"Geurom biar aku yang akan menjelaskan pada halmeonimu tentang hal ini. Kau hanya perlu fokus pada tujuanmu datang ke Korea, arrasso" ujar Minho.
"Ne gomawo oppa. Aku berhutang banyak padamu selama tiga tahun ini. Mian jika selama ini aku selalu merepotkanmu dan menyakiti perasaanmu. Aku berjanji jika dalam satu tahun ini aku tak juga berhasil menemukan dan mencapai tujuanku, maka aku akan kembali ke Amerika dan melanjutkan pertunangan kita" ujar Jiyeon.
"Kau tak perlu memaksakan diri untuk pertunangan ini. Yang terpenting untukku adalah melihatmu bahagia seperti dulu Jiyeon-ah, menjadi Jiyeon yang ceria dan penuh semangat. Masalah halmeonimu biar aku yang akan mengurusnya" ujar Minho seraya tersenyum lembut pada Jiyeon.
"Jeongmal gomawoyo Minho oppa" Jiyeon membalas senyum namja disampingnya itu. namja yang dengan tulus mendampinginya selama ini. Namja yang selalu berusaha menguatkannya selama ini sejak ia kehilangan orang yang ia cintai karena keputusan sepihak yang ia ambil tiga tahun lalu.
'L-oppa, neo eodiga?' tanya Jiyeon dalam hati.
Di belahan dunia lain, seorang namja tengah tertidur di sebuah kamar yang sedikit gelap. Namun sepertinya namja itu tengah memimpikan sesuatu yang membuat tidurnya tampak tak tenang. Di dalam mimpinya, ia melihat sepasang namja dan yeoja yang terlihat akrab tapi ia tak dapat melihat dengan jelas siapa mereka sampai akhirnya sebuah teriakan membangunkannya dari alam mimpi.
"YAAAA....MYUNGSOO-AH PPALI IREONA" teriak seseorang dari luar kamarnya yang akhirnya membangunkan namja itu dari tidurnya.
Dengan berat hati namja yang dipanggil Myungsoo itu pun terbangun dari tidurnya dengan wajah kesal.
"Aigooo aku baru saja tidur tapi appa selalu saja membangunkanku disaat yang tidak tepat" gerutu namja itu segera beranjak dari tempat tidurnya menuju ke tempat orang yang tadi memanggilnya.
"Wae appa?" tanya namja itu pada seorang pria paruh baya yang memanggilnya tadi.
"Bersiap-siaplah karena sebentar lagi pesawat yang akan membawa kita kembali ke Korea akan segera berangkat" ujar pria tadi.
"MWOYA?! Appa kenapa begitu mendadak, eoh" protes namja itu.
"Yaaa Myungsoo-ah bukankah kemarin lusa sudah appa katakan padamu jika kita akan kembali ke Korea karena tugas appa disini sudah selesai dan sekarang waktunya appa untuk kembali ke Korea. Lagipula Yura, dongsaengmu sudah mendapatkan rekomendasi untuk bersekolah di salah satu sekolah favorit di Seoul." ujar pria tersebut.
"Ne oppa...kudengar sekolah disana sangat bagus" sahut seorang yeoja cantik yang tiba-tiba muncul dibalik punggung pria tadi.
"Mwo? lalu bagaimana dengan studiku disini appa?" tanya namja itu berusaha protes.
"Tentu saja kau juga akan melanjutkannya disana. Appa sudah meminta salah seorang kenalan appa untuk mengurus kepindahanmu ke Universitas Seoul" ujar pria tersebut.
"Mwo? Jinjja? Daebak" seru namja itu tak percaya dengan apa yang sudah dilakukan pria yang ia panggil appa tadi "Geurrae aku akan segera bersiap-siap" akhirnya mau tak mau namja itu terpaksa menuruti kata-kata appanya untuk segera mengemasi barang-barangnya.
"Oppa, biar kubantu ne" tawar yeoja cantik tadi. Sepertinya yeoja itulah yang bernama Yura yang sempat disebutkan oleh pria tadi sebagai dongsengnya.
"Gomawo Yura-ah tapi oppa bisa melakukannya sendiri" tolak namja itu.
"Myungsoo oppa...apa oppa tak suka jika kita kembali ke Korea?" tanya Yura.
Namja itu menggeleng, "Bukannya aku tak suka kembali ke Korea, hanya saja ini terlalu mendadak Yura-ah"
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 13
Start from the beginning
