"Apa hanya itu harapanmu oppa? tidak adakah hal lain yang kau inginkan?" tanyaku penasaran.
L-oppa menggeleng. "Anhi...hanya ini" jawabnya yakin.
"Geurrae, kalau memang itu keinginan oppa. Jangan sampai menyesal ne" ucapku.
Seperti biasanya setelah menuliskan harapan kami di Wishes Book, kami selalu mengabadikan foto kami berdua sebagai bukti yang nantinya akan ditempel di buku tersebut.
L-oppa mulai mengarahkan kamera ponselnya ke arah kami berdua, tanpa terasa wajah kami berdua berada begitu dekat
"Hana...Dul...Set...Klik"
Saat foto tadi, aku merasakan wajah L-oppa berada dekat dengan wajahku. Aku bahkan dapat merasakan nafasnya di pipiku, membuat jantungku seolah akan meloncat keluar.
"Istirahatlah ne. Annyeong Jiyeonnie-ah" ucap L-oppa lembut padaku kemudian tanpa disangka dia mencium keningku selama beberapa saat. Anehnya aku merasa sangat tenang, hangat dan bahagia yang tentunya tak bisa kuungkapkan.
Setelah melepaskan ciumannya dari keningku, L-oppa keluar dari kamarku.
Dua kali aku mengalami shock. Pertama karena nyawaku hampir saja melayang dan yang kedua aku merasa jantungku hampir saja berhenti berdetak karena L-oppa yang tiba-tiba mencium keningku.
Aku menyentuh dadaku lebih tepatnya ke arah jantungku.
'Kenapa jantungku berdetak lebih kencang saat bersama L-oppa daripada Minho oppa? Bukankah aku mencintai Minho oppa, tapi kenapa sepertinya aku lebih menginginkan L-oppa? Apa aku mencintainya? Apa ini boleh?' berbagai pertanyaan terus berkecamuk di dalam hatiku.
Esoknya di sekolah, Myungsoo yang baru saja memarkirkan sepedanya dihampiri oleh Eunji yang meninju pundaknya tiba-tiba dengan sangat keras.
BUGH!!!
"Annyeong L-ah" sapa Eunji riang.
"Aish...kau ini yeoja atau namja, eoh. Pukulanmu keras sekali membuat tubuhku hampir remuk karenanya" ujar Myungsoo seraya mengusap pelan pundaknya yang ditinju oleh Eunji.
"Kau berlebihan sekali, aku tak sekuat itu pabo" cibir Eunji.
"Yaaa sekali lagi kau memanggilku pabo, mati kau" ancam Myungsoo setengah bercanda.
"Kau pikir aku takut? Maldo andwae..bweeekkk" ujar Eunji sambil menjulurkan lidahnya mengolok Myungsoo kemudian ia berlari.
"YAAA...JUNG EUNJI...JIKA KAU TERTANGKAP, MATI KAU!!!" seru Myungsoo berlari mengejar Eunji.
Tanpa disadari, Jiyeon menyaksikan hal itu dengan tatapan yang bercampur menjadi satu antara tak senang, sedih dan marah. Saat itu Jiyeon memang baru saja datang bersama Minho.
"Chagi-ah kajja" ajak Minho seraya menggandeng tangan Jiyeon, mengajaknya untuk masuk ke dalam.
Minho bukannya tak tahu saat Jiyeon berekspresi seperti itu melihat kedekatan Myungsoo dan Eunji tapi ia berpura-pura untuk tak melihatnya. Sepanjang perjalanan menuju kelas, tentu saja keduanya mendapatkan perhatian dari siswa-siswi yang lain mengingat Minho mengungkapkan perasaannya terang-terangan pada Jiyeon kemarin.
"Oppa, aku sudah sampai di kelas. Kau pergilah ke kelas sebentar lagi bel akan berbunyi" ucap Jiyeon ketika mereka sampai di depan kelas Jiyeon.
"Kau mengusirku, eoh, apa kau tak ingin aku berlama-lama disini?" tanya Minho memasang wajah sedih.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 10
Start from the beginning
