Lost of Memory 11

Start from the beginning
                                        

"Kau mau kemana?" tanya Myungsoo berusaha mengatur nafasnya karena habis berlari.

"Pulang" sahut Jiyeon singkat.

"Kau sendirian? Dimana Minho" tanya Myungsoo.

"Minho oppa sedang ada urusan oppa" jawab Jiyeon tak berani memandang langsung Myungsoo.

"Kalau begitu kenapa tak menungguku. Kajja kita pulang" ajak Myungsoo langsung menggandeng tangan Jiyeon, menarik yeoja itu untuk mengikutinya.

Jiyeon yang berjalan dibelakang Myungsoo, memandang tangannya yang digenggam erat oleh Myungsoo. Lagi-lagi jantungnya berdetak begitu cepat dan tak bisa lagi ia kendalikan.

'Oppa, apa aku boleh berharap? Apa aku boleh memiliki perasaan ini?' tanya Jiyeon dalam hati.


Myungsoo segera menyuruh Jiyeon untuk segera naik ke boncengan sepedanya. Jiyeon hanya diam dan menuruti perintah Myungsoo tanpa membantah. Sepanjang jalan, keduanya hanya terdiam tanpa berucap sepatah kata pun, sampai akhirnya Jiyeon menyadari Myungsoo tak menuju arah rumah mereka.

"L-oppa, kita akan kemana?" tanya Jiyeon bingung.

"Tempat rahasia yang baru saja kutemukan" jawab Myungsoo.

Jiyeon mengerutkan keningnya, tak tahu sejak kapan Myungsoo memiliki tempat rahasia yang baru.

"Kau pasti akan menyukainya nanti" ujar Myungsoo tanpa menoleh sedikit pun pada Jiyeon.

Setelah beberapa menit, mereka sampai di sebuah perbukitan yang dipenuhi oleh pohon-pohon yang menjulang tinggi. Myungsoo meminta Jiyeon untuk turun kemudian ia meletakkan sepedanya pada sebuah pohon dan menguncinya.

Selesai memastikan bahwa sepedanya cukup aman, Myungsoo kembali menghampiri Jiyeon. Lagi-lagi ia menggandeng tangan Jiyeon dan berjalan di depan untuk menuntun yeoja itu agar mengikutinya.

Mereka berjalan melewati pepohonan hingga akhirnya sampai di suatu ujung dimana ada sebuah danau yang cukup indah disana.

"Neomu yeoppo" gumam Jiyeon mengagumi tempat itu.

Jiyeon menoleh ke arah Myungsoo dan tersenyum pada namja itu.

"Oppa, tempat ini benar-benar indah. Suasanya begitu tenang sehingga membuat perasaan menjadi damai" ujar Jiyeon.

"Aku tau kau pasti akan menyukai tempat ini" ucap Myungsoo.

Keduanya duduk pada batang pohon yang menghadap ke arah danau. Selama beberapa saat mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Oppa"

"Jiyeonnie"

Panggil mereka berdua bersamaan memecah keheningan yang sempat tercipta.

"Kau duluan saja" ucap Myungsoo memberikan kesempatan untuk Jiyeon mengatakan sesuatu.

"Umm..oppa...seandainya waktu itu appa dan eomma tak menemukanku di panti dan mengadopsiku, menurutmu apa kita bisa seperti sekarang?" tanya Jiyeon sambil memandang kosong ke arah danau.

"Semua yang terjadi saat ini adalah takdir. Sekalipun mereka tak menemukanmu waktu itu, maka akulah yang akan menemukanmu. Apa kau lupa, sebelum mereka bertemu denganmu, kita bahkan telah bertemu sebelumnya" ujar Myungsoo yang turut menatap pada danau dihadapannya.

Jiyeon tersenyum kecil mengingat pertemuannya dengan Myungsoo di depan sebuah toko karena berlindung dari hujan.

"Aku masih mengingatnya oppa...bahkan dengan sangat jelas, karena saat itu kau begitu menyebalkan menurutku" ujar Jiyeon .

"Aish..kau mulai lagi mengejekku, eoh" ujar Myungsoo dengan suara yang dibuat sedikit kesal.

"Keundae oppa, jika suatu saat nanti aku pergi dan menghilang, apa yang akan kau lakukan?" tanya Jiyeon menatap Myungsoo dalam-dalam.

Myungsoo terdiam sebelum akhirnya ia menjawab, "Aku akan mencari dan menemukanmu" jawab Myungsoo mantap.

"Bagaimana jika kau tetap tidak menemukanku?" tanya Jiyeon lagi.

"Aku..pasti akan menemukanmu" jawab Myungsoo.

"Katakan padaku, bagaimana caramu menemukanku, oppa?" tanya Jiyeon.

Myungsoo menatap ke arah danau beberapa saat, kemudian menatap ke dalam mata Jiyeon, "Bahkan jika harus ke ujung dunia, aku akan mencarimu. Tak perduli berapa lama waktu yang kubutuhkan, aku pasti akan menemukanmu karena aku takkan mati sebelum menemukanmu" ucap Myungsoo tanpa ada keraguan sedikitpun di dalam kata-katanya.

"Wae oppa?" tanya Jiyeon yang sempat tertegun dengan jawaban Myungsoo.

Belum sempat Myungsoo menjawab pertanyaan Jiyeon, gerimis mulai turun. Segera saja Myungsoo menarik tangan Jiyeon kemudian berlari untuk mencari tempat berteduh. Bersyukur ada sebuah pohon yang cukup rindang hingga mereka bisa berteduh dibawah pohon tersebut. Baju mereka lumayan basah karena hujan. Jiyeon berusaha mengatur nafasnya setelah berlari karena mencari tempat berteduh, sedangkan Myungsoo diam-diam memperhatikan tingkah Jiyeon. Ia tersenyum kecil.

Melihat sebuah daun yang menempel pada rambut Jiyeon, Myungsoo mencoba mengambilnya. Tentu saja Jiyeon sedikit terkejut ketika tangan Myungsoo menyentuh rambutnya hingga ia menatap wajah namja yang sepuluh tahun terakhir ini dianggapnya sebagai kakak.

Meski telah berhasil mengambil daun dari rambut Jiyeon, Myungsoo masih terus memandang lekat wajah yeoja yang telah mengisi hatinya selama ini, begitu pun Jiyeon yang tak dapat mengalihkan pandangannya dari Myungsoo. Keduanya saling bertatapan sampai akhirnya Myungsoo mencium lembut kening Jiyeon. Jiyeon hanya diam dan menutup matanya beberapa saat ketika Myungsoo mencium keningnya. Tampaknya ia telah menyadari perasaannya yang sesungguhnya.

"Saranghae Jiyeon-ah" ucap Myungsoo begitu melepaskan ciumannya dari kening Jiyeon.

"Na...do...saranghae oppa" ucap Jiyeon.

Myungsoo menampakkan keterkejutan mendengar apa yang baru saja diucapkan Jiyeon.


To be continue...

Lost of Memory (End)Where stories live. Discover now