"Ne?"
"Panggil aku 'Appa' ne" pinta Jungsoo.
Jiyeon tertegun mendengar permintaan Jungsoo.
"A...ap...appa" bibir Jiyeon sedikit kelu saat mengucapkannya, namun cukup untuk membuat Jungsoo tersenyum bahagia mendengar panggilan itu dari bibir putrinya.
"Kajja...eommamu pasti sudah tak sabar untuk bertemu denganmu" Jungsoo kembali menuntun Jiyeon menuju ke tempat dimana Taeyeon berada.
Tak berapa lama mereka berhenti di depan sebuah kamar yang tertutup.
"Tunggulah disini dulu ne" Jungsoo meminta Jiyeon menunggu dulu diluar sementara ia masuk ke dalam. Namun Jungsoo tak benar-benar menutup pintu kamar itu, karena ia membiarkan pintu kamar tersebut sedikit terbuka.
Jiyeon menunggu di luar kamar dengan gusar, pasalnya ini pertama kalinya ia akan bertemu dengan eomma kandungnya. Eomma yang telah melahirkannya ke dunia ini dengan penuh pengorbanan.
Dari celah pintu yang terbuka, Jiyeon dapat melihat Jungsoo, appanya tengah berbicara dengan seorang wanita yang tengah terbaring di tempat tidur. Jiyeon tak dapat melihat dengan jelas wajah wanita itu karena tertutup oleh tubuh Jungsoo. Entah apa yang dikatakan oleh Jungsoo pada wanita itu sehingga Jiyeon melihat Jungsoo membantunya untuk duduk.
Jiyeon memberanikan dirinya untuk masuk dan melihat lebih dekat. Mungkin sedikit lancang karena tadi Jungsoo memintanya untuk menunggu di luar, tapi Jiyeon tak bisa menunggu lebih lama lagi. Ia benar-benar ingin tahu bagaimana eomma kandungnya.
Begitu sudah hampir dekat dengan Jungsoo, Jiyeon memanggil appanya.
"Appa" panggil Jiyeon sehingga Jungsoo menoleh padanya, saat itu juga Jiyeon dapat melihat dengan jelas wajah eomma kandungnya.
Cantik. Itulah yang muncul dibenak Jiyeon pertama kali melihat wajah wanita yang telah melahirkannya. Meski terlihat pucat tapi sama sekali tak mengurangi kecantikannya. Tapi tunggu, Jiyeon merasa tak asing dengan wajah wanita itu.
"Jiyeon-ah, kukira kau masih menunggu diluar. Appa baru saja akan memanggilmu" ucap Jungsoo yang masih duduk disamping Taeyeon, anaenya.'
"Mianhae appa. Aku masuk tanpa ijinmu" ucap Jiyeon masih sedikit kaku.
"Gwaenchana...kemarilah, eommamu ingin melihatmu lebih dekat" Jungsoo meminta Jiyeon mendekat padanya, lebih tepatnya mendekat pada eommanya.
"Jiyeon....kau benar-benar Jiyeon?" Jiyeon dapat melihat wanita yang tengah duduk diatas ranjang itu menangis saat melihatnya.
Jiyeon mendekat hingga ke sisi ranjang, dekat dengan Jungsoo. Dan Jiyeon hanya bisa terdiam ketika wanita itu memeluknya. Jiyeon dapat merasakan perasaan hangat itu muncul lagi, kali ini ia yakin wanita yang memeluknya saat ini adalah ahjumma yang beberapa waktu lalu ditemuinya di toilet kantor appa Minho.
"Jiyeon...Jiyeon, putriku....akhirnya eomma dapat bertemu denganmu, chagi" Taeyeon terisak ketika memeluk Jiyeon.
"Apa ajhumma benar eommaku?" tanya Jiyeon begitu Taeyeon melepaskan pelukannya.
"Ne, aku eommamu chagi. Eomma yang telah melahirkanmu" ucap Taeyeon yang mulai menguasai emosinya.
Melihat tak ada reaksi dari Jiyeon, Taeyeon menunduk dan meminta maaf pada putrinya, "Jiyeon-ah...mianhae jeongmal mianhae...eomma sama sekali tak bermaksud untuk menelantarkanmu. Eomma...hanya..."
"Gwaenchana eomma" ucap Jiyeon memotong kata-kata Taeyeon.
Taeyeon tertegun, bukan karena Jiyeon telah memaafkannya tapi karena panggilan Jiyeon padanya.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 13
Start from the beginning
