Lost of Memory 13

Start from the beginning
                                        

"Kau memanggilku apa? Bisakah kau ulangi lagi?" pinta Taeyeon penuh harap.

"Eomma" ucap Jiyeon seketika membuat Taeyeon menangis karena terharu begitu pun Jiyeon. Taeyeon kembali memeluk Jiyeon dengan penuh rasa sayang, membuat Jungsoo yang melihat pertemuan ibu dan anak ini tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, keluarga kecilnya kini telah kembali utuh.


BRAAKKK...


Tiba-tiba saja pintu kamar terbuka dan seorang wanita tua masuk ke dalam kamar tersebut, memecah suasana haru pertemuan kembali keluarga kecil yang sempat terpisah itu.

"Eomma" panggil Taeyeon pada wanita tua yang baru saja masuk tadi.

Jiyeon menatap wanita tua yang baru masuk tadi tanpa ekspresi. Pasalnya, ia masih ingat betul kata-kata appanya, bahwa orangtua eommanyalah yang awalnya tak menghendaki kehadirannya. Orangtua eommanyalah yang membuatnya terpisah dari eomma dan appanya.

"Kudengar cucuku sudah ditemukan. Apa yeoja ini cucuku?" tanya wanita tua itu yang pandangannya tertuju pada Jiyeon.

"Ne eommonim" sahut Jungsoo.

"Akhirnya kau kembali chagi. sudah lama halmeoni mencarimu" ucap wanita tua itu memeluk Jiyeon, namun Jiyeon sama sekali tak bergeming sedikitpun.

'Benarkah yang wanita tua ini katakan, bukankah dulu ia yang tak menginginkan kehadiranku' batin Jiyeon.

"Tak kusangka cucuku adalah seorang yeoja yang sangat cantik. Apa kau diasuh dengan sangat baik?" tanya wanita tua itu yang tak lain adalah halmeoni Jiyeon.

"Ne, orangtua angkatku mengasuhku dengan sangat baik" ucap Jiyeon penuh penekanan.

"Baguslah kalau begitu karena jika tidak, halmeoni akan menuntut mereka" ucap wanita tua itu membuat Jiyeon sedikit geram.

"Anda tak berhak untuk melakukan hal itu pada orang yang telah mengasuhku selama belasan tahun. Ia bahkan lebih menyayangiku layaknya anak kandung dibandingkan orang yang mengaku menyayangiku tapi sesungguhnya sejak awal ia tak menghendaki kehadiranku di dunia ini" ucap Jiyeon dengan tangan terkepal menahan amarah yang bergemuruh didadanya.

Wanita tua itu tampak terkejut dengan ucapan Jiyeon, begitu juga dengan Taeyeon dan Jungsoo yang tak menyangka bahwa putrinya itu dengan berani menyela kata-kata halmeoninya.

"Kau...bagaimana bisa bicara tak sopan seperti itu pada halmeonimu sendiri, huh" wanita itu tampak geram tapi sepertinya Jiyeon sama sekali tak gentar.

"Jweosonghamnida keundae apa yang kukatakan itu benar, bukan" ucap Jiyeon.

"Jiyeon-ah" panggil Taeyeon yang ingin agar putrinya itu tak memulai masalah dengan halmeoninya sendiri.

"Omo anak ini sepertinya harus lebih diajari sopan santun lagi agar dia bisa lebih sopan jika berbicara dengan orang yang lebih tua. Keundae, aku tak heran karena aku tahu dari siapa dia mewarisi sikap buruknya ini" ucap halmeoni Jiyeon yang jelas-jelas mengarah pada Jungsoo, appa Jiyeon.

"Ini tak ada hubungannya dengan dari siapa aku mewarisi sikapku. Aku hanya membela orang-orang yang kuanggap sebagai keluargaku" ujar Jiyeon. "Lagipula, apa Anda lupa, jika aku juga mewarisi darah keturunan Anda, halmeoni" ucap Jiyeon dengan nada tajam.

Jiyeon dapat melihat bagaimana halmeoninya begitu marah, tapi ia tak perduli. Jujur ia belum siap untuk menerima semua kenyataan ini.

"Kurasa kau belum tahu dengan siapa kau bicara. Untuk kali ini aku akan memaafkan kelancanganmu tapi tidak untuk berikutnya. Kuharap setelah ini kau mulai belajar untuk menghormati halmeonimu sendiri, arasso" ucap wanita tua itu berusaha menahan amarahnya, memandang tajam ke arah Jiyeon, serta Jungsoo dan Taeyeon selaku orangtuanya. Kemudian ia pun keluar dari kamar Taeyeon.

Lost of Memory (End)Where stories live. Discover now