan. Semoga tidak ada beban yang cuma menumpang nama di sini.

"Memangnya boleh, Daniel?" Aira dengan suara lembut nan syahdunya itu bertanya membuat mereka semua menatap Daniel, terkecuali Athena. Ia memilih merapikan barangnya. Bara dan Daniel merupakan teman dekat, dan tidak mungkin Bara akan berkata demikian jika jawaban Daniel adalah tidak. Daniel mengangguk sebagai jawaban, lalu berdiri dan berjalan untuk ke kantin diikuti Bara dan Arion.

✵✵✵

Seperti yang Bara katakan, kali ini 7 orang itu telah berkumpul di rumah Daniel. Aira, Athena, Ariana, Dian, Bara, Arion dan Daniel kini duduk di ruang keluarga dengan makanan, laptop, buku dan kertas yang berserakan. Terdapat 3 toples kue, bolu keju, 10 botol cocacol sedang, Air, dan beberapa kerupuk yang diberikan oleh seorang wanita yang memperkenalkan diri sebagai Zora, atau kakak Daniel.

Mereka memulai sejak pulang sekolah, sekitar pukul 4 sore. Hingga saat ini, jam telah menunjukkan pukul setelah 8 malam dan mereka akhirnya berhasil menyelesaikan setengah dari yang di targetkan. Sekitar 80 halaman. Dian, Aira, dan Arion meregangkan lengannya, lelah sejak tadi berhadapan dengan laptop. Sedangkan Athena dan pria Hartigan itu sejak tadi masih fokus membaca buku dan menelaah di laptop untuk mencari isi makalah tersebut. Terus seperti itu. Sedangkan Bara dan Ariana sudah menyunting untuk Dian, Aira dan Arion ketik.

Sesekali mereka akan mengambil makanan atau minuman saat merasa jenuh, atau istirahat saat lelah. Bukannya terlalu rajin, masalahnya mereka terkejar deadline. Hingga tiba saatnya, satu per satu dari mereka pun pulang. Terakhir, Athena hanya memandang kepergian Aira dengan Deo.

Ting!

Abang.
Kau benar-benar tidak ikut?
Aku kesini karena mama mengatakan kau ikut.
Kalau saja aku tau, aku tidak akan datang.

Athena hanya menatap pesan dari sang kakak dari layar ponselnya. Pikirannya melayang ke percakapannya dengan Aira sebelum nya.

"Om Rian mau aqiqah hari minggu nanti, bukan? Kau tidak kesana? Atau kau tidak tau?" tanya Aira saat itu membuat mereka semua menatap Athena, ikut penasaran.

AORTAWhere stories live. Discover now