"Keumanhae Eunji-ah....dia bukan dongsaengku" teriak Myungsoo marah membuat Eunji sedikit terkejut, untung saja tempat mereka bicara sangat sepi, tak ada hagsaeng lain yang ada disana kecuali mereka berdua.
"MWO?! Jiyeon bukan dongsaengmu?" tanya Eunji memastikan.
"Ne, kami bukan saudara kandung. Orang tuaku mengadopsi Jiyeon 7 tahun yang lalu. Kami tak memiliki ikatan darah apapun dan kami menjadi saudara hanya di selembar kertas. Jadi, apakah salah kalau aku memiliki perasaan terhadapnya Eunji-ah. " jelas Myungsoo frustasi kemudian pergi meninggalkan Eunji yang masih berdiri mematung mendengar penjelasan Myungsoo.
Kim Company, perusahaan yang dimiliki oleh Kim Hyun Joong sedang berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan tekstil dan juga kosmetik ini menuai banyak keuntungan karena produk mereka yang makin hari makin laris dipasaran sehingga banyak investor yang ingin menanamkan modal di perusahaan tersebut, salah satunya Park Company, salah satu perusahaan terbesar di Korea yang memiliki akses perdangangan hampir di beberapa penjuru dunia.
"Sajangnim, Tn. Park dari Park Company sudah datang dan ingin bertemu dengan Anda" ucap sekretaris Hyun Joong.
"Persilahkan beliau masuk, Nana-ssi" ucap Hyun Joong pada sekretarisnya.
Tak berapa lama kemudian tamu yang ditunggu tersebut masuk ke dalam ruangan Hyun Joong. Penampilannya tak jauh berbeda dengan Hyun Joong yang memakai jas rapi dan terlihat berwibawa. Senyum tak pernah lepas dari wajah namja paruh baya itu.
"Annyeong Hyun Joong-ssi" sapa tamu tersebut.
"Annyeong Jungsoo-ssi" balas Hyun Joong menyambut tamu tersebut ramah.
Hyun Joong mempersilahkan Jungsoo untuk duduk dan kemudian untuk beberapa saat mereka terlibat pembicaraan mengenai rencana kerjasama antara kedua perusahaan. Pembicaraan diantara keduanya tampak berjalan lancer bahkan mereka berbincang layaknya teman lama yang baru saja bertemu kembali.
"Hyun Joong-ssi semoga kerjasama ini saling menguntungkan untuk perusahaan kita ne, dengan begitu kita bisa menguasai pasar dunia khususnya di Asia" ucap Jungsoo.
"Ne Jungsoo-ssi, aku juga berharap demikian. Dukungan dari Park Company tentunya akan membawa pengaruh baik untuk perusahaan ini" sahut Hyun Joong.
"Kau begitu merendah Hyun Joong-ssi, pantas saja perusahaan ini berkembang begitu cepat karena kau mengelolanya dengan sangat baik" ujar Jungsoo memuji Hyun Joong.
"Tak perlu berlebihan memujiku Jungsoo-ssi. Ini semua berkat kerja keras semua karyawan dan tentu saja dukungan dari keluargaku" ujar Hyun Joong seraya menatap foto keluarganya yang ia pajang di meja kerjanya.
"Sepertinya keluargamu begitu bahagia Hyun Joong-ssi" ucap Jungsoo mengikuti arah pandang Hyun Joong yang menatap foto keluarganya.
"Ne Jungsoo-ssi, aku beruntung memiliki anae dan aegi seperti mereka. Merekalah yang membuatku selalu bersemangat untuk bekerja" ujar Hyun Joong tersenyum kecil mengingat keluarganya.
"Kau memang beruntung Hyun Joong-ssi, kau memiliki keluarga yang begitu hangat dengan dua aegi yang mewarnai kehidupan keluarga kalian" ucap Jungsoo dengan tatapan sendu ke arah foto keluarga Hyun Joong yang terlihat bahagia.
"Jika kau ada waktu, berkunjunglah ke rumah kami. Akan kuperkenalkan dengan istri dan aegiku" ucap Hyun Joong.
"Ne gomawo Hyun Joong-ssi, aku pasti akan berkunjung ke rumahmu bersama anaeku" ucap Jungsoo.
Di tempat lain, Jiyeon terlihat murung dan melamun di dalam kelas yang saat itu tengah bebas karena saat itu guru yang mengajar sedang berhalangan hadir. Jiyeon bahkan tidak sadar ketika ketiga chingunya menghampirinya.
"Yeonnie-ah" panggil Jieun namun tak mendapat respon.
"Jiyeonnie" panggil Sulli yang juga tetap tak mendapat respon dari Jiyeon.
"YAA KIM JIYEON" seru Krystal mengagetkan Jiyeon yang akhirnya tersadar dengan lamunannya.
"Wae kau berteriak seperti itu Krystal-ah" sahut Jiyeon menutup telinganya karena Krystal memang berteriak tepat di telinganya.
"Omoo...sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan, eoh?" tanya Krystal yang duduk disamping Jiyeon saat ini.
"Anhi...aku tidak sedang memikirkan apapun" bohong Jiyeon.
"Yeonnie-ah bukankah kau baru saja jadian dengan Minho sunbae yang kau idam-idamkan sejak lama. Seharusnya kau senang keundae justru yang kulihat malah sebaliknya" ujar Jieun yang sedari tadi mengamati raut wajah Jiyeon.
"Tentu saja aku senang dan bahagia Jieun-ah" ucap Jiyeon tersenyum lebar yang lebih terlihat dipaksakan.
"Jiyeonnie-ah, apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dari kami?" tanya Sulli lembut.
"Aniyo chingu-ah...tak ada yang kusembunyikan dari kalian. Sungguh" ucap Jiyeon meyakinkan.
"Jiyeon-ah, kami tak akan memaksamu untuk mengatakannya jika kau memang tak ingin membagi masalahmu dengan kami. Keundae ingatlah kalau kami akan selalu siap membantumu kapanpun" ucap Krystal seraya menepuk pundak Jiyeon dan tersenyum.
Jiyeon tersenyum dan menatap satu persatu wajah ketiga sahabatnya, 'Gomawo chingu-ah...mianhae aku belum siap mengatakannya, aku bahkan tak tahu bagaimana perasaanku yang sebenarnya' ucap Jiyeon dalam hati.
Di waktu yang sama, Minho menghampiri Myungsoo yang tengah latihan mendribble bola basket disaat jam olahraga.
"L-ah" panggil Minho.
"Ne Minho-ah" sahut Myungsoo menghentikan kegiatannya dan menatap Minho, berusaha bersikap seperti biasa.
"Ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu" ujar Minho.
"Ne?"
"L-ah mianhae karena aku mendekati dongsaengmu dan aku sudah menyatakan perasaanku padanya" ucap Minho tenang.
"Jinjja? Kau benar-benar menyukai dongsaengku yang cerewet itu? Aigo, kurasa kau perlu memeriksakan matamu Minho-ah keundae kau pasti diterima olehnya dengan mudah Minho-ah karena dia sangat menyukaimu" ucap Myungsoo dengan sedikit senyum yang dipaksakan untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya.
"Kau tak marah padaku?" tanya Minho memastikan.
"Untuk apa aku harus marah padamu, Minho-ah. Kau sahabatku. Dan kau namja yang paling baik untuk dongsaengku. Jaga dia dan jangan buat dia menangis ne. biar cerewet begitu sebenarnya ia sangat cengeng" ujar Myungsoo kemudian meninggalkan Minho dan melanjutkan latihannya mendribble bola.
Minho memandang punggung Myungsoo yang berlari sambil mendribble bola, 'Mianhae L-ah, aku mencintainya. Aku juga tak ingin kau terluka dengan perasaan itu' ucap Minho dalam hati.
Dari jarak yang cukup dekat, Eunji memperhatikan kedua namja yang merupakan sahabatnya itu. Untuk kali ini ia tak bisa melakukan apapun untuk membantu sahabat-sahabatnya.
Di satu sisi ia berpikir Minho tak bersalah karena ia mencintai Jiyeon, dongsaeng Myungsoo. Sedangkan di sisi lain ia merasa prihatin melihat Myungsoo memendam perasaannya kepada yeoja yang ia sebut dongsaeng meskipun sebenarnya tak ada hubungan darah diantara mereka.
To be continue...
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 8
Start from the beginning
