"Mianhae appa, tadi ada tugas sekolah yang harus kukerjakan dan aku lupa memberi kabar pada Song ahjumma (pengurus rumah tangga)" jawab Minho berbohong.
"Jinjja?!" tanya appanya seolah tak percaya dengan alasan Minho. Bukan tanpa alasan memang, tapi appa Minho memiliki insting yang tajam karena ia adalah seorang jaksa sebelum bergelut dibidang bisnis, jadi ia tahu ketika seseorang tengah menyembunyikan sesuatu.
"Ne" jawab Minho singkat tanpa banyak kata.
"Kalau begitu cepatlah masuk ke kamar dan istirahatlah" suruh appa Minho.
"Ne" sahut Minho sambil merendahkan kepalanya tanpa ekspresi.
Ketika hendak melangkah menuju ke kamarnya, tanpa sengaja ekor matanya menangkap sebuah map yang tengah dipegang oleh appanya. Namun, bukan map itu yang menarik perhatian Minho, melainkan nama yang tercantum di map tersebut, 'KIM HYUN JOONG'
Minho bukannya tak tahu apa yang sedang dilakukan appanya saat ini, tapi ia sedang tidak dalam suasana hati yang baik untuk memberi tahu sesuatu yang diketahuinya, sesuatu yang saat ini mungkin sedang dicari oleh appanya, Choi Siwon,.
Minho melanjutkan langkahnya menuju kamarnya yang berada di lanati atas. Begitu masuk ke dalam kamarnya, Minho segera melemparkan tasnya ke sembarang tempat kemudian ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan menutup matanya dengan punggung tangan kanannya.
'Sedikit lagi semuanya akan terbongkar. Apakah aku harus memberitahu appa? Benarkah ini yang terbaik? Untuk siapa? Untukku? L? Keluarga Park? Keluarga Kim? Molla...aku semakin tak yakin dengan semua ini' pikir Minho.
"Jiyeon-ah....saranghae. L-Kim......." gumam Minho yang masih menutup matanya. Ia tak meneruskan kata-katanya dan menggantungkannya begitu saja tanpa kejelasan.
Yoo Jin memasuki kamar Jiyeon yang tengah tertidur lelap. Wanita paruh baya itu perlahan mendekati putri tersayangnya kemudian duduk disamping tempat tidurnya. Yoo Jin menatap sendu pada Jiyeon. Tangannya membelai lembut wajah yeoja yang beberapa tahun lalu menarik perhatiannya karena mengingatkannya pada putrinya yang telah meninggal.
"Eomma sangat menyayangimu, Jiyeonnie. Sangat mencintaimu" ucap Yoo Jin lirih, tak terasa air mata telah membanjiri wajah cantik wanita paruh baya ini.
Tak mampu menahan air matanya yang terus mengalir dan juga menahan suara tangisnya, Yoo Jin keluar dari kamar Jiyeon. Begitu ia sampai di depan pintu kanmar Jiyeon dan menutupnya, Yoo Jin menangis sambil menutup mulutnya agar tak ada yang mendengarnya. Tapi ia salah, Hyun Joong, telah melihatnya. Ia melihat anae yang dicintainya tengah bersedih mengingat sesuatu yang mungkin saja akan terjadi pada putri bungsunya.
Setelah berhasil mengontrol emosinya, Yoo Jin bermaksud kembali ke kamarnya dan ia terkejut mendapati Hyun Joong berdiri tak jauh darinya.
"Oppa" ucap Yoo Jin lirih kemudian menghampiri Hyun Joong.
Hyun Joong segera memeluk tubuh anaenya, lalu menepuk-nepuk pundaknya pelan.
"Uljima" ucap Hyun Joong lirih.
"Oppa, aku tak akan membiarkan mereka mengambil putriku. Jadi, sebaiknya kita tinggalkan tempat ini" pinta Yoo Jin yang sedikit terisak di pelukan Hyun Joong.
"Kita tak bisa bertindak gegabah Yoo Jin-ah. Jika kita mengambil keputusan terburu-buru, tidakkah kau memikirkan bagaimana perasaan Myungsoo dan Jiyeon?" ucap Hyun Joong bijak.
"Aku tak peduli oppa, aku hanya ingin hidup bahagia bersama anak-anakku. Aku takut jika tiba-tiba mereka akan merebut anakku" isak Yoo Jin.
"Yoo Jin-ah, aku mengerti perasanmu tapi pikirkan juga perasaan Myungsoo dan juga Jiyeon. Jika kita tiba-tiba pergi dari sini, menurutmu apa yang akan mereka pikirkan? Lagipula, masih belum ada kejelasan apakah mereka memang benar orang tua kandung Jiyeon atau bukan" ujar Hyun Joong.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 12 A
Start from the beginning
