"Hanya ini yang bisa kubantu untukmu L-ah, kuharap kau bisa memperjuangkan cintamu. Tak sepertiku yang hanya mampu menyimpan perasaan ini sendiri. Seandainya kau tau aku mencintaimu L-ah, tapi dimatamu hanya ada Jiyeon bukan aku. Hanya dengan begini aku mampu untuk terus berada disampingmu dan menjadi sahabat terbaikmu" ucap Eunji lirih dengan senyum yang sedikit miris.
Myungsoo berlari keluar dari kedai es krim Boram kemudian segera mengambil sepedanya dan mengayuhnya dengan cepat mengejar mobil Minho. Karena tenaga mesin dan manusia berbeda, tentu saja Myungsoo tertinggal jauh dibelakang. Namun dia tak menyerah begitu saja, ia tahu mobil itu mengarah menuju rumahnya, jadi dia mengambil jalan pintas tercepat untuk sampai kesana.
Begitu sampai di dekat rumah, Myungsoo melihat Jiyeon dan Minho baru saja menyeberang jalan. Myungsoo bermaksud mendekati mereka berdua, tetapi saat Jiyeon dan Minho hampir mendekati pintu gerbang tiba-tiba saja ia melihat Jiyeon berhenti dan melepaskan pegangan tangannya dari Minho.
"Wae, kenapa kau tiba-tiba berhenti?" tanya Minho.
Myungsoo melihat Jiyeon tampak kebingungan dan melihat sekitarnya, "Oppa, ada barangku yang terjatuh. Aku harus mengambilnya" ucap Jiyeon yang kemudian berlari meninggalkan Minho menuju arah jalan raya.
Menyadari sesuatu yang tak beres, Myungsoo segera berlari begitu melihat mobil yang tengah melaju kencang ke arah Jiyeon yang kini berada di tengah jalan, mengambil sesuatu yang terjatuh disana.
Myungsoo POV
Aku melihatnya melepaskan tangannya dari Minho dengan raut wajah kebingungan dan melihat ke sekelilingnya.
'Apa dia kehilangan sesuatu?' tanyaku dalam hati.
Tiba-tiba saja Jiyeon berlari ke arah jalan raya, dari jauh aku melihat sebuah mobil tengahn melaju kencang. Takut terjadi sesuatu yang buruk pada Jiyeon, aku segera berlari menuju arahnya, bahkan tak kuperdulikan sepedaku yang kutelantarkan begitu saja demi menyelamatkan yeoja yang sangat kucintai.
Beruntung aku tepat waktu, terlambat sedikit saja mungkin aku akan kehilangan yeoja yang paling berharga untukku. Aku sungguh tak habis pikir dengan apa yang dia lakukan di tengah jalan tadi. Bagaimana bisa dia membahayakan dirinya seperti itu.
"YAA...KAU ITU BODOH ATAU APA, HAH! BAGAIMANA BISA KAU BERDIRI DITENGAH JALAN SEPERTI ITU. BISA TIDAK KAU TAK MEMBUATKU KHAWATIR KIM JIYEON!!" bentakku padanya...aku tak bermaksud memarahinya, aku hanya terlalu khawatir padanya. Bagaimana jika saat itu aku terlambat sedikit saja, aku mungkin takkan melihatnya lagi.
Jiyeon tak menjawab. Dia hanya terdiam dan masih terlihat shock. Aku juga melihat sedikit ketakutan di wajahnya.
"Kalian baik-baik saja, L-ah, Jiyeon-ah?" tanya Minho yang mendekati kami berdua.
"Jangan melakukan ha-hal bodoh lagi" ucapku mulai melembut seperti biasanya. Aku sungguh tak tega melihatnya seperti ini, kemudian aku melihat ke arah Minho.
"Minho-ah, tolong jaga dongsaengku ne" ucapku kemudian meninggalkan Jiyeon bersama Minho. Sebenarnyaaku masih ingin disamping Jiyeon tapi bagaimanapun juga saat ini Minho yang lebih berhak disamping Jiyeon. Dan aku tak mungkin membicarakan masalah perasaanku terhadap Minho saat ini disaat Jiyeon masih terpukul atas insiden kecelakaan yang hampir saja menimpanya.
Aku berjalan menjauhi mereka, namun tak benar-benar meninggalkan mereka. aku mengawasi mereka dari jarak yang cukup dekat sehingga aku masih bisa mendengar apa yang mereka katakana.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 10
Start from the beginning
