"Aku tak ada urusan denganmu, lagipula siapa kau ini berani-beraninya mencampuri urusanku" tanya namja yang hendak memukul Minho.
"Ah...naneun Kim Myungsoo imnida. Kalian panggil saja aku L. Aku siswa pindahan baru disini" ujar orang itu seraya tersenyum tanpa dosa malah memperkenalkan dirinya.
"Hagsaeng baru rupanya. Pergilah, aku tak ada urusan denganmu" usir namja itu.
"Chingu-ah, mengeroyok orang yang sudah tak berdaya itu bukankah tidak baik, eoh. Menurutku jika kau ingin bertarung secara adil seharusnya satu lawan satu" ujar Myungsoo tak mengindahkan ucapan namja tadi dan malah mendekati mereka.
"Neo....kubilang pergi dari sini sebelum aku kehilangan kesabaran padamu" ujar namja itu seraya menarik kerah baju Myungsoo geram. Myungsoo hanya tertawa sinis melihat namja tadi dengan pandangan meremehkan.
"Aniyo" sahut Myungsoo.
"Apa kau ingin aku menghajarmu, huh" namja itu mengacungkan tinjunya pada Myungsoo.
"Kau akan menyesal kalau kau berani menyentuhku. Lepaskan tangan kotormu" ujar L melepaskan tangan namja tadi dengan kasar dari kerah bajunya.
"Berani sekali kau melawanku. Aku sudah memperingatkanmu dari awal, jadi jangan salahkan kalau aku memberikanmu pelajaran" ujar namja itu dengan gerakan tangan menyuruh teman-temannya untuk menghajar Myungsoo.
Dengan sigap Myungsoo melawan namja-namja yang hendak menghajarnya. Bukan perkara sulit bagi Myungsoo untuk menumbangkan mereka semua, yah meskipun ia juga beberapa kali mendapatkan pukulan tapi ia tetap unggul.
Merasa telah kalah, namja itu beserta teman-temannya pun kabur. Myungsoo mendekati Minho yang baru saja mendapat tontonan gratis (?).
"Neo gwaenchana?" tanya Myungsoo seraya mengulurkan tangannya pada Minho.
"Ne...gomawo" jawab Minho menyambut uluran tangan Myungsoo yang membantunya berdiri.
"Naneun Kim Myungsoo imnida. Kau bisa memanggilku L" ujar Myungsoo memperkenalkan dirinya.
"Aku sudah mendengarnya tadi. Naneun Choi Minho imnida" sahut Minho.
Itulah perkenalan awal Minho dengan Myungsoo. Sejak saat itu mereka menjadi teman baik. Sahabat yang selalu ada baik dalam suka maupun duka. Myungsoo yang selalu melindungi dan Minho dengan kecerdasannya membuat mereka cukup dikenal apalagi sejak hadirnya Eunji si periang diantara mereka turut meramaikan persahabatan mereka.
Flashback Off
Mengenai Jiyeon, Minho memang menyukai yeoja itu sejak pertama kali Myungsoo mengenalkan padanya. Hanya saja saat itu Minho sedikit segan jika harus mendekati Jiyeon, apalagi ia tahu Myungsoo selalu memberi pelajaran untuk namja-namja yang mendekati Jiyeon. Awalnya, Minho mengira itu hanya perasaan sayang kakak pada dongsaengnya sampai akhirnya Minho menyadari jika perasaan Myungsoo ke Jiyeon lebih dari sekedar dongsaeng.
Bukan karena ingin bersikap egois, dan ingin memiliki Jiyeon. Minho justru memberanikan dirinya mendekati Jiyeon agar Myungsoo tak terjebak dengan perasaan yang akan menyakitinya suatu saat nanti karena mencintai dongsaengnya sendiri. Tapi ternyata ia salah, Myungsoo dan Jiyeon bukanlah saudara kandung. Disaat ia sangat mencintai Jiyeon, mungkinkah ia bisa melepaskan yeoja itu untuk Myungsoo, sahabatnya.
"AAAAAARRRGGGHHHHH.......HHHH" teriak Minho meluapkan emosinya dengan memukul setirnya dan menghentikan mobilnya secara tiba-tba.
'Aku sudah berjanji untuk tak melepaskan tanganmu lagi Jiyeonnie...keundae aku juga tak bisa menutup mata lagi atas perasaan L. Eottokhe???' tanya Minho dalam hati dengan perasaan kecewa, sedih dan marah pada keadaan.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 11
Start from the beginning
