"Ne Jiyeon-ah, mampirlah jika kau ada waktu" ucap Boram yang memang selalu ramah terhadap pelanggannya.
Selama di dalam mobil perjalanan pulang ke rumah, Jiyeon tampak diam dan termenung. Yeoja itu teringat seseorang yang tadi ia lihat di kedai es krim Boram eonnie. Siapa lagi jika bukan Myungsoo. Namun yang menjadikan perasaannya kacau bukanlah itu melainkan yeoja yang bersama dengan Oppanya.
Jiyeon melihat Myungsoo tengah bersenda gurau dengan yeoja yang cukup Jiyeon kenal yaitu Eunji. Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya ia melihat oppanya bersenda gurau dengan yeoja bernama Eunji itu, dan biasanya ia sama sekali tak perduli akan hal itu. Bahkan ia merasa yeoja itulah yang pantas untuk oppanya daripada yeoja-yeoja lain yang selalu tebar pesona dan membuat Jiyeon merasa jijik dengan sikap mereka kecuali Eunji, yeoja itu sangat baik dan Jiyeon mengenalnya sebagai sahabat Myungsoo sejak di Junior High School, sama seperti Minho.
Namun kali ini berbeda. Entah sejak kapan ia selalu merasa sesak di dadanya ketika melihat oppanya dekat dengan yeoja lain selain dirinya. Bahkan hanya melihat wajah oppanya saja, jantungnya serasa bekerja lebih cepat daripada biasanya dalam keadaan normal. Perasaan itu hampir sama dengan apa yang ia rasakan terhadap Minho. Hanya saja jika di dekat Minho, dia merasa hatinya begitu nyaman, tenang dan damai (apa maksudnya ini -____-), sedangkan ketika dia dekat dengan Myungsoo akhir-akhir ini dia selalu merasa gugup dan jantungnya selalu berdegup kencang melebihi batas normal, namun ia merasa sangat aman dan terlindungi meski terkadang sering terjadi adu mulut diantara mereka.
Minho sudah menghentikan mobilnya tepat diseberang rumah Jiyeon, namun yeoja itu sepertinya masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Chagi" panggil Minho namun Jiyeon tak bergeming sedikitpun.
"Chagi-ah" panggil Minho lagi sambil menepuk pelan pundak Jiyeon.
"Ne oppa, wae?" tanya Jiyeon yang akhirnya kembali ke alam sadarnya.
"Kita sudah sampai. Apa ada yang sedang kau pikirkan?" tanya Minho.
Jiyeon menggeleng, "Aniyo oppa. sebaiknya aku turun sekarang" ucap Jiyeon kemudian membuka pintu mobil.
Minho ikut turun hendak mengantar Jiyeon sampai ke depan pintu rumahnya.
"Kajja kuantar kau sampai di depan pintu rumah" ucap Minho.
Jiyeon tersenyum dan mengangguk mendapat tawaran dari Minho. Minho menggenggam erat tangan Jiyeon saat menyeberang jalan menuju rumah Jiyeon.
Sebenarnya Minho ingin memberhentikan mobilnya tepat di depan pintu gerbang rumah Jiyeon, namun yeoja itu menolak dengan alasan belum siap mengenalkan Minho kepada eommanya sebagai namjachingunya, meskipun sebelum-sebelumnya Minho juga sering main kerumahnya ketika bermain bersama Myungsoo. Namun Minho mencoba memaklumi alasan Jiyeon.
Ketika hampir mencapai pintu gerbang rumah Jiyeon, tiba-tiba yeoja itu berhenti. Tentu saja Minho juga ikut menghentikan langkahnya.
"Wae kau tiba-tiba berhenti?" tanya Minho.
Bukannya menjawab pertanyaan Minho, Jiyeon malah terlihat panik. Ia melihat ke kanan kirinya dan jalanan yang tadi ia lewati. Tiba-tiba saja Jiyeon melepaskan pegangan tangannya dari Minho.
"Oppa, ada barangku yang terjatuh. Aku harus mengambilnya" ucap Jiyeon cepat kemudian segera berlari ke arah jalan raya. Ketika Jiyeon berlari ke arah jalan raya, secara bersamaan Minho melihat sebuah mobil melaju dari arah kanan menuju Jiyeon yang sudah berada di tengah jalan. Minho bergegas menuju Jiyeon untuk menyelamatkan yeoja itu dan darimana datangnya, seseorang ternyata lebih cepat darinya untuk menyelamatkan Jiyeon.
Jiyeon terduduk dengan lemas di samping trotoar dengan kondisi yang sangat shock begitu terhindar dari mobil yang melaju cukup kencang ke arahnya.
"YAA...KAU ITU BODOH ATAU APA, HAH! BAGAIMANA BISA KAU BERDIRI DITENGAH JALAN SEPERTI ITU. BISA TIDAK KAU TAK MEMBUATKU KHAWATIR KIM JIYEON!!" bentak orang yang telah menyelamatkan Jiyeon lebih dulu. Terlihat dengan sangat jelas betapa cemas dan khawatirnya namja itu.
Biasanya jika sudah dibentak seperti itu, Jiyeon akan melawan bahakan membalas, namun kali ini yeoja itu hanya terdiam sambil memegang erat sesuatu yang hampir saja membuat nyawanya melayang.
"Kalian baik-baik saja, L-ah, Jiyeon-ah?" tanya Minho mendekati Jiyeon dan juga orang yang telah menolong Jiyeon.
"Jangan melakukan ha-hal bodoh lagi" ucap Myungsoo dengan suara lembut seperti biasanya.
"Minho-ah, tolong jaga dongsaengku ne" ucap Myungsoo kemudian meninggalkan Jiyeon bersama Minho.
"Chagi-ah, gwaenchana? Apa ada yang terluka?" tanya Minho khawatir.
Bukannya menjawab, Jiyeon malah menangis. Awalnya pelan tapi tiba-tiba begitu keras sehingga Minho memeluk tubuh yeoja itu dan membenamkan kepalanya di dada bidangnya. Minho membiarkan Jiyeon menangis sepuasnya.
Tak jauh dari tempat mereka berdua, Myungsoo menyaksikan kedekatan keduanya dengan hati yang miris.
'Sebenarnya apa yang kau lakukan Jiyeonnie-ah? Wae kau membahayakan dirimu seperti itu? wae kau selalu membuatku khawatir?' ucap Myungsoo dalam hati.
Sedangkan Jiyeon, ditengah tangisnya di dalam dekapan Minho, ia memegang erat sesuatu yang menjadi alasannya hampir membahayakan nyawanya.
'Mianhae L-oppa, mianhae jebal mianhaeyo' ucap Jiyeon lirih dalam hati.
'Aku berjanji tak akan melepaskan tanganmu lagi, Jiyeon-ah' ucap Minho dalam hati sambil terus memeluk Jiyeon dan menenangkan yeoja yang dicintainya.
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 9
Mulai dari awal
