Lost of Memory 13

5 0 0
                                        

Flashback ON

Untuk pertama kalinya, Jiyeon menginjakkan kakinya di kediaman keluarga Park. Awalnya Jiyeon merasa memasuki dunia yang berbeda karena rumah yang akan ia singgahi bahkan lebih besar dari rumahnya yang dulu sehingga ia merasa sedikit resah.

"Jiyeon-ah, kajja...eommamu sudah menunggumu" ucap Jungsoo merangkul pundak putrinya dan menuntunnya menuju ruangan dimana Taeyeon berada.

Jiyeon hanya diam dan mengikuti kemana Jungsoo membawanya. Meski masih terasa sedikit asing dengan pria yang mengaku sebagai appa kandungnya ini, tapi Jiyeon memiliki perasaan hangat, aman dan terlindungi saat berada di dekatnya.

"Ahjusshi" Jiyeon menghentikan langkahnya dan menatap Jungsoo dengan sedikit segan.

"Ne?"

"Ummm...nae eomma...orang yang seperti apa?" tanya Jiyeon.

"Eommamu adalah seorang wanita yang sangat luar biasa. Ia adalah wanita yang kuat meskipun secara fisik ia terlihat sangat lemah. Namun, perjuangannya untuk dapat menemukanmu sangatlah keras bahkan ia rela membahayakan jiwanya sendiri" jawab Jungsoo mengenai anae yang dicintainya sekaligus eomma dari putrinya.

"Lalu, kenapa kalian membuangku ke panti asuhan?" akhirnya pertanyaan yang selalu muncul di benak Jiyeon keluar juga.

Jungsoo menghela nafas pelan dan menatap putrinya dalam-dalam, "Perlu kau tahu, kami sama sekali tak bermaksud untuk membuangmu di panti asuhan. Saat itu adalah masa terberat untuk kami karena kau lahir ketika kami sedang dalam pelarian. Tak ada pilihan lain bagi kami selain menitipkanmu di panti asuhan demi kebaikan dan keselamatanmu"

"Kebaikan? Keselamatan? Kebaikan seperti apa yang kalian pikirkan saat meletakkanku di panti asuhan itu. Dan keselamatan? Memangnya bahaya seperti apa yang dapat mengancam seorang bayi yang bahkan belum tahu apa-apa" Jiyeon terlihat sedikit emosi.

"Kau tak pernah tahu situasi seperti apa yang terjadi saat itu. Eommamu kabur dari rumah karena berusaha mempertahankanmu yang saat itu masih dalam kandungannya karena ia tak ingin menuruti keinginan orangtuanya agar menggugurkan buah cinta kami, kau, Jiyeon-ah. Demi mempertahankanmu, aku dan eommamu hidup berpindah-pindah demi menghindari pengejaran orangtua kami. Hingga akhirnya kau lahir ke dunia ini tanpa kurang sesuatu apapun. Kami sangat bahagia pada awalnya tapi ternyata pelarian kami belum berakhir. Orang suruhan orang tua eommamu menemukan kami. Dan karena takut jika mereka akan memisahkan kita, maka kami terpaksa melarikan diri dan bersembunyi. Dalam pelarian itu, kau yang masih begitu kecil sering sakit-sakitan karena tak mendapat asupan gizi yang cukup, karena itu kami mengambil keputusan yang sesungguhnya sulit bagi kami untuk melakukannya yaitu menitipkanmu di panti asuhan. Selain demi kebaikan pertumbuhanmu juga dapat menghindarkanmu dari hal-hal tak diinginkan yang bisa saja terjadi padamu. Beberapa tahun yang lalu kami menjemputmu chagi, sayangnya kami terlambat karena kau sudah diadopsi oleh keluarga lain. Selama ini kami terus mencarimu hingga akhirnya baru sekarang kami bisa menemukanmu" jelas Jungsoo pada Jiyeon, putrinya. Jelas sekali terlihat raut wajah sedih dan penuh penyesalan di setiap kata-katanya.

Jiyeon menitikkan butiran krystal bening dari kedua bola matanya mendengar penjelasan Jungsoo, appa kandungnya. Kini terjawab sudah alasan mengapa dulu ia ditinggalkan oleh kedua orangtuanya. Bukan karena ia anak yang tak diinginkan atau diharapkan oleh orangtuanya melainkan demi kebaikan dirinya.

"Uljima....kini kau sudah tahu semuanya. Apakah kau membenci kami?" Jungsoo menyeka air mata Jiyeon.

Jiyeon menggeleng.

"Gomawo Jiyeon-ah" ucap Jungsoo seraya memeluk tubuh Jiyeon beberapa saat.

"Sebelum kita sampai ke kamar eommamu, bisakah aku meminta satu hal?"

Lost of Memory (End)Where stories live. Discover now